BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah satu siklus kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Proses perubahan yang komplek ini dikenal sebagai periode transisi. Bidan harus selalu berupaya untuk mengetahui periode transisi ini berlangsung sangat cepat. Adaftasi fisiologis BBL adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus. Artinya nantinya bayi harus dapat melaksanakan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan kehidupannya. Dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana upaya untuk menjaga agar bayi tetap terjaga kesehatannya. Yang utama adalah menjaga bayi agar tetap hangat, mampu melakukan pernafasan dengan spontan dan bayi menyusu sendiri pada ibunya.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan pada bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus.
Tujuan Khusus
- Mampu memahami tentang bayi baru lahir serta gangguan yang mungkin terjadi pada bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus.
- Mampu mengetahui fisiologi pada bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus
- Mampu mengidentifikasi penilaian awal dan langkah esensial bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus
- Mampu melaksanakan pengkajian terkait dengan bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Di Luar Uterus
Transisi dari kehidupan di dalam kandungan ke kehidupan luar kandungan merupakan perubahan drastis, dan menuntut perubahan fisiologis yang bermakna dan efektif oleh bayi, guna memastikan kemampuan bertahan hidup. Adaptasi bayi terhadap kehidupan diluar kandungan meliputi :
Awal pernafasan
Pada saat lahir bayi berpindah tempat dari suasana hangat dilingkungan rahim ke dunia luar tempat dilakukannya peran eksistensi mandiri. Bayi harus dapat melakukan transisi hebat ini dengan tangkas. Untuk mencapai hal ini serangkaian fungsi adaptif dikembangkan untuk mengakomodasi perubahan drastis dari lingkungan di dalam kandungan ke lingkungan diluar kandungan (Myles, 2009).
Adaptasi paru
Hingga saat lahir tiba, janin bergantung pada pertukaran gas daerah maternal melalui paru maternal dan placenta. Setelah pelepasan placenta yang tiba-tiba setelah pelahiran, adaptasi yang sangat cepat terjadi untuk memastikan kelangsungan hidup. Sebelum lahir janin melakukan pernapasan dan menyebabkan paru matang, menghasilkan surfaktan, dan mempunyai alveolus yang memadai untuk pertukaran gas. Sebelum lahir paru janin penuh dengan cairan yang diekskresikan oleh paru itu sendiri. Selama kelahiran, cairan ini meninggalkan paru baik karena dipompa menuju jalan napas dan keluar dari mulut dan hidung, atau karena bergerak melintasi dinding alveolar menuju pembuluh limve paru dan menuju duktus toraksis (Myles, 2009).
Adaptasi kardiovaskular
Sebelum lahir, janin hanya bergantung pada placenta untuk semua pertukaran gas dan ekskresi sisa metabolik. Dengan pelepasan placenta pada saat lahir, sistem sirkulasi bayi harus melakukan penyesuaian mayor guna mengalihkan darah yang tidak mengandung oksigen menuju paru untuk direoksigenasi. Hal ini melibatkan beberapa mekanisme, yang dipengaruhi oleh penjepitan tali pusat dan juga oleh penurunan resistensi bantalan vaskular paru.
Selama kehidupan janin hanya sekitar 10% curah jantung dialirkan menuju paru melalui arteri pulmonalis. Dengan ekspansi paru dan penurunan resistensi vaskular paru, hampir semua curah jantung dikirim menuju paru. Darah yang berisi oksigen menuju kejantung dari paru meningkatkan tekanan di dalam atrium kiri. Pada saat yang hampir bersamaan, tekanan di atrium kanan berkurang karena darah berhenti mengalir melewati tali pusat. Akibatnya, terjadi penutupan fungsional foramen ovale. Selama beberapa hari pertama kehidupan, penutupan ini bersifat reversibel , pembukaan dapat kembali terjadi bila resistensi vaskular paru tinggi, misalnya saat menangis, yang menyebabkan serangan sianotik sementara pada bayi. Septum biasanya menyatu pada tahun pertama kehidupan dengan membentuk septum intra atrial, meskipun pada sebagian individu penutupan anatomi yang sempurna tidak pernah terjadi.
Adaptasi suhu
Bayi memasuki suasana yang jauh lebih dingin pada saat pelahiran, dengan suhu kamar bersalin 21°C yang sangat berbeda dengan suhu dalam kandungan, yaitu 37,7°C. Ini menyebabkan pendinginan cepat pada bayi saat cairan amnion menguap dari kulit. Setiap mili liter penguapan tersebut memindahkan 560 kalori panas. Perbandingan antara area permukaan dan masa tubuh bayi yang luas menyebabkan kehilangan panas, khususnya dari kepala, yang menyusun 25% masa tubuh. Lapisan lemak subkutan tipis dan memberikan insulasi tubuh yang buruk, yang berakibat cepatnya perpindahan panas inti ke kullit, kemudian lingkungan, dan juga mempengaruhi pendinginan darah. Selain kehilangan panas melalui penguapan, kehilangan panas melalui konduksi saat bayi terpajan dengan permukaan dingin, dan melalui konveksi yang disebabkan oleh aliran udara dingin pada permukaan tubuh.
