Herpes Genitalis

Herpes Genitalis Pada Wanita dan Pria

Herpes Genitalis disebabkan oleh virus herpes simplex – HSV tipe 1 dan 2 antibodi HSV 2 ditemukan pada 7.6% darah donor, namun hanya 50% yang menyatakan pernah menderita herpes genitalis. Disimpulkan bahwa banyak infeksi herpes yang bersifat subklinis. Kasus yang disebabkan oleh HSV tipe 2 terutama dijumpai pada wanita muda. Lesi awal berupa pembentukan erupsi veskular atau ulserasi yang akut dan diikuti dengan penyembuhan secara spontan. HSV mengalami penjalaran melalui nervus sensorik perifer kedalam ganglion dorsal dan tetap tinggal dalam fase istirahat.(masa laten), reaktivasi akan menyebabkan timbulnya lesi ulangan dan memiliki potensi penularan.

Herpes Genitalis Pada Wanita dan Pria

Gejala dan Tanda Herpes Genitalis

Infeksi Primer :
Merupakan paparan pertama kali terhadap HSV 1 atau 2 yang dapat menyebabkan lesi vulva dan disuria namun kadang kadang juga tanpa gejala. Seringkali di diagnosa sebagai infeksi traktus urinarius atau candidiasis. Pada pemeriksaan ditemukan ulkus multiple yang disertai rasa nyeri hebat. Kadang disertai dengan pembesaran kelenjar inguinal.

Infeksi non-primer : episode pertama herpes genitalis
  • Terjadi pada penderita dengan riwayat lesi oro-labial HSV-1 yang kemudian mendapatkan infeksi genital-HSV 2.
  • Terdapat perlindungan silang dari infeksi oro-labial sehingga gejala yang ditimbulkan oleh HSV 2 lebih ringan dibandingkan gejala yang ditimbulkan oleh infeksi HSV 1.

Infeksi non primer ini biasanya lebih asimptomatik dibandingkan infeksi primer.

Herpes Rekuren
Episode ulangan dapat asimptomatik (subklinis). Gejala yang timbul biasanya ebih ringan dibandingkan infeksi pertama. Seringkali didahului oleh rasa gatal, pedih atau ngilu di area yang akan timbul erupsi. Pada pemeriksaan dijumpai satu atau dua ulcus yang meliputi area kecil, 90% penderita infeksi HSV 2 dan 60% pada infeksi HSV 1 akan mengalami kekambuhan dalam tahun pertama. Rata rata kekambuhan 2 kali pertahun , namun beberapa penderita memperlihatkan gejala ulangan yang lebih sering

DIAGNOSIS
Metode diagnosa utama adalah kultur virus pada ulkus

TERAPI dan PENATALAKSANAAN

Herpes primer dan episode infeksi pertama kali 
Obat antivirus untuk menurunkan berat dan lamanya gejala. Obat ini tidak dapat mencegah latensi sehingga tidak dapat mencegah serangan ulang
Regimen :
Acyclovir 3 dd 200 mg selama 5 hari ( untuk ibu hamil dan menyusui)
Famcyclovir 3 dd 250 mg selama 5 hari
Valciclovir 2 dd 500 mg selama 5 hari
Analgesik :
Pemeriksaan PMS lain
Penjelasan akan kemungkinan berulangnya penyakit

Herpes Genital Rekuren
Rekurensi bersifat “self limiting” dengan terapi suportif
Rekurensi dapat diringankan dengan pemberian antiviral sedini mungkin saat erupsi belum muncul
Dosis :
Acyclovir 5 dd 200 mg selama 5 hari
Famciclovir 2 dd 125 mg selama 5 hari
Valaciclovir 1 dd 500 mg selama 5 hari

KOMPLIKASI
Infeksi primer yang terjadi pada masa kehamilan , khususnya bila terjadi pada trimester III akan dapat menular ke neonatus saat melewati jalan lahir.
Herpes Genitalis meningkatkan kemungkinan infeksi HIV 2 – 3 kali lipat
Masalah psikologi akibat serangan yang sering berulang
Infeksi primer dapat menyebabkan meningitis atau neuropatia otonomik
Infeksi jarang menyebar keseluruh tubuh hingga “life threatening”
Keadaan ini sering terjadi pada ganguan kekebalan dan masa kehamilan. 

