Berikut ada adalah contoh gambaran makalah kebidanan yang bisa di jadikan panduan bagi mahasiswi baru yang mungkin masih bingung dalam membuat sebuah makalah.Semoga dengan adanya contoh makalah ini dapat membatu meringankan sakit kepala adik-adik sekalian.hehehe just kidding ^_^
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Bidan adalah seorang wanita yang mengikuti dan menyelesaikan pendidikan kebidanan yang diakui oleh pemerintah, lulus ujian sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dan mendapat izin yang sah dari dinas kesehatan. Bidan juga dapat didefenisikan sebagai seorang petugas kesehatan yang terlatih secara formal maupun nonformal tetapi bukan seorang dokter, yang membantu kelahiran bayi serta perawatan maternal terkait. Bidan dikenal sebagai professional yang bertanggung jawab yang berkerja sebagai mitra perempuan dalam memberikan dukungan yang diperlukan, asuhan dan saran selama kehamilan, periode persalinan dan post partum dan melakukan pertolongan persalinan. Bidan adalah salah satu profesi tertua. Bidan terlahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu dalam melahirkan bayinya sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik.
Bidan bekerja berdasarkan pada pandangan filosofi yang dianut keilmuan, metode kerja, standar praktik, pelayanan dan kode etik profesi yang dimiliki. Suatu jabatan profesi yang disandang oleh anggota profesi tentu mempunyai ciri- ciri yang mampu menunjukkan sebagai jabatan yang professional. Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir struktural.Pada saat ini pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional bidan,serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara formal maupun non formal yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya.Fungsi bidan nantinya dapat sebagai pelaksana,pendidik,peneliti, dan bidan koordinator.
Sedangkan karir bidan dalam jabatan struktural tergantung dimana bidan bertugas apakah dirumah sakit,puskesmas,bidan didesa atau instansi swasta.Karir tersebut dapat dicapai oleh bidan ditiap tatanan pelayanan kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan ,kesempatan,dan kebijakan yang ada
BAB II
PEMBAHASAN
A. Job Fungsional Bidan
Pengembangan karir merupakan kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang pegawai negeri pada suatu organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi. Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karier struktural yaitu: Karier Fungsional Pengembangan karier bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional sebagai bidan serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara formal maupun secara non formal yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya. Fungsi bidan nantinya dapat sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti, bidan koordinator dan bidan penyelia.
Karier Struktural Karier bidan dalam jabatan struktural tergantung dimana bidan bertugas apakah di Rumah Sakit, Puskesmas, Bidan di desa atau Bidan di institusi swasta. Karier dapat dicapai oleh bidan di tiap tatanan pelayanan kebidanan atau pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan, kesempatan dan kebijakan yang ada. Job fungsional merupakan kedudukan yang menunjukkan tugas, kewajiban, hak serta wewenang pegawai negri sipil yang dalam melaksanakan tugasnya diperlukan keahlian tertentu serta kenaikan pangkatnya menggunakan angka kredit. Jenis job fungsional dibidang kesehatan:Dokter, Dokter gigi,Perawat, Bidan, Apoteker, Asisten apoteker, Pengawas farmasi makanan dan minuman,Pranata laboratorium, Entomolog, S3 Kebidanan,S2 Kebidanan, S1 Kebidanan ,SLTA ,Bidan bukan D III Kebidanan, D IV, Bidan pendidik, Epidemiolog, Sanitarian, Penyuluhan kesehatan masyarakat, Perawat gigi, Administrator kesehatan, Nutrisionis.
Karir bidan meliputi karir fungsional dan karir struktural.Pada saat ini pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional bagi bidan, serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara formal maupun non formal yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya.Fungsi bidan nantinya dapat sebagai pelaksana, pendidik, peneliti, bidan koordinator dan bidan penyelia. Sedangkan karir bidan dalam jabatan struktural tergantung dimana bidan bertugas apakah dirumah sakit, puskesmas, bidan didesa atau instansi swasta. Karir tersebut dapat dicapai oleh bidan ditiap tatanan pelayanan kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan, kesempatan, dan kebijakan yang ada.
Dalam konteks ini, dapat dilihat bahwa job bidan merupakan job fungsional profesional sehingga berhak mendapat tunjangan fungsional. Bidan sebagai tenaga professional termasuk rumpun kesehatan. Untuk menjadi jabatan professional, bidan harus mampu menunjukkan ciri-ciri jabatan professional. Syarat bidan sebagai jabatan professional, yaitu :
1. Memberi pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis.
2. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan.
3. Keberadaanya diakui dan diperlukan masyarakat.
4. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas.
5. Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah.
6. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah.
7. Memiliki kode etik bidan 8. Memiliki etika bidan.
9. Memiliki standar pelayanan.
10.Memiliki standar praktik.
11.Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi sebagai kebutuhan masyarakat..
12.Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan kompetensi
B. Macam-Macam Job Fungsional Bidan
Bidan Macam-macam Job Fungsional Bidan, antara lain : Memberikan pelayanan kebidanan sebagai tenaga terlatih. Bidan yang telah lulus dari pendidikan kebidanan yang terakreditasi dan telah memiliki Surat Ijin Bidan dan Surat Ijin Praktek Bidan dapat memberikan pelayanan kebidanan baik di rumah sakit, Puskesmas, Polindes, maupun sebagai Bidan Praktek Swasta (BPS) sebagai tenaga kesehatan yang terlatih. Meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat Bidan memiliki kemampuan untuk memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, misalnya dalam kegiatan Posyandu.