Saat lahir, bayi baru lahir harus beraadaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadimandiri. Banayak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalamlingkungan interna ke lingkungan eksterna . saat ini bayi tersebut harus dapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankankadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.Periode adaptasi terdahadap kehidupan diluar rahim disebut ³ periode transisi ³ . periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh.Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi,sistem termoregulasi dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
A. Perubahan Sistem Pernafasan Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :
- Hipoksia pada akhir pernafasan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan diotak.
- Tekanan terhadapa rongga dada yang terjadi karena kompresi paru ± paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru ± paru secara mekanis( varney 551 ± 552 )Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk : mengeluarkan cairan paru ± paru dan mengembangkan jaringan alveolus dalam paru ± paru untuk pertama kali.
B. Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 danmengantarkannya kejaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukungkehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar.
- Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
- Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru ± paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh tubuh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubahh tekanandengan cara mengurangi dan meningkatkan resistensinya hingga mengubah alirandarah.Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :
- Pada saat tali pusat dipotong. Tekanan atrium kanan menurun karena berkuarangnya aliran darah keatrium kanan. Hal ini menyebabkan penurunanvolume dan tekanan atrium kanan. Kedua hal ini membantu darah dengankandungan O2 sedikit mengalir ke paru ± paru untuk oksigenasi ulang.
- Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru ± paru danmeningkatkan tekanan atrium kanan. O2 pada pernafasan pertama menimbulkanrelaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru ± paru. Peningkatansirkulasi keparu ± paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan dan penurunan tekanan atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup. Dengan pernafasan, kadar oksigen dalam darah akan meningkat, mengakibatkan duktusarteriosus berkontriksi dan menutup. Vena umbilikus, duktus venosus dan arterihipogastrika dari tali pusat menutup dalam beberapa menit setelah lahir dansetelah tali pusatdiklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2 ± 3 bulan.
C. Sistem Pengaturan Tubuh
- Pengaturan Suhu : Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kilitsehingga mendinginkan darah bayi. Pembentukan suhu tanpa menggigilmerupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan panaskembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan akan habis dalam waktusingkat dengan adanya stress dingin.
- Mekanisme Kehilangan : Panas Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara ± cara berikut ini :
- Ovaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi sendirikarena setelah lahir tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
- Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaanyang dingin.
- Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin ( misalnya melalui kipas angin, hembusan udara, atau pendingin ruangan ).
- Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan didekat benda ± benda yangmempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi ( walaupun tidak bersentuhan secara langsung ).(JNPK-KR,2007)
3. Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat ( 1- 2 jam). Bayi barulahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akanmembuat glukosa dari glikogen dalam hal ini terjadi bila bayi mempunyai persediaan glikogen cukup yang disimpan dalam hati. Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara:
- Melalui penggunaan ASI
- Melalui penggunaan cadangan glukosa
- Melalui penggunaan glukosa dan sumberlain terutama lemak.
4. Perubahan Sistem Gastro Intestinal Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk pada saat lahir.Sedangkan pada saat lahir bayi sudah mulai menghisap dan menelan. Kemampuanmenelan dan mencerna makanan (selain susu ) terbatas pada bayi. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang berakibat gumoh. Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc dan bertambah secaralambat sesuai pertumbuhan janin.
5. Perubahan Sistem Perubahan Tubuh
Sistem imunisasi bayi baru lahir belum matang sehingga rentan terhadap infeksi.Kekebalan alami yang dimiliki bayi diantaranya :
- Perlindungan oleh kulit membran mukosa
- Fungsi jaringan saluran nafas
- Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus4.
- Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung,kekebalan alami jugadisediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu membunuhorganisme asing.
Bayi baru lahir harus beradaptasi dari yang beergantung terhadap ibunya kemudianmenyesuaikan dengan kehidupan luar, bayi harus mendapatkan oksigen dari bernafas sendiri,mendapatkan nutrisi peroral untuk mendapatkan kadar gula,mengatur suhu tubuh, melawansetiap penyakit atau infeksi, dimana fungsi ini sebelumnya dilakukan oleh plasenta.
- Perubahan Sistem Pernafasan : Perkembangan paru ± paru : paru ± paru berasal dari titik yang muncul dari pharynxkemudian bentuk bronkus sampai umur 8 tahun, sampai jumlah bronchiolus untuk alveolus berkembang. Awal adanya nafas karena adanya hipoksia pada akhir persalinan.dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak, tekanan rongga dada menimbulkan kompresi paru ± paru selama persalinan menyebabkan udara masuk paru ± paru secara mekanis.