Herpes Genitalis Pada Wanita dan Pria


gejala herpes simplex
pencegahan herpes genitalis
ciri ciri penyakit herpes pada wanita
pengobatan herpes simplex
pengobatan penyakit herpes
cara mengobati herpes pada kemaluan pria
herpes simpleks pdf
pengobatan herpes zoster
herpes genital

Rujukan :
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Genital Herpes Fact Sheet. Updated 1/4/08. 
Gardella, C., and Brown, Z.A. Serologic Testing for Herpes Simplex Virus. Contemporary Ob/Gyn, October 2007, pages 54-58. 
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). Management of Herpes in Pregnancy. ACOG Practice Bulletin, number 82, June 2007. 
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines 2006. Morbidity and Mortality Weekly Report, volume 55, RR-11, August 4, 2006.
Brown, Z.A., et al. Genital Herpes Complicating Pregnancy. Obstetrics and Gynecology, volume 106, number 4, October 2005, pages 845-856.
Kimberlin, D.W., et al. Natural History of Neonatal Herpes Simplex Virus Infections in the Acyclovir Era. Pediatrics, volume 108, number 2, August 2001.

Anamnesa dan Pemeriksaan Obstetri


Pemeriksaan Obstetri Pada Ibu Hamil


  1. Makalah Pemeriksaan Obstetri
Keluhan utama yang pada umumnya menyebabkan ibu hamil mengunjungi sarana pelayanan kesehatan IBU dan ANAK adalah:
  • Berhubungan dengan masalah kehamilan 
  • Memastikan adanya dugaan kehamilan. 
  • Ingin mengetahui usia kehamilan. 
  • Mual, muntah dan atau nyeri kepala. 
  • Perdarahan pervaginam. 
  • Keluar cairan pervaginam (air ketuban, leukorea?) 
  • Merasakan gerakan anak yang kurang atau bahkan tidak bergerak. 
  • Merasa akan melahirkan (inpartu). 
  • Berhubungan dengan penyakit yang menyertai kehamilan 
  • Penyakit infeksi. 
  • Penyakit sistemik atau penyakit kronis yang sudah dirasakan sebelum kehamilan ini.

Anamnesa dan Pemeriksaan Obstetri


Berdasarkan atas keluhan utama diatas, dokter harus dapat mengembangkan anamnesa dan pemeriksaan fisik lanjutan untuk menentukan status kesehatan penderita dalam rangka perencanaan pengelolaan kasus lebih lanjut.


Sebelum memberikan pelayanan, klien harus dimintai persetujuannya( “informed consent”) untuk mencegah terjadinya konflik masalah etik pada kemudian hari.

Pelayanan antenatal bertujuan untuk mengetahui status kesehatan ibu hamil, konseling persiapan persalinan, penyuluhan kesehatan, pengambilan keputusan dalam rujukan dan membimbing usaha untuk membangun keluarga sejahtera.

Kunjungan pertama merupakan kesempatan untuk menumbuhkan rasa percaya ibu sehingga dia merasa nyaman untuk membicarakan masalah dirinya kepada dokter.

Rasa nyaman dapat ditumbuhkan pada diri pasien bila :
Pemeriksaan dilakukan ditempat yang tertutup, bersifat pribadi dengan kerahasiaan yang terjaga dengan baik. Apa yang dikatakan oleh ibu didengar dan diperhatikan secara baik. Pasien diperlakukan dengan penuh rasa hormat. 

