Asuhan Keperawatan Istirahat dan Tidur

ASKEP KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

        Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status, kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh.
Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu,orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.

B. Tujuan
Setelah mempelajari dan membahas makalah ini maka di harapkan :
1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai konsep kebutuhan istirahat dan tidur
2. Pembaca dapat melakukan tindakan keperawatan yang tepat sesuai dengan prosedur yang berlaku.
3. Pembaca dapat menambah kopetensi terkait dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien.

C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam maklah ini meliputi :
Asuhan keperawatan yang terdiri atas pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,pelaksanaan,dan evaluasi tentang konsep kebutuhan istirahat dan tidur.

D. Sistematika penulisan
Makalah ini idi bagi menjadi empt bab. Bab I, terdiri atas lataar belakang, tujuan, batasan maalah dan sistematika penulisan. Bab II terdiri atas apengertian istirahat dan tidur, fungsi tidur, Kebutuhan tidur pada semua usia, fisiologi tidur, dan faktor-faktor yanng mempengaruhi tidur, Bab III Terdiri atas pangkajian, diagnosa keperawatan,perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi.Bab IV kesimpulan dan saran.

BAB II
TINJAUAN TIORI

A. Pengertian Istirahat Tidur
Kata ”Istirahat” mempunyai arti yang sanngat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang membosankan,menyulitkan dan menjengkelkan, dengan demikian, apat dikatakan bahwa istirahat merupakan ledakan yang tenang , rileks tanpa tekanan emosional dan bebes dari kecemasasn, (Ansietas).

Terdapat beberapa karakteristik dari istirahat , misalnyan, Narrow (1967) yang di kutip oleh Perri an Potter 1993 Mengemukakan beberapa karakteristik yang berhubungan dengan istirahat diantaranya :
1. Merasa segala sesuatu dapat di atasi
2. merasa di terima
3. mengetahui apa yang terjadi
4. Bebas dari ganguan ketidak nyamanan
5. Mempunyai sejumlah kepuasasn terhadap aktivitas yang memepunyai tujuan.
6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu mememrlukan

Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana presepsi reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang dan dapat di bangukan kembali dengan stimulus dan sensori yang cukup (Guyton 1986) dapat juga di katakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, namun lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya aktivitas yang minim memiliki kesadaran yang bervariasi terdapat perubahan proses fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.
Sekarang dapat di kategorikan sedang tidur jika terdapat tanda-tanda sebagai berikut :
1. Aktivitas fisik minimal
2. Tingkat kesadaran yang bervariasi
3. Terjadi berbagai perubahan fisiologis tubuh
4. Penurunan respon terhadap rangsaan dari luar.

Selama tidur maka dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses
fisiologis,antara lain :
1. Penurunan tekanan darah dan denyut nadi
2. Diatasi pembuluh darah perifer
3. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktusgastrointestinal.
4. Relaksasi otot-oto rangka
5. Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%

Terdapat dua jenis tidur yaitu :
1. Tidur NREM(Norapid Eye Movemen)/ Tidur gelombang lambat
Tidur NREM merupakan yang nyaman dan dalam. Dalam tidur ini gelombanng otak lebih lebih lambat di bandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur. Dengan tanda : mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan pernafasan turun, metabolisme turun dan gerakan bola mata lambat.

a. Tahap I
Merupakann tahap transmisi antara bangun dan tidur dengn ciri: Rileks, masih sadar dengan lingkungan,merasa mengantuk,bola mata bergerak dari samping ke samping, frekueansi nadi dan nafas seadikit menurun, dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama lima meanit.

b. Tahap II
Merupakann tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun berciri : Mata umumnya menetap, denyut jantung dan freakuensi nafas menurun, temperature tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung pendek dan berakhir 5-10 menit

c. Tahap III
Merupakann tahap tidur berciri : denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses tubuh lainnya lambat, di sebabkan oleh dominasi system saraf parasimpatis dan sulit banngun.

d. Tahap IV
Merupakan tahap tidur berciri : Kecepatan jantung dan pernafasan turun, jaranng bergerak dan sulit di bangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambunng turun, tonus otot turun.