- Dari Cairan Menuju Udara : Bayi cukup bulan,mempunyai cairan didalam paru ± paru dimana selama lahir 1/3cairan ini diperas`dari paru ± paru, jika proses persalinan melalui section cesaria (SC)maka kehilangan keuntungan kompresi dada ini tidak terjadi maka mengakibatkan paru ± paru basah.Beberapa tarikan nafas pertama menyebabkan udara memenuhi ruangan trakhea untuk brinkus bayi baru lahir, paru ± paru akan berkembang terisi udara sesuai dengan perjalanan waktu.
- Perubahan Sistem Peredaran Darah : Setelah bayi lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru ± paru untuk mengambiloksigen dan mengadakan sirkulasi tubuh guna mengatur oksigen kejaringan sehinggaharus terjadi dua hal yaitu penutupan voramen ovale dan penutupan duktus arteriosusantara arteri paru ± paru serta aorta. Dua Peristiwa Yang Mengubah Tekanan Dalam Sistem Pembuluh Darah Pada saat tali pusat dipotong,registrasi pembuluh sistemik meningkat dan tekananrahim menurun, tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah keatrium kanan menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiriakan membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru ± paruuntuk proses oksigenasi ulang.Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru ± paru danmeningkatkan tekanan atrium kanan,oksigen pada pernafasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah dan paru ± paru akan asfiksia sekitar 3% kelahiran (1998) atau setiap tahunnya sekitar 144/900 bayi dilahirkan dengan keadaan asfiksia sedang dan berat.Batasan asfiksia adalah suatu keadaan hipoksia yang progresif, akumulasi CO2 danasidosis.
- Klasifikasi : Tanpa asfiksia ( nilai APGAR 8 ± 10) ,asfiksia ringan ± sedang (nilaiAPGAR 4 - 7), asfiksia berat ( nilai APGAR 0 - 3). Tujuan mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir. Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan pernafasan pada bayi baru lahir, disebut sebagai asfiksia primer bila bayi tidak bernafas sejak dilahirkan,disebut sebagai asfiksia sekunder bila terjadi kesulitan bernafas setelahsebelumnya dapat bernafas pada saat dilahirkan.Gejala dan Tanda :
- Tidak bernafas atau sulit bernafas (kurang dari 30 x/ menit), pernafasan tidak teratur,terdapat dengkuran atau retraksi dinding dada, tangisan lemah atau merintih, warna kulit pucat atau biru, tonus otot lemas atau ekstremitasterkulai, tidak ada denyut jantung atau perlahan ( kurang dari 100 x / menit ).
- ResusitasiVentilasi Indikasi pemberian ventilasi tekanan positif antara lain spnea atau gasping, denyut jantung kurang dari 1000 x / menit. Pemberian ventilasi berkisar 40 ± 60 x pernafasan/ menit (30 x pernafasan bila disertai dengan pemijatan dada).Pemijatan DadaPemijatan dada diberikan pada daerah 1/3 dibawah sternum.
- Tekhnik yang digunakan adalah dengan :
- Dua ibu jari pada sternum harus bertumpu atau berdampingan tergantung besar bayi dan jari lain merlingkar dada dan menahan punggung.
- Dua jari diletakan disternum pada sudut kanan dada dan tangan yang lainmenahan punggung.MedikasiObat ± obatan yang diberikan pada resusitasi bayi baru lahir :
- Afineprin Dosis yang direkomendasikan 0,1 ± 0,3 ml / kg. BB dalam larutan 1 : 10.000 (0,01 mg / kg.BB ) melalui intravena atau endotrakeal diulang setiap 3 ± 5 menit bila perlu.
- Bikarbonat Dosis yang digunakan 1 ± 2 meq / kg.BB (0,5 meq /ml larutan). Diberikan secaralambat I.V minimal lebih dari 2 menit bila ventilasi dapat berfungsi baik.
B. Penatalaksanaan Langkah Awal Resusitasi
Cegah kehilangan panas (keringkan dan selimuti tubuh bayi), posisikan dengan benar dan bersihkan jalan nafas, kemudian lakukan upaya inisiasi atau perbaikan pernafasan,lakukan rangsangan taktil.
Bentuk rangsangan taktil yang tidak dianjurkan ,bentuk rangsangan seperti :
- Menepuk bokong,
- Meremas atau memompa rongga dada,
- Menekankan kedua paha ke perut bayi,mendilatasi sfinkter ania,
- Kompres atau merendam di air panas dan dingin, menguncang ± nguncang tubuh bayi, meniup oksigen atau udara dingin ketubuh bayi.risiko :
Trauma, Fraktur, Pneumotoraks, Gawat Nafas, kematian, Ruptur Hati atau Limfa,Perdarahan Dalam, sfinkter Ani, robek, Hipotermia, Hipertermia, Luka Bakar, Kerusakan Otak, Hipotermia.Pembersihan Jalan NafasBila air ketuban jernih, hisap lendir dimulut, kemudian lendir dihidung. Bila ada pewarnaanmekonium lakukan penghisapan lendir dari mulut dan hidung saat kepala lahir dan bilasetelah lahir bayi menangis dengan kuat, lakukan asuhan BBL seperti biasa, lakukan pembersihan jalan nafas ulangan.Penilaian Segera : usahakan bernafas atau menangis, warna kulit BBL,denyut jantung bayi,temuan dan tindakan : bila bayi menangis, bernafas teratur dan kulit kemerahan makalakukan asuhan BBL normal , bila tidak menangis ,kulit pucat atau kebiruan dan denyut jantung kurang dari 100 x / menit, lakukan tindakan resusitasi.
Memposisikan bayi :
- Baringkan terlentang atau sedikit miring dengan posisi kepala sedikitekstensi, pastikan tali pusat telah dipotong agar pengaturan posisi menjadi leluasa.
- Hisaplendir dimulut dan hidung yang mungkin dapat menyumbat jalan nafas, jangan menghisapterlalu dalam karena dapat terjadi reaksi vaso ± vagal.Rangsangan taktil dan upaya beernafas: gosok dengan lembut punggung,tubuh, kaki atautangan bayi atau tepuk /sentil telapak kaki bayi. Pengeringan tubuh, mengisap lendir danrangsangan taktil sebaiknya tidak melebihi dari 30 ± 60 detik. Jika setelah waktu tersebut bayi masih sulit bernafas, lakukan bantuan pernafasan dengan ventilasi positif.Langkah resusitasiPastikan balon dan sungkup berfungsi baik, telah mencuci tangan dan memekai sarungtangan, selimuti bayi dengan kain kering dan hangat ( kecuali muka dan dada ) letakandilingkungan yang hangat, posisikan tubuh dan kepala bayi dengan benar, pasang sungkupmelingkupi dagu,mulut dan hidung, tekan balon dengan dua jari atau seluruh jari (tergantungukuran yang tersedia), periksa pertautan sungkup dengan bayi , dan gerakan dada dengan 2kali ventilasi, bila semuanya baik lakukan ventilasi dengan oksigen atau udara ruangan.Kecepatan ventilasi sekitar 40 x / 30 detik dan perhatikan gerakan dinding dada. Bila dadatidak bergerak naik turun, periksa kembali pertautan sungkup bayi atau fungsi balon. Setelah ventilasi 30 detik, lakukan penilaian pernafasan, warna kulit dan denyut jantung. Bila bayi bernafas normal, lakukan asuhan BBL seperti biasa, bila belum normal ulangi ventilasi positif selama 30 detik kedua dan nilai kembali. Bila masih mengap ± mengap dan terdapatretraksi dinding dada, ulangi kembali ventilasi positif dengan oksigen murni,bila setelah 20menit bayi masih kesulitan bernafas, pasang pipa nasogastrik untuk mengurangi ataumengosongkan udara dalam lambung. Kemudian rujuk ke fasilitas rujukan. Bila setelah 20menit ventilasi positif ternyata bayi tetap tidak bernafas maka resusitasi dihentikan. Bayidinyatakan meninggal dan beritahu pada keluarga upaya penyelamatan gaga dan beridukungan emosional kepada mereka.Pemasangan pipa lambung: untuk mengeluarkan udara yang masuk kedalam lambung saatdilakukan bantuan bernafas dengan ventilasi positif, timbunan udara dilambung dapatmenekan diafhragma dan menghalangi upaya bernafas atau mengembangkan paru,dapatmenyebabkan muntah dan terjadi aspirasi isi lambung kedalam paru ± paru.Asuhan pascaresusitasi :
- jaga temperatur tubuh bayi baik dengan selimut ataupun didekapoleh ibunya, minta ibu untuk segera menyusukan bayinya, cegah infrksi ikutan atau paparan bahan tidak sehat. Pantau kondisi kesehatan bayi secara berkala, termasuk kemampuanmenghisap ASI, rujuk bila teerdapat tanda ± tanda gawatdarurat ( demam tinggi, ikterus,lemah , tidak terdapat penghisapan ASI, kejang ± kejang ).
C. Pendokumentasian Hasil Asuhan
1. Definisi
Catatan tentang terinteraksi antara pasien, keluarga pasien dan tim kesehatan yangmencatat tentang hasil pemeriksaan prosedur,pengobatan pada pasien dan pendidikankesehatan pada pasien dan pendidikan kesehatan pada pasien, respon pasien kepadasemua