  • ANAMNESA
Identitas pasien
Nama , alamat dan usia pasien dan suami pasien.
Pendidikan dan pekerjaan pasien dan suami pasien.
Agama, suku bangsa pasien dan suami pasien.
Anamnesa obstetri
Kehamilan yang ke …..
Hari pertama haid terakhir-HPHT ( “last menstrual periode”-LMP )
Riwayat obstetri:
Usia kehamilan : ( abortus, preterm, aterm, postterm ).
Proses persalinan ( spontan, tindakan, penolong persalinan ).
Keadaan pasca persalinan, masa nifas dan laktasi.
Keadaan bayi ( jenis kelamin, berat badan lahir, usia anak saat ini ).
Pada primigravida :
Lama kawin, pernikahan yang ke ….
Perkawinan terakhir ini sudah berlangsung …. Tahun.
Anamnesa tambahan:
Anamnesa mengenai keluhan utama yang dikembangkan sesuai dengan hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan (kebiasaan buang air kecil / buang air besar, kebiasaan merokok, hewan piaraan, konsumsi obat-obat tertentu sebelum dan selama kehamilan).

  • PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik umum
Kesan umum (nampak sakit berat, sedang), anemia konjungtiva, ikterus, kesadaran, komunikasi personal.
Tinggi dan berat badan.
Tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan, suhu tubuh.
Pemeriksaan fisik lain yang dipandang perlu.
Pemeriksaan khusus obstetri
Inspeksi :
Chloasma gravidarum.
Keadaan kelenjar thyroid.
Dinding abdomen ( varises, jaringan parut, gerakan janin).
Keadaan vulva dan perineum.
Palpasi
Maksud untuk melakukan palpasi adalah untuk :
Memperkirakan adanya kehamilan.
Memperkirakan usia kehamilan.
Presentasi - posisi dan taksiran berat badan janin.
Mengikuti proses penurunan kepala pada persalinan.
Mencari penyulit kehamilan atau persalinan.


PALPASI ABDOMEN PADA KEHAMILAN

Tehnik :
  • Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi yang akan saudara lakukan pada ibu. 
  • Ibu dipersilahkan berbaring telentang dengan sendi lutut semi fleksi untuk mengurangi kontraksi otot dinding abdomen. 
  • Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan berdiri disamping kanan ibu dengan menghadap kearah muka ibu ; pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik arah sehingga menghadap kearah kaki ibu. 
Anamnesa dan Pemeriksaan Obstetri

Leopold I :

  • Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri. 
  • Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan. 
  • Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus ( bokong atau kepala atau kosong ). 

Anamnesa dan Pemeriksaan Obstetri

Leopold II :
  • Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping kiri dan kanan umbilikus. 
  • Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut jantung janin nantinya. 
  • Tentukan bagian-bagian kecil janin. 
Anamnesa dan Pemeriksaan Obstetri

Leopold III :

  • Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien. 
  • Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan. 
  • Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah sudah mengalami engagemen atau belum. 
Anamnesa dan Pemeriksaan Obstetri

Leopold IV :

  • Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki pasien. 
  • Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin. 
  • Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin. 
Anamnesa dan Pemeriksaan Obstetri

Menentukan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan usia kehamilan berdasarkan parameter tertentu ( umbilikus, prosesus xyphoideus dan tepi atas simfisis pubis).

VAGINAL TOUCHER PADA KASUS OBSTETRI


Indikasi vaginal toucher pada kasus kehamilan atau persalinan: Sebagai bagian dalam menegakkan diagnosa kehamilan muda. Pada primigravida dengan usia kehamilan lebih dari 37 minggu digunakan untuk melakukan evaluasi kapasitas panggul (pelvimetri klinik) dan menentukan apakah ada kelainan pada jalan lahir yang diperkirakan akan dapat mengganggu jalannya proses persalinan pervaginam. Pada saat masuk kamar bersalin dilakukan untuk menentukan fase persalinan dan diagnosa letak janin. Pada saat inpartu digunakan untuk menilai apakah kemajuan proses persalinan sesuai dengan yang diharapkan. Pada saat ketuban pecah digunakan untuk menentukan ada tidaknya prolapsus bagian kecil janin atau talipusat. Pada saat inpartu, ibu nampak ingin meneran dan digunakan untuk memastikan apakah fase persalinan sudah masuk pada persalinan kala II. 