2. Tidur REM(Rapid Eye Movemen)
Berlangsung pada tidur malam selama 5-20 menit, rata-rata 90 menit. Periode pertam terjadi selama 80-100 menit, namun bila kondisi oranng sangt lelah maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada.
Bercirikan :
  Biasanya di sertai dengan mimpi aktif Lebih sulit di bangunkan dari pada selama tidyr nyeyak gelombang lambat.
  Tonus oto selama tidur nyenyak sangat tertentu.
  Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur.
  Pada oto perifer terjadi bebrapa gerakan otot yang tidak teratur.
  Mata cepat tertutup dan cepat terbuka, nadi cepat dan inregular, tekanan darah meningkat dan fluktuasi, sekresi gaster meningkat,Metabolisme meningkat.
  Pada tidur ini sanngat penting untuk keseimbangan mental, emosi dan berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.

B. Fungsi Tidur
Efek Fisiologis :
a) Efek p[ada system saraf yang di perkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara berbagai susunan saraf.
b) Efek struktur tubuh dengn memulihkan kesegaran dan funngsi dalam organ tubuh karena selama tidur terjadi penurunan.

C. Kebutuhan tidur pada semua usia.
Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang butuhkan seseorang. Semakin tua usia maka semakin sedikit pula lama tidur yang di butuhkan. Hal tersebut dapat di lihat pada tabel di bawa ini :
Pola Tidur Normal berdasarkan tingkat usia :
Usia Tingkat perkembangan Jumlah kebutuhan tidur Pola tidur normal
0-1 bulan Masa Neonatus 14-18 jam/hari Pernafasan teratur gerak tubuh sedikit, 50% tidur NREM., banyak waktu tidurnya di lewatkan pada tahap II dan IV tidur NREM.setiap siklus sekitar 45-60 menit
0-2 1 bulan-18bulan Masa Bayi 12-14 jam/hari 20%-30% tidur REM, tidur lebih lama pada malam hari, punya pola terbangun sebentar.

0-3 18 bulan-3 tahun Masa Anak 11-12 Jam/Hari 25% tidur REM banyak tidur pada mala hari,terbangun dini hari berkurang, siklus bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2-3 tahun

0-4 3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari 20 % tidur REM ,periode terangun kedua hilang pada umur 3 tahun, umur 5 tahun tidur tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore hari.

0-5 6-12 Tahun Masa sekolah 10 jam/hari 18,5% tidur REM, sisa waktu tidur relative kostan.
0-6 12-18 Tahun Masa Remaja 8,5jam/hari 20% tidur REM.

0-7 18-40 Tahun Masa dewasa muda 7-8 jm/hari 20-25% tidur REM, 5%-10% tidur terhadap I, 50% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III dan IV.
0-8 40-60 Tahun Masa paruh baya 7 jam/hari 20% tidur REM, mungkin mengalami imsomnia dan sulit untuk dapat tidur.
0-9 60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/ hari 20%-25% tidur REM, tidur tahap IV nyata berkurang terkadang tak ada, mungkin menngalami insomnia dan sering terbangun sewaktu tidur malam hari
D. Fisiologi tidur

Fisiologi tidur merupaka peangaturan kegiata tudur oleh adanya hubungan mekanisme screablea yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun, Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer Endokrin kardiosvakuler, respirasi muskuloskeletal (Robinson 1993,dalam potter). Tiap kejadian tersebut dapat di identifikasi atau di rekam dengan electreoencephalogram (EEG) untuk aktifitas listrik otak, pengukran tonus otot dengan meggunakan elektromiogram(EMG) dan elektroculogram (EOG) untuk mengukur pergeraka mata.
Pengaturan dan control tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme selebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat oak untuk tidur dan bangun. Recticular activating system (RAS) di bagian batang otak atas di yakini mampunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran. RAS memberikan stimulus visual,audiotori,nyeri dan ensori raba. Juga menerima stimulus dari korteks serebri. (emosi,proses,pikir).
Pada keadaan sadar mengkibtkan neuron-neuron dalam RAS melepakan katekolamin misalnya norepineprine. Saat tidur mungkin di sebabkan oleh pelpasa serum serotinin dari sel-sel spesifikdi pons dan batang otak tengah yaitu Bulbarsyncronizing regional (BSR) bangun dan tidurnya seseorang tergantung dari keseimbangan implus yang di terima dari pusst otak, reseptor sensori perifer misalnya bunyi, stimulus cahaya dan system limbiks seperti emosi.
Seseoranng yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan berusaha dalam posisi rileks, jika ruangan gelap dan tenang aktifitas RAS menurun, pada saat itu BSR mengeluarkan serum serotonin.

