1. Pengertian Bidan
a. Menurut WHO
Bidan adalah seorang yang mengikuti program pendidikan bidan yang berlaku di negaranya dan telah menyelesaikan pendidikannya dengan baik dan telah memperoleh atas pengakuan atas kualifikasinya dan terdaftar, disahkan dan memperoleh izin melaksanakan praktek kebidanan.
b. Menurut ICM
Bidan adalah seorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui dinegaranya, telah lulus dengan baik dari pendidikan tersebut serta memenuhi persyaratan untuk didaftar (register) dan/atau memiliki izin sah (lesensi) untuk melakukan praktik bidan.Bidan dikenal sebagai tenaga professional dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat, yang diperlukan selama masa hamil, masa persalinan dan nifas, membantu dalam persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, peningkatan pada persalinan normal, pengenalan dari komplikasi pada ibu anak, pengkajian perlunya tindakan medis atau bantuan lain serta melaksanakan tindakan kegawat daruratan.Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan penyuluhan kesehatan, tidak saja kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini mencakup penyuluhan pada anternatal, persiapan untuk menjadi orang tua dan dapat diperluas kepada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau reproduksi dan anak. Bidan dapat praktik diberbagai setting pelayanan kesehatan termasuk di rumah, komunitas, rumah sakit, klinik atau unit kesehatan.
c. Menurut IBI
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dicatat (register), diberi izin secara sah untuk menjalankan praktek.
2. Arti Kebidanan
Ilmu yang mempelajari kelahiran manusia, mulai dari kandungan sampai melahirkan.
Asal Kata Kebidanan
Dalam bahasa latin “ Obsto” (obstetric artinya mendampingi)
Dalam bahasa Prancis (obstetricus)
Dalam bahasa Belanda (obstetrie)
Dalam bahasa Inggris (obstetric)
a.Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Indonesia
Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan hindia Belanda. Yang dimaksud dalam pendidikan ini adalah pendidikan formal dan non formal.
- Pendidikan bidan pertama kali dibuka pada tahun 1851 oleh seorang dokter militer Belanda (Dr.W.Bosch). pendidikan bidan ini hanya untuk wanita pribumi dan Batavia. Tapi tidak berlangsung lama karena kurangnya peserta pendidik dan batasan bagi wanita untuk keluar rumah.
- Pada tahun 1902 pendidikan bidan dibuka kembali bagi wanita pribumi di rumah sakit Batavia dan oada tahun 1904 dibuka pendidikan bidan bagi wanita Indonesia di Makasar.
- Pada tahun 1911 – 1912 di mulai pendidikan tenaga keperawatan secara terancana di Semarang dan Batavia. Calon peserta didik yang diterima SD 7 tahun ditambah pendidikan keperawatan 4 tahun (peserta didik pria) dan pada tahun 1914 khusus bagi peserta didik wanita.
- Pada tahun 1935 – 1938 Belanda mendidik bidan lulusan Mulo (setingkat SLTP bagian B) dan hampir bersamaan dibuka sekolah bidan di beberapa kota besar. Jakarta di RSB Budi Kemulyaan, RSB Palang Dua dan RSB Mardi Waluyo di Semarang. Adapun lulusan didasarkan atas latar belakang. Bidan dengan pendidikan dasar Mulyo ditambah pendidikan bidan selama 3 tahun disebut bidan kelas satu (vroedvrouw eerste klas) dan bidan lilisan dari perawat disebut bidan kelas dua (vroedvrouw tweede) mantri.
- Pada tahun 1950-1953 di buka kursus tambahan bidan (KTB) di Yogyakarta lamanya kursus antara 7 sampai 12 minggu dengan tujuan memperkenalkan pengembangan program KIA. Pada tahun 1967 KTB ditutup.
- Tahun 1954 dibuka pendidikan guru bidan, guru perawat, perawat kesehatan masyarakat di Bandung. Pada tahun 1972 pendidikan ini dilebur menjadi Sekolah Guru Perawat (SPG).
- Tahun 1970 di buka program pendidikan bidan dari lulusan Sekolah Pengatur Rawat (SPR) ditambah 2 tahun pendidikan bidan. Mengingat jenis tenaga kesehatan menengah dan bawah sangat banyak maka pada tahun 1974 sekolah bidan tutup dan dibuka SPK dengan tujuan ada tenaga multi purpose dilapangan yang dapat menolong persalinan. Tetapi hal ini tidak berhasil.
- Pada tahun 1975 sampai 1984 pendidikan bidan ditutup selama 10 tahun.
- Pada tahun 1981 dibuka pendidikan diploma 1 kesehatan ibu dan anak, latar belakang pendidikan SPK. Tetapi hanya berlangsung 1 tahun.