Tehnik
  • Vaginal toucher pada pemeriksaan kehamilan dan persalinan: 
  • Didahului dengan melakukan inspeksi pada organ genitalia eksterna. 
  • Tahap berikutnya, pemeriksaan inspekulo untuk melihat keadaan jalan lahir. 
  • Labia minora disisihkan kekiri dan kanan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri dari sisi kranial untuk memaparkan vestibulum.)

Anamnesa dan Pemeriksaan Obstetri
Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dalam posisi lurus dan rapat dimasukkan kearah belakang - atas vagina dan melakukan palpasi pada servik.

Anamnesa dan Pemeriksaan Obstetri

Menentukan dilatasi (cm) dan pendataran servik (prosentase).
Menentukan keadaan selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah, bila sudah pecah tentukan :

  • Warna 
  • Bau 
  • Jumlah air ketuban yang mengalir keluar 
Menentukan presentasi (bagian terendah) dan posisi (berdasarkan denominator) serta derajat penurunan janin berdasarkan stasion. 

Anamnesa dan Pemeriksaan Obstetri


Menentukan apakah terdapat bagian-bagian kecil janin lain atau talipusat yang berada disamping bagian terendah janin (presentasi rangkap – compound presentation).Pada primigravida digunakan lebih lanjut untuk melakukan pelvimetri klinik : 

  • Pemeriksaan bentuk sacrum 
  • Menentukan apakah coccygeus menonjol atau tidak. 
  • Menentukan apakah spina ischiadica menonjol atau tidak. 
  • Mengukur distansia interspinarum. 
  • Memeriksa lengkungan dinding lateral panggul. 
  • Meraba promontorium, bila teraba maka dapat diduga adanya kesempitan panggul (mengukur conjugata diagonalis). 
  • Menentukan jarak antara kedua tuber ischiadica. 
Auskultasi
  • Auskultasi detik jantung janin dengan menggunakan fetoskop de Lee. 
  • Detik jantung janin terdengar paling keras didaerah punggung janin. 
  • Detik jantung janin dihitung selama 5 detik dilakukan 3 kali berurutan selang 5 detik sebanyak 3 kali. 
  • Hasil pemeriksaan detik jantung janin 10 – 12 – 10 berarti frekuensi detik jantung janin 32 x 4 = 128 kali per menit. 
  • Frekuensi detik jantung janin normal 120 – 160 kali per menit. 

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium rutin (Hb dan urinalisis serta protein urine).

Anamnesa dan Pemeriksaan Obstetri
  • Pemeriksaan laboratorium khusus. 
  • Pemeriksaan ultrasonografi. 
  • Pemantauan janin dengan kardiotokografi. 
  • Amniosentesis dan Kariotiping. 

10 KESIMPULAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN:

Sebagai kesimpulan hasil pemeriksaan kehamilan harus disebutkan 10 hal berikut dibawah ini :
Hamil atau tidak hamil ( berdasarkan tanda pasti kehamilan ).
Primigravida atau multigravida.
G (gravida ) ………P(para) 1 – 2 – 3 – 4.
Jumlah partus aterm (> 37 minggu/ berat anak > 2500 g).
Jumlah partus preterm (22 – 37 minggu / berat anak < 2500g )
Jumlah abortus ( < 20 minggu ).
Jumlah anak hidup saat ini.
Anak hidup atau mati.
Usia kehamilan ( aterm / preterm ……… minggu ).
Letak anak :
Situs : misalnya situs longitudinal.
Habitus : misalnya fleksi.
Posisi : misalnya punggung kiri dengan ubun-ubun kecil kiri melintang.
Presentasi : misalnya presentasi belakang kepala.
Kehamilan intra atau ekstrauterin.
Hamil tunggal atau kembar.
Inpartu atau tidak ( sebutkan tahapan persalinan)
Keadaan jalan lahir : tumor jalan lahir, hasil pemeriksaan pelvimetri klinik, cacat rahim pasca sectio caesar atau miomektomi intramural.
Keadaan umum ibu :
Komplikasi atau penyakit penyakit yang menyertai kehamilan atau persalinan ( misal: pre – eklampsia, anemia , hepatitis dsb nya )
Komplikasi persalinan ( misal : “secondary arrest” , kala II memanjang, gawat janin )

DIAGNOSA :
Diagnosa ibu :
misalnya :
G 1 P 0000 inpartu kala I fase aktif
(Penyulit kehamilan) Pre eklampsia berat dan anemia gravidarum
Diagnosa anak :
Misalnya : janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi belakang kepala.