E. Faktot-faktor yang mempengaruhi tidur.
a) Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit mememrlukan waktu tidur yang lebih banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur, misalnya pada pasien degan gangguan pernafasan seperti asma,bronkitis,penyakit kardiovaskuler dan lain-lain.
b) Kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang, kelelahan tingkat menenngah orang dapat tidur dengan nyeyak, sedanng pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan priode tidur REM lebih pendek
c) Stres Psikologis
Cema dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini di sebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepirefin darah melalui sisitem saraf simpatis.zat ini akan mengurangi tahap IV REM dan NREM
d) Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur yaitu :
1) Diuretik : menyebabkan imsomnia
2) Anti depresan : Suprnsi REM
3) Kafein : Meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan tidur.
4) Bbeta Bloker : Menimbulkan Insomnia.
5) Narkotika :Mensupresi REM sehingga mudah mengantuk.
6) Amfetamin : Menurunkan tidur REM
e) Nutrisi.
Makanan yang banyak maengandung L-Triptofan yang merupakan asam amino dari protein yang di cerna seperti keju,susu,daging dan ikan tuna dapat mamperceapat terjadinya ptoses tidur.
f) Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseaoranng untuk tidur . Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseoranng dapat seseorang dapat tidur dengan nyeyak dan saebaliknya.
g) Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan menahan tidak tidur sehingga dapat meanimbulkan gangguan proses tidur.
h) Alkohol
Alkohol Menekan REM secara normal, seseorangkarang yang tahan minum alkohol dapat menyebabkan insomnia dan lekas marah.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian keperawatan
1. Riwayat tidur
a) kuantitas (lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan malam hari
b) Aktivitas dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya
c) Kebiasaan/pun saat tidur
d) Lingkungan tidur
e)Dengan siapa paien tidur
f) Obat yang di konsumsi sebelum tidur
g) Asupan dan stimulan
h) Perasaan pasien mengenai tidurnya
i)Apakah ada kesulitan tidur
j) Apakah ada perubahan tidur

2. Gejala Klinis
a) Perasaan Lelah
b) Gelisah
c) Emosi
d) Apetis
e) Adanya kehitaman di daerah sekitar mata bengkak
f) konjungtin merah dan mata perih
g) Perhatian tidak fokus
h) Sakit kepala

3. Penyimpangn Tidur
a) Insomnia
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseoranng yang terbangun dari tidur tapi merasa belum cukup tidur dapat di sebut mengalami insomnia (japardi 2002). Jadi insomnia merupakan ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia bukan berarti seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang yang menderita insomnia sering dapat tidur lebih lama dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya berkurang.
Jenis insomnia yaitu :
1. insomnia insial adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai tidur.
2. insomnia intermiten adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat mempertahankan tidur atau keadaan sering terjaga dari tidur.
3. insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.
Beberapa factor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu rasa nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak menunjang untuk tidur.

b) Somnambulisme
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat tidur, menabrak kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur (Japardi 2002). Lebih banyak terjadi pada anak-anak, penderita mempunyai resiko terjadinya cidera.

c) Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-anak, remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas, namun ada bebrapa faktor yang menyebabkan Enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku.
d) Narkolepsi
Merupakan suatu kondisi yang di cirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk tidur, dapat di katakan pula bahwa Narkolepsi serangan mengantuk yang mendadak sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangn mengantuk tersebut datang.
Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat kerusakan genetikasistem saraf pusat di mana periode REM tidak dapat di kendalikan. Serangan narkolepsi dapat menimbulkan bahaya bila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yanng bekerja pada alat-alat yang berputar-putar atau berada di tepi jurang.

e) Night Terrors
Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih, setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan.
f) Mendengkur
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut. Amandel yang membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia. Otot-otot dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar bila di lewati udara pernafasan.