- Pada tahun 1985 dibuka program pendidikan bidan A (PPB-A) yang memperbolehkan lulusan SPK untuk langsung masuk program pendidikan ini dimana lama pendidikan 1 tahun. Para lulusan ini ditempatkan di desa-desa dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan ibu dan anak.
- Pada tahun 1993 dibuka Program Pendidikan Bidan B yang pesertanya lulusan dari AKPER, lama pendidikan 1 tahun. Tujuan program ini adalah untuk mempersiapkan tenaga pengajar pada Program Pendidikan Bidan A. Ternyata berdasarkan penelitian dari lulusan ini tidak menunjukan kompetensi dan berlangsung selama 2 angkatan (1995 dan 1996) kemudian ditutup.
- Pada tahun 1993 dibuka Program Pendidikan Bidan C (PPB-C) yang menerima lulusan dari SMP yang dilaksanakan di 11 propinsi : Aceh, Bengkulu, Lampung, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Nusatenggara Timur, Maluku dan Irian Jaya.
- Pada tahun 1994-1995 pemerintah menyelenggarakan uji coba pendidikan jarak jauh (distance leaming) di 3 propinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur berdasarkan SK Menkes No. 1247/Menkes/ SK/XII/1994 dengan tujuan untuk memperluas cakupan upaya peningkatan mutu tenaga kesehatan.
- Pada tahun 1995 diadakan Diklat Jarak Jauh (DJJ). DJJ tahap 1 (1995-1996), DJJ tahap 2 (1996-1997) dan DJJ 3 (1997-1998) dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan bidan agar mampu melaksanakan tugasnya dan diharapkan berdampak pada penurunan AKI dan AKB.
- Pada tahun 1994 dilaksanakan penelitian pelaksanan kegawat daruratan maternal dan neonatal, dan pelaksanaannya adalah rumah sakit propinsi /kabupaten.
- Pada tahun 1996 IBI bekerja sama dengan Departemen Kesehatan dan American College of Nurse Midwife (ACNM) dan RS swasta mengadakan Training of Training kepada anggota IBI dan selanjutnya melatih bidan praktek swasta secara swadaya, juga guru/ dosen dari D3 kebidanan.
- Pada tahun 1995-1998 diadakan pelatihan dan peer review bagi bidan rumah sakit, bidan puskesmas dan bidan di desa di propinsi Kalimantan Selatan dimana IBI berkerja sama langsung dengan Mother Care.
- Tahun 1996 dibuka pendidikan D3 kebidanan di 6 propinsi yang menerima calon peserta didik dari SMA
- Tahun 2000 dibuka DIV bidan pendidik di UGM kemudian bulan Febuari UNPAD,USU Medan, STIKES Ngudi Waluyo Semarang, STIKIM Jakarta dan tahun 2005 Poltekes Bandung. Pendidikan ini berlangsung lamanya 2 semester ( 1tahun)
- Pada tahun 2000 telah ada tim pelatih Asuhan Persalinan Normal (APN) yang dikoordinasikan oleh Maternal Neonatal Hearth (MNH) yang sampai saat ini telah melatih APN dibeberapa propinsi/kabupaten.
- Bulan September 2005 dibuka DIV kebidanan Reguler di UNPAD Bandung, menerima dari SMU dg lama pendidikan 8 semester.
- Selain itu bulan April 2006 dibuka S2 kebidanan di UNPAD, menerima dari DIV kebidanan dgn lama pendidikan min 4- 10 semester.
b.Sejarah Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Indonesia
Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan hindia Belanda. Yang dimaksud dalam pendidikan ini adalah pendidikan formal dan non formal.
- Pendidikan bidan pertama kali dibuka pada tahun 1851 oleh seorang dokter militer Belanda (Dr.W.Bosch). pendidikan bidan ini hanya untuk wanita pribumi dan Batavia. Tapi tidak berlangsung lama karena kurangnya peserta pendidik dan batasan bagi wanita untuk keluar rumah.
- Pada tahun 1902 pendidikan bidan dibuka kembali bagi wanita pribumi di rumah sakit Batavia dan oada tahun 1904 dibuka pendidikan bidan bagi wanita Indonesia di Makasar.
- Pada tahun 1911 – 1912 di mulai pendidikan tenaga keperawatan secara terancana di Semarang dan Batavia. Calon peserta didik yang diterima SD 7 tahun ditambah pendidikan keperawatan 4 tahun (peserta didik pria) dan pada tahun 1914 khusus bagi peserta didik wanita.
- Pada tahun 1935 – 1938 Belanda mendidik bidan lulusan Mulo (setingkat SLTP bagian B) dan hampir bersamaan dibuka sekolah bidan di beberapa kota besar. Jakarta di RSB Budi Kemulyaan, RSB Palang Dua dan RSB Mardi Waluyo di Semarang. Adapun lulusan didasarkan atas latar belakang. Bidan dengan pendidikan dasar Mulyo ditambah pendidikan bidan selama 3 tahun disebut bidan kelas satu (vroedvrouw eerste klas) dan bidan lilisan dari perawat disebut bidan kelas dua (vroedvrouw tweede) mantri.
- Pada tahun 1950-1953 di buka kursus tambahan bidan (KTB) di Yogyakarta lamanya kursus antara 7 sampai 12 minggu dengan tujuan memperkenalkan pengembangan program KIA. Pada tahun 1967 KTB ditutup.
- Tahun 1954 dibuka pendidikan guru bidan, guru perawat, perawat kesehatan masyarakat di Bandung. Pada tahun 1972 pendidikan ini dilebur menjadi Sekolah Guru Perawat (SPG).
- Tahun 1970 di buka program pendidikan bidan dari lulusan Sekolah Pengatur Rawat (SPR) ditambah 2 tahun pendidikan bidan. Mengingat jenis tenaga kesehatan menengah dan bawah sangat banyak maka pada tahun 1974 sekolah bidan tutup dan dibuka SPK dengan tujuan ada tenaga multi purpose dilapangan yang dapat menolong persalinan. Tetapi hal ini tidak berhasil.
- Pada tahun 1975 sampai 1984 pendidikan bidan ditutup selama 10 tahun.
- Pada tahun 1981 dibuka pendidikan diploma 1 kesehatan ibu dan anak, latar belakang pendidikan SPK. Tetapi hanya berlangsung 1 tahun.
- Pada tahun 1985 dibuka program pendidikan bidan A (PPB-A) yang memperbolehkan lulusan SPK untuk langsung masuk program pendidikan ini dimana lama pendidikan 1 tahun. Para lulusan ini ditempatkan di desa-desa dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan ibu dan anak.
- Pada tahun 1993 dibuka Program Pendidikan Bidan B yang pesertanya lulusan dari AKPER, lama pendidikan 1 tahun. Tujuan program ini adalah untuk mempersiapkan tenaga pengajar pada Program Pendidikan Bidan A. Ternyata berdasarkan penelitian dari lulusan ini tidak menunjukan kompetensi dan berlangsung selama 2 angkatan (1995 dan 1996) kemudian ditutup.
- Pada tahun 1993 dibuka Program Pendidikan Bidan C (PPB-C) yang menerima lulusan dari SMP yang dilaksanakan di 11 propinsi : Aceh, Bengkulu, Lampung, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Nusatenggara Timur, Maluku dan Irian Jaya.
- Pada tahun 1994-1995 pemerintah menyelenggarakan uji coba pendidikan jarak jauh (distance leaming) di 3 propinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur berdasarkan SK Menkes No. 1247/Menkes/ SK/XII/1994 dengan tujuan untuk memperluas cakupan upaya peningkatan mutu tenaga kesehatan.
- Pada tahun 1995 diadakan Diklat Jarak Jauh (DJJ). DJJ tahap 1 (1995-1996), DJJ tahap 2 (1996-1997) dan DJJ 3 (1997-1998) dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan bidan agar mampu melaksanakan tugasnya dan diharapkan berdampak pada penurunan AKI dan AKB.
- Pada tahun 1994 dilaksanakan penelitian pelaksanan kegawat daruratan maternal dan neonatal, dan pelaksanaannya adalah rumah sakit propinsi /kabupaten.
- Pada tahun 1996 IBI bekerja sama dengan Departemen Kesehatan dan American College of Nurse Midwife (ACNM) dan RS swasta mengadakan Training of Training kepada anggota IBI dan selanjutnya melatih bidan praktek swasta secara swadaya, juga guru/ dosen dari D3 kebidanan.
- Pada tahun 1995-1998 diadakan pelatihan dan peer review bagi bidan rumah sakit, bidan puskesmas dan bidan di desa di propinsi Kalimantan Selatan dimana IBI berkerja sama langsung dengan Mother Care.
- Pada tahun 2000 telah ada tim pelatih Asuhan Persalinan Normal (APN) yang dikoordinasikan oleh Maternal Neonatal Hearth (MNH) yang sampai saat ini telah melatih APN dibeberapa propinsi/kabupaten.
2 komentar
komentarini yg sy cari....materinya lengkap...^_^
Replysip sama2,,slamat membaca dan mencari
Replymateri lainx di blog ini,,,thanks sdh berkunjung!!!