TERAPI / SIKAP / TINDAKAN / RENCANA TINDAKAN & TINDAK LANJUT:

Misalnya :
Pasang infuse dan dauer katheter
Pemberian Mg SO4 dosis bolus dan dosis pemeliharaan
Observasi keadaan umum ibu (tekanan darah dan pernafasan , gejala subjektif, kejang, kesadaran, produksi urine
Observasi kemajuan persalinan ( detik jantung janin, kontraksi uterus, penurunan janin dan tanda-tanda ruptura uteri iminen - lingkaran Bandl)
Antisipasi terjadinya perdarahan pasca persalinan ( oleh karena pemberian MgSO4 dan adanya anemia gravidarum )
Buat partograf
Evaluasi 4 jam
Bila kemajuan persalinan berlangsung dengan normal, direncanakan untuk melakukan persalinan pervaginam dengan mempercepat persalinan kala II menggunakan ekstraksi cunam atau vakum.

PROGNOSA: penentuan prognosa meliputi prognosa ibu dan anak

Prinsip Obstetri :

Primum non nocere : merupakan sesuatu yang teramat penting adalah tidak membuat keadaan menjadi semakin buruk 
Non vi sed arte : melakukan tindakan medis bukan dengan kekuatan fisik namun dengan ketrampilan 

Penolong persalinan yang baik bukan hanya sekedar terampil dalam melakukan tindakan, akan tetapi juga yang mampu untuk mencegah terjadinya penyulit kehamilan dan atau persalinan dengan melakukan perawatan antenatal secara baik dan benar.

INGAT !!! PEMERIKSAAN ANTENATAL YANG BURUK DAN DIKERJAKAN SECARA SEMBARANGAN JAUH LEBIH BURUK DIBANDINGKAN DENGAN TANPA PEMERIKSAAN ANTENATAL SAMA SEKALI.

cara penulisan status obstetri
pemeriksaan obstetri dan ginekologi
langkah langkah pemeriksaan obstetri dasar
riwayat obstetri gpa
contoh pemeriksaan obstetri
pemeriksaan obstetri ppt
status obstetri pdf
pengertian riwayat obstetri

Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan RI : “Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar Berbasis Hak Asasi Manusia dan Keadilan Gender” Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Bina Kesehatan Keluarga 2004.

Virus Varicella Zoster

Infeksi, penyebab, cara penularan dan Penanganan Virus Varicella

Infeksi varicella akut ( chicken pox , cacar air , waterpoken ) disebabkan oleh virus varicella zoster yang merupakan virus herpes DNA ( famili herpesviridae) dan ditularkan melalui kontak langsung atau via pernafasan. Attack Rate pada individu yang rentan sekitar 90%.

mikrograf virus varicella zoster 
Periode inkubasi 10 – 21 hari

Infeksi yang terjadi pada orang dewasa biasanya sangat berat dan dapat menimbulkan komplikasi berbahaya seperti ensepalitis dan pneumonia. Oleh karena tergolong didalam virus herpes maka virus varicella ini juga memperlihatkan potensi latensi dalam ganglion syaraf.

Infeksi, penyebab, cara penularan dan Penanganan Virus Varicella

Reaktivasi virus memberikan gejala herpes zoster
DIAGNOSIS

Diagnosa ditegakkan atas dasar gambaran klinik meskipun usaha diagnosa juga dapat ditegakkan dengan melakukan biakan virus dari vesikel dalam jangka waktu 4 hari setelah munculnya ruam kulit.

ruam kulit pada varicella didaerah punggung 

Pada tes serologi : IgM varicella zoster muncul pada minggu ke 2 melalui pemeriksaan ELISA atau CFT. IgG juga meningkat dalam waktu 2 minggu setelah pemeriksaan IgM

Pemeriksaan untuk menentukan imunitas seorang wanita adalah dengan menggunakan FAMA – Fluorescent Antibody Membrane Antigen

DAMPAK TERHADAP KEHAMILAN

5 – 10% wanita dewasa rentan terhadap infeksi virus varicella zoster. 

Infeksi varicella akut terjadi pada 1 : 7500 kehamilan 

Komplikasi maternal yang mungkin terjadi :
Persalinan preterm
Ensepalitis
Pneumonia

Penatalaksanaan terdiri dari terapi simptomatik namun harus dilakukan pemeriksaan sinar x torak untuk menyingkirkan kemungkinan pneumonia mengingat bahwa komplikasi pneumonia terjadi pada 16% kasus dengan mortalitas sampai diatas 40%.

Bila terjadi pneumonia maka perawatan harus dilakukan di rumah sakit dan diberikan pengobatan dengan antiviral oleh karena perubahan kearah pemburukan keadaan umum akan sangat cepat terjadi.

Infeksi, penyebab, cara penularan dan Penanganan Virus VaricellaInfeksi, penyebab, cara penularan dan Penanganan Virus Varicella

Sindroma varicella kongenital dapat terjadi. Diagnosa sindroma didasarkan atas temuan IgM dalam darah talipusat dan gambaran klinik pada neonatus antara lain :
  • Hipoplasia tungkai
  • Parut kulit
  • Korioretinitis
  • Katarak
  • Atrofi kortikal
  • mikrosepali
  • PJT simetrik


Resiko terjadinya sindroma fetal adalah 2% bila ibu menderita penyakit pada kehamilan antara 13 – 30 minggu ; dan 0.3% bila infeksi terjadi pada kehamilan kurang dari 13 minggu. Bila infeksi pada ibu terlihat dalam jangka waktu 3 minggu pasca persalinan maka resiko infeksi janin pasca persalinan adalah 24%. Bila infeksi pada ibu terjadi dalam jangka waktu 5 – 21 hari sebelum persalinan dan janin mengalami infeksi maka hal ini umumnya ringan dan “self limiting” 

Bila infeksi terjadi dalam jangka waktu 4 hari sebelum persalinan atau 2 hari pasca persalinan, maka neonatus akan berada pada resiko tinggi menderita infeksi hebat dengan mortalitas 30%. Imunoglobulin varicella zoster (VZIG) harus diberikan pada neonatus dalam jangka waktu 72 jam pasca persalinan dan di isolasi. Plasenta dan selaput ketuban adalah bahan yang sangat infeksius.

Pada ibu hamil yang terpapar dan tidak jelas apakah sudah pernah terinfeksi dengan virus varicella zoster harus segera dilakukan pemeriksaan IgG. Bila hasil pemeriksaan tidak dapat segera diperoleh atau IgG negatif, maka diberikan VZIG dalam jangka waktu 6 minggu pasca paparan.

Imunisasi varciella tidak boleh dilakukan pada kehamilan oleh karena vaksin terdiri dari virus yang dilemahkan. Pada masa kehamilan angka kejadian Herpes Zoster tidak lebih sering terjadi dan bila terjadi maka tidak menimbulkan resiko terhadap janin. Bila serangan Herpes Zoster sangat dekat dengan saat persalinan maka varicella dapat ditularkan secara langsung pada janin sehingga hal ini harus dicegah.

varicella adalah pdf
penyebab varicella
etiologi varicella
pengobatan varicella pada anak
ciri ciri virus varicella zoster
karakteristik virus varicella zoster
patofisiologi varicella

cara penularan varicella

Kumpulan Judul KTI Kebidanan Terbaru 2017

Kumpulan Judul KTI Kebidanan Terbaru 2017


Di bawah ini adalah Beberapa Contoh Judul KTI terbaru kebidanan, yang bisa di jadikan acuan buat mahasiswi kebidanan yang masih bingung dengan judul-judul KTI, berikut Admin akan paparkan kepada kalian, silahkan di simak dan Semoga bermanfaat,............


Kumpulan Judul KTI Kebidanan Terbaru 2017



  • HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN RUPTURE PERINEUM PERSALINAN NORMAL PADA PRIMIGRAVIDA DI RS
  • FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEENGANAN AKSEPTOR KB UNTUK MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS
  • ANALISA SENAM HAMIL PADA IBU HAMIL DI KELAS IBU DI PUSKESMAS
  • FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT IBU TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS
  • KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS
  • FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI OLEH KADER DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK PELAKSANAAN SENAM LANSIA DI POSYANDU DESA PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BAYI DAN BALITA DI PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN REMAJA AWAL (11-13 TAHUN) TENTANG PENGERTIAN DAN PERUBAHAN FISIK PUBERTAS DI SMP
  • PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TERHADAP PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN DI PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENSTRUASI DI SMP
  • PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN DI RSUD
  • GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA (1-5 TAHUN) DI POSYANDU
  • KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAKSANAKAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB SUNTIK DI DESA WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG CARA MENYUSUI DI DESA
  • KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB SUNTIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  •  GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI RS
  • TINJAUAN PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN DI PUSKESMAS
  • GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG EMESIS GRAVIDARUM DI RS
  • GAMBARAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL TENTANG EFEK SAMPING PIL ORAL KOMBINASI (POK) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP RESIKO PERKAWINAN DINI PADA KEHAMILAN DAN PROSES PERSALINAN DI DESA
  • GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN PELAKSANAAN 7T PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN
  • KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE-EKLAMSI DI RUMAH SAKIT UMUM
  • TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMU
  • GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN ALAT KELAMIN PADA SAAT MENSTRUASI DI DESA
  • TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA (6-24 BULAN) DI PUSKESMAS
  • GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DI POSYANDU  WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB SUNTIK TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXYPROGESTERONE ASETAT (DMPA) DI RS
  • GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS II TENTANG DIET SEIMBANG DI SMA NEGERI
  • FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN KN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL TENTANG EFEK SAMPING POK (PIL ORAL KOMBINASI) DI PUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK BALITA YANG MENDERITA ISPA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI PERSALINAN, DI PUSKESMAS
  • GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS
  • KARAKTERISITK AKSEPTOR KB POK (PIL ORAL KOMBINASI) DIPUSKESMAS
  • GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI DESA
  • PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TABLET FE DI PUSKESMA
  • PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI 0-6 BULAN TENTANG MANFAAT ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS
  • HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS
  • GAMBARAN PENATALAKSANAAN MANAJEMEN LAKTASI MASA NIFAS DINI OLEH PETUGAS KESEHATAN TERHADAP IBU-IBU POST PARTUM DI 3 BPS
  • GAMBARAN PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR NORMAL 0-6 JAM DI BPS WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI SMA NEGERI
  • KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN PARTUS LAMA DI RS
  • PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS DI PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN IBU PRIMIPARA TENTANG BIANG KERINGAT PADA BAYI 0-1 TAHUN DI PUSKESMAS
  • GAMBARAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK IBU YANG MEMERIKSAKAN PAP SMEAR DI RUMAH SAKIT
  • GAMBARAN AKSEPTOR KB AKDR DI PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ALAT KONTRASEPSI KB SUNTIK DI PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS III TENTANG SEKS SEKUNDER DI SMP
  • PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MASA PUBERTAS TENTANG DYSMENORE DI SMP
  • GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE DI SMP NEGERI
  • KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBUR YANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 6 – 24 BULAN DI PUSKESMAS
  • GAMBARAN AKSEPTOR KB METODE OPERATIF PRIA (MOP) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN PENYAPIHAN ANAK KURANG DARI 2 TAHUN DIPUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN PARTUS LAMA DI RS
  • PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG KEHAMILAN DIPUSKESMAS
  • PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK PADA SISWA KELAS II SMA NEGERI
  • GAMBARAN PENATALAKSANAAN CARA MEMANDIKAN NEONATUS 0-7 HARI TERHADAP IBU NIFAS DI PUSKESMAS
  • FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS
  • PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA PROSES PERTOLONGAN PERSALINAN DI RS
  • CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA IBU NIFAS DIPUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENGKONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS
  • GAMBARAN RENDAHNYA CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA DIPUSKESMAS
  • PENGETAHUAN DAN APLIKASI MAHASISWI TINGKAT II KEBIDANAN TENTANG PARTOGRAF
  • GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI 0-1 TAHUN DI PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN WANITA PRA-MENOPAUSE TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGIS MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP KEPUTIHAN DI SMU
  • HUBUNGAN MOBILISASI DINI POST SECTIO CAESARIA (SC) DENGAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA OPERASI DI RUANG KEBIDANAN
  • FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR GANTI CARA DARI SUNTIK KE PIL DI BPS
  • FAKTOR PENYEBAB PERDARAHAN POST PARTUM DI RUANG
  • FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTIK DI BPS
  • GAMBARAN PENANGANAN TERHADAP REMAJA PUTRI KORBAN PERKOSAAN DI UNIT PELAYANAN TERPADU-PEREMPUAN KORBAN TINDAK KEKERASAN (UPT-PKTK)
  • PENATALAKSANAAN KALA III DAN KALA IV OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • PENATALAKSANAAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG
  • FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS
  • HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR IUD DENGAN KECEMASAN AKSEPTOR IUD DI BPS WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA DIARE PADA BALITA DI RUMAH SAKIT
  • GAMBARAN PENGETAHUAN CALON AKSEPTOR KB MENGENAI KBA METODE OVULASI BILLING DI RUMAH SAKIT PANTI
  • FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM 6 HARI DI DESA … WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BELUM TERCAPAINYA CAKUPAN K4 DI DESA … WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA … KECAMATAN
  • GAMBARAN PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG IMUNISASI DPT DI PUSKESMAS
  • HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU TERHADAP PROSES PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA KELUHAN PREMENOPAUSE PADA IBU YANG BERKUNJUNG KE RB
  • FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK IBU DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESARIA DI RUMAH SAKIT
  • KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR (WUS) YANG MENGALAMI KEPUTIHAN DI RB
  • HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI RUMAH SAKIT
  • GAMBARAN FAKTOR KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD
  • GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MATERI BUKU KIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB SUNTIK YANG MENGALAMI KENAIKAN BERAT BADAN DI BPS
  • PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA
  • GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP STANDAR PELAYANAN ANTENATAL OLEH BIDAN DI PUSKESMAS
  • GAMBARAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI BPS WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MP-ASI TERLALU DINI DI DESA
  • GAMBARAN PENERAPAN KONSELING KB TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK IBU DENGAN ABORTUS DI RSUD
  • KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB IUD TERHADAP PENGGUNAAN AKDR/IUD DI PUSKESMAS
  • FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA IBU NIFAS HARI PERTAMA DI BPS
  • GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI LINGKUNGAN
  • GAMBARAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (KALA I ) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
  • KARAKTERISTIK BALITA GIZI KURANG DI KAMPUNG
  • FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIDAN MELAKUKAN SUNAT PEREMPUAN DI TIGA KECAMATAN DI KABUPATEN
  • GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS DALAM PEMANFAATAN BUKU KIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN LAMA PENGGUNAAN KB SUNTIK TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI DESA
  • ANALISIS PELUANG TERJADINYA PRE EKLAMPSIA BERAT (PEB) PADA PASIEN HYPERTENSI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
  • HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK PENDERITA DIARE DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT
  • HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT
  • KARAKTERISTIK IBU POST PARTUM YANG MENGALAMI INFEKSI NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG STANDAR ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN PELAKSANAANNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG STANDAR ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN PRAKTEK PELAKSANAANNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN BUDAYA PATRIARKI DENGAN KEJADIAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) DI DESA PURWAJAYA WILAYAH KERJA PUSKESMAS