B. Diagnosis Kperawatan
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kerusakan transfer oksigen, gangguan metabolisme,kerusakan eliminasi,,pengaruh obat,imobilisasi, nyeri pada kaki, takut operasi, lingkungan yang mengganggu.
2. Cemas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk. tidur, henti nafas saat tidur,a(sleep apnea) dan keetidak mampuan mengawasi prilaku.
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
4. Gangguan ukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur.
5. Potensial cidera berhubungan dengan Semnambolisme.
6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangn tidur hipersomia.

C. Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
Pereencanan keperawatan berhubungan dengan cara untuk mempertahan kan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal.
Rencana Tindakan :
a) Lakukan identifikasi fsktor yang mempengaruhi masalah tidur.
b) Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal yang dapat mengganggu tidur.
c) Tingkatkan aktivitas pada siang hari
d) Coba untuk memicu tidur
e) kurangi potensial cedera selama tidur
f) Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika di perlukan.

D. Pelaksanaan keperawatan.,
Tindakan keparawatan pada orang dewasa :
1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
a) Bila terjadi pada pasien rawat inap,masalah tidur di hubungkan dengan lingkungan rumah sakit, maka :
• Libatkan pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas
• Berikan obat analgrsik sesuai pro
• Berikan linngkungan yang suportif
• Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan cemas.

b) Bila faktor insomnia maka
• Anjurkan pasien memakan makanan yang berprotein tinggi sebelum tidur.
• Anjurkan pasien tidur pada waktu sama dan hindari tidur pada waktu siang dan sore hari.
• Anjurkan pasien tidur saat mengantuk.
• Anjurkan pasien mennghindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur.
• Anjurkan pasien menggunakan teknik pelepasan otot serta meditasi sebelum tidur.

c) Bila terjadi somabulisme, maka :
• Berikan rasa aman pada diri pasien
• Bekerjasama dengan diazepam dalam tindakan pengobatan.
• Cegah timbulnya cidera.

d) Bila terjadi enuresa, maka :
• Anjurkan pasien mengurangi minum beberapa jam sebelum tidur.
• Anjurkan pasien melakukan pengosongan kandungan kemih sebelum tidur.
• Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air kecil.

e) Bila terjadi Narkolepsi, maka :
• Berikan obat kelompok Amfetamin /kelomppok Metilfenidat hidroklorida (ritalin) Untuk mengendalikan narkolepsi

2. Mengurangi distraksi lingkungan dan hal yang mengganggu tidur.
• Tutup pintu kamar pasien
• Pasang kelambu/garden tempat tidur
• Matikan pesawat telapon
• Bunyikan musik yang lembut
• Redupkan atau matikan lampu
• Kurangi jumlah stimulus
• Tempatkan pasien dengan kawan sekamar yang cocok.

3. Meningkatkan aktivitas pada siang hari :
• Buat jadwal aktivitas yang dapat menolong pasien
• Usahakan pasien tidak tidur pada siang hari.

4. Membuat Pasien untuk memicu tidur.
• Anjurkan pasien mandi sebelum tidur
• Anjurkan pasien minum susu hangat.
• Anjurkan pasien membaca buku
• Anjurkan pasien menonton televisi
• Anjurkan pasien menggosok gigi sebelum tidur
• Anjurkan pasien embersihkan muka sebelum tidur
• Anjurkan pasien membersuihkan tempat tidur

5. Mengurangi potensial cedera sebelum tidur
• Gunakan cahaya lampu malam.
• Posisikan tempat tidur yang rendah.
• Letakkan bel dekat pasien.
• Ajarkan pasien untuk meminta bantuan
• Gantungkan selang Drainase di tempat tidur dan cara memindahkannya bila pasien memekainnya.

6. Memberi pendidikan kesehatan dan rujukan.
• Ajarkan rutinitas jadwal tidur di rumah.
• Ajarkan pentingkan latihan reguler ± ½ jam.
• Penerangan tentang efek samping obat hipnotik
• Lakukan rujukan segera bila gangguan tidur kronis.

Tindakan Keperawatan Pada Anak
1. Masa Neonatus Dan bayi
• Beri sprai kering dan tebal untuk menutupi perlak.
• Hindarkan pemberian bantal yang terlalu banyak.
• Atur suhu ruangan menjadi 18o-21o C pada malam dan 15,5o-18o C pada siang.
• Berikan cahaya lampu yang lembut
• Yakinkan bayi merasa nyaman dan kering.
• Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi.
2. Masa Anak
• Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
• Tempel jadwal tidur
• Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
• Dukung aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita.


3. Masa Sebelum Sekolah
• Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
• Tempel jadwal tidur
• Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
• Dukung aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita
• Sering perlihatkan ketergantungan selama menjelang tidur.
• Berikan rasa aman dan nyaman
• Nyalakan lampu agak terang
4. Masa Sekolah
• Mengingatkan waktu istirahat dan tidur karena umumnya banyak beraktivitas.
5. Masa remaja
• Usia ini sering memrlukan waktu sebelum tidur cukup lama untuk berias dan membersihkan diri
6.Masa Dewasa (Muda, Paruah Baya, dan Tua)
a) Bantu melepaskan ketegangan sebelum tidur.
• Berikan hiburan.
• Kurangi rasa nyeri.
• Bersihkan tempat tidur.
b) Membuat lingkungan menjadi aman serta dekat dengan perawat.
• Berikan selimut sehingga tidak kedinginan.
• Anjurkan pasien latihan relaksasi.
• Berikan makan ringan atau susu hangnt sebelum tidur.
• Berikan obat sedaktif sesuai program terapi kolaboratif.
• Bantu pasien mendapatkan posisi tidur yang nyaman.

E. Evaluasi Keperawatan.
1) Klien menggunakan terapi relaksasi setiap makan malam sebelum pergi tidur dengan meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
2) Klien melaporkan perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari dengan meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
3) Klien melaporkan dapat menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan dalam 4 minggu dengan mengobservasi ekspresi dan prilaku nonverbal pada saat klien terjaga.
4) Pola tidur normal untuk masa anak adalah 11-12 jam /hari terpenuhi, masa sekolah 10 jam/hari terpenuhi, masa remaja 7-8 jam/hari terpenuhi.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang di butuhkan semua orang. Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Dengn pola istirahat dan tidur yang baik, benar, dan teratyr akan memberikan efek yang baik terhadap kesehatan, yaitu efek fisiologis terhadap sistem syaraf yanng di perkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara susunan saraf, serta berefek terhadap struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi organ tubuh.


B. Saran
Setiap individu harus menjaga kecukupan kebutuhan istirahat dan tidurnya sesuai kebutuhannya. Dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat maka dapat melakukan berbagai kegiatan dengan baik. Perawat perlu berupaya membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien sesuai dengan dengan prosedur yang benar sehingga perawat harus mempunyai, kopetensi yang baik terkait dengan kebutuhan istirahat dan tidur sehingga pelayanan terhadap klien dapat berjalan dengan baik dan benar.

Asuhan Keperawatan Istirahat dan Tidur

DAFTAR PUSTAKA

Alimul.H.Aziz (2006) Pengantar KDM dan Proses Keperawatan, Salemba Medika Jakarta.
Asmadi (2008) Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi KDM, Salemba Medika Jakarta.
Doengos.E.Maryln,dkk (2002) Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Wartonah Tartowo (2006) KDM dan Proses keperawatan,Edisi 3, Salemba Medika Jakarta.
Wartonah Tartowo (2006) KDM dan Proses keperawatan,Edisi 3, Salemba Medika Jakarta.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »