Sejarah Ilmu Gizi
1.1. Pendahuluan
Perkembangan Ilmu Gizi. Titik tolak perkembangan ilmu gizi
dimulai pada masa manusia purba dan pada abad pertengahan sampai pada masa
munculnya ilmu pengetahuan pada abad ke-19 dan ke-20. Pada masa
manusia purba ilmu gizi dinyatakan sebagai suatu evolusi. Disini para peneliti
menggambarkan manusia sebagai pemburu makanan dan dikenal sebagai Todhunter,
perkembangan ilmu gizi sebagai suatu evolusi.
Bagi manusia purba, fungsi utama dan
mungkin fungsi satu-satunya dari makanan adalah untuk mempertahankan
hidup. Untuk itu aktifitas utama dari manusia purba adalah
mencari makanan dengan berburu. Fungsi utama makanan untuk mempertahankan
hidup, meskipun bukan fungsi satu-satunya. Makanan untuk mempertahankan hidup
ini juga masih sering atau berlaku bagi sebagian penduduk modern
sekarang.
1.2. Rumusan Masalah
- Bagaimanakah sejarah perjalanan ilmu gizi
- siapa saja para penemu ilmu gizi
1.3. Tujuan
Penulisan
- Bagi mahasiswa sebagai salah satu tugas mata kulih ilmu Gizi
- Sebagai Penembahan Pengetahuan tentang sejarah ilmu Gizi
2.1.Sejarah di temukan Ilmu Gizi
Abad sebelum masehi filosof Junani
bernama Hippocrates (460-377 SM), yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran,
dalam salah satu tulisannya berspekulasi tentang peran makanan dalam “pemeliharaan
kesehatan dan penyembuhan penyakit” yang menjadi dasar perkembangan ilmu dietetika yang belakangan dikenal dengan “Terapi Diit’.Memasuki abad ke-16 berkembang doktrin
bukan saja pemeliharaan kesehatan yang dapat dicapai dengan pengaturan
makanan tetapi kemudian berkembang juga tentang hubungan antara makanan dan
panjang umur. Misalnya Cornaro, yang hidup lebih dari 100 tahun (1366-1464) dan
Francis Bacon (1561-1626) berpendapat bahwa “makan yang diatur dengan
baik dapat memperpanjang umur”. Memasuki abad ke-17 dan ke-18, tercatat
berbagai penemuan tentang sesuatu yang dimakan (makanan) yang
berhubungan dengan kesehatan semakin banyak dan jelas, baik yang bersifat
kebetulan maupun yang dirancang yang kemudian mendorong berbagai ahli kesehatan
waktu itu untuk melakukan berbagai percobaan.Pada Abad ke-18 berbagai penemuan
ilmiah dimulai, termasuk ilmu-ilmu yang mendasari ilmu gizi. Satu diantaranya
yang terpenting adalah penemuan adanya hubungan antara proses pernapasan yaitu
proses masuknya O2 ke dalam tubuh dan keluarnya CO2, dengan proses pengolahan
makanan dalam tubuh oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794).Lavoisier bersama seorang ahli fisika
Laplace merintis untuk pertama kalinya penelitian kuantitatif mengenai
pernapasan dengan percobaan binatang (kelinci). Oleh karena itu Lavoisier
selain sebagai Bapak Ilmu Kimia, dikalangan ilmuwan gizi dikenal juga sebagai
Bapak Ilmu Gizi Dunia.
2.2. Penemuan
Ilmu-Ilmu yang mendasari terbentuknya Ilmu Gizi.
- Tahun 1687 = Penetapan standar makanan. Dimana penetapan ini mengatur tentang makanan yang baik untuk tubuh dan yang tidak baik untuk tubuh.
- Dr. lind (1747) menemukan jeruk manis untuk menanggulangi sariawan / scorbut, belakangan diketahui jeruk manis banyak mengandung vitamin C. Sehingga Vitamin C dikenal juga sebagai pencegah Sariawan/Scorbut.
- Suster Florence Nightingale (1854 ) menyimpulkan penderita-penderita akibat perang yang merupakan pasiennya, dalam hal Pemberian makanan kepada pasien harus sesuai dengan kebutuhan pasien untuk mempercepat proses penyembuhannya. Suster Florence Nightingale dikenal juga sebagai Tokoh Keperawatan Dunia
- Liebig (1803-1873) Analisis Protein, KH dan Lemak. Yang merupakan Komponen utama penghasil energi tubuh.
- Vait (1831-1908), Rubner (1854-1982), Atwater (1844-1907), Lusk (1866-1932) dikenal sebagai Pakar dalam pengukuran energi dengan kalorimeter. (kkal)
- Hopkin (1861-1947), Eljkman (1858-1930) = perintis penemuan vitamin dan membedakannya vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak.
- Mendel (1872-1935), Osborn (1859-1929)= penemuan vitamin dan analisis kualitas protein. Memperjelas posisi vitamin dalam makanan dan peranannya dalam tubuh manusia serta kualitas protein yang dilihat dari struktur yaitu asam amino yang essensial maupun yang non essensial.
- Pada abad ke 20 Mc Collum, Charles G King = melanjutkan penelitian vitamin kemudian terus berkembang hingga muncul “ SCIENCE of NUTRION. Adalah Suatu cabang ilmu pengetahuan kesehatan (kedokteran) yang berdiri sendiri yaitu Ilmu Gizi adalah Ilmu pengetahuan yang membahas sifat-sifat nutrien yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan zat gizi, ( Soekirman, 2000),.Dalam perkembangan selanjutnya permasalahan gizi mulai bermunculan secara kompleks yang tidak dapat ditanggulangi oleh para ahli gizi dan sarjana gizi saja, sehingga muncul Ilmu gizi yang menurut komite Thomas dan Earl (1994) adalah “The NUTRITION SCIENCES are the most interdisciplinary of all sciences”. Yang arti bebasnya menyatakan bahwa ilmu gizi merupakan ilmu yang melibatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
2.3. Ruang
Lingkup Ilmu Gizi
Ruang lingkup cukup luas,
dimulai dari cara produksi pangan, perubahan
pascapanen (penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan serta cara pemanfaatan makanan oleh tubuh yang sehat dan sakit.Ilmu gizi berkaitan dengan ilmu
agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal, biologi
molekular dan kedokteran.Informasi gizi yang diberikan pada
masyarakat, yang meliputi gizi individu, keluarga dan masyarakat; gizi institusi dan gizi olahraga. Perkembangan gizi klinis :
- Anamnesis dan pengkajian status nutrisi pasien.
- Pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan defisiensi zat besi.
- Pemeriksaan antropometris dan tindak lanjut terahdap gangguannya.
- Pemeriksaan radiologi dan tes laboratorium dengan status nutrisi pasien.
- Suplementasi oral, enteral dan parenteral.
- Interaksi timbal balik antara nutrien dan obat-obatan
- Bahan tambahan makanan (pewarna, penyedap dan sejenis serta bahan-bahan kontaminan).
3.1. Kesimpulan
Perkembangan Ilmu Gizi. Titik tolak perkembangan ilmu gizi dimulai pada
masa manusia purba dan pada abad pertengahan sampai pada masa munculnya ilmu
pengetahuan pada abad ke-19 dan ke-20. Pada masa manusia purba ilmu gizi
dinyatakan sebagai suatu evolusi. Disini para peneliti menggambarkan manusia
sebagai pemburu makanan dan dikenal sebagai Todhunter, perkembangan ilmu gizi
sebagai suatu evolusi.