Meningkatkan upaya penerimaan gerakan KB. Bidan sangat berperan penting dalam meyakinkan masyarakat, terutama di pedesaan, akan pentingnya penggunaan alat kontrasepsi agar tercipta keluarga bahagia dan sejahtera. Pendidikan dukun beranak. Tidak dapat dipungkiri bahwa jasa dukun beranak masih banyak diminati oleh ibu hamil khususnya didaerah pedesaan dan daerah tertinggal. Namun, pengetahuan serta keterampilan dukun dalam menolong persalinan serta perawatan ibu post partum sangat terbatas sehingga dibutuhkan kontribusi bidan dalam memberikan pelatihan kepada dukun. Bidan juga bekerja sama dengan dukun dengan pembagiankerja yaiti saat prepartum hingga proses persalinan menjadi tanggung jawab dan kewenangan bidan sedangkan masa postpartum dapat diambil alih oleh dukun beranak. Meningkatkan sistem rujukan. Tidak semua persalinan dapat ditolong oleh bidan.
Pada persalinan patologis bidan tidak memiliki kewenangan untuk menanganinya sehingga diperlukan adanya rujukan segera kepada tenaga kesehatan yang lebih berkompeten dalam menangani persalinan patologis. Sebagai pelaksana asuhan/ pelayanan kebidanan.
Bidan merupakan tenaga yang berkompeten dan memiliki keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil,seperti pelayanan KIA dan KB Sebagai pengelola pelayanan KIA/ KB. Pelayanan KIA/KB merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanankan oleh bidan dalam menjalankan asuhan kebidanan Sebagai pendidik klien, keluarga, masyarakat dan calon tenaga kesehatan. Bidan selain berkewajiban memberikan konseling dan informasi, bidan juga harus dapat memberikan edukasi atau pendidikan kepada klien dan juga keluarganya. Selain klien dan keluarganya,ruang lingkup pendidikan yang diberikan oleh bidan juga harus mencakup masyarakat dan calon tenaga kesehatan .
Sebagai pelaksana penelitian dalam pelayanan kebidanan Dengan perkembangan IPTEK yang semakin pesat,bidan dituntut selalu update pengetahuan terkini dan melakukan penelitian-penelitian yang dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.
C. Pengaruh Pendidikan Berkelanjutan terhadap Job Fungsional Bidan
Pendidikan Berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan / pelayanan dan standar yang telah ditentukan oleh konsil melalui pendidikan formal dan non formal. Dalam mengantisipasi tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin bermutu terhadap pelayanan kebidanan, perubahan – perubahan yang cepat dalam pemerintahan maupun dalam masyarakat dan perkembangan IPTEK serta persaingan yang ketat di era global ini diperlukan tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan yang berkualitas baik tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap profesionalisme.
Pengembangan pendidikan kebidanan seyogyanya dirancang secara berkesinambungan, berjenjang dan berlanjut sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup bagi bidan yang mengabdi ditengah – tengah masyarakat. Pendidikan yang berkelanjutan ini bertujuan untuk mempertahankan profesionalisme bidan baik melalui pendidikan formal, maupun pendidikan non formal. Namun IBI dan pemerintah menghadapi berbagai kendala untuk memulai penyelenggaraan program pendidikan tersebut. Pendidikan formal yang telah dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta dengan dukungan IBI adalah program D III dan D IV kebidanan.
Pemerintah telah berupaya untuk menyediakan dana bagi bidan di sektor pemerintah melalui pengiriman tugas belajar keluar negeri. Di samping itu IBI mengupayakan adanya badan – badan swasta dalam dan luar negeri khusus untuk program jangka pendek. Selain itu IBI tetap mendorong anggotanya untuk meningkatkan pendidikan melalui kerjasama dengan universitas di dalam negeri. Pendidikan berkelanjutan sangat menentukan kualitas seorang bidan terutama dalam menjalankan Job fungsionalnya. Semakin tinggi jenjang pendidikan berkelanjutan bidan, maka keahlian bidan tersebut dalam menjalankan Job Fungsionalnya semakin berkualitas
BAB III
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional bagi bidan,serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara formal maupun non formal yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya. Job fungsional seorang bidan berorientasi pada kualitas dan tingkat jenjang pendidikan berkelanjutan.
B. Saran
Saran Bidan harus selalu update pengetahuan baru seperti mengikuti seminar-seminar dan pelatihan agar kualitas pelayanan kebidananan sebagai pelaksana job fungsional semakin optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, ME, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 2, Jakarta : EGC, 2000.
Tucker,Susan Martin,Standar Perawatan Pasien edisi 5, Jakarta : EGC, 1998.
Long, Barbara C, Perawatan Medikal Bedah, Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996.
Priguna Sidharta, Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek, Jakarta : Dian Rakyat, 1996.
Chusid, IG, Neuroanatomi Korelatif dan Neurologi Fungsional, Yogyakarta : Gajahmada University Press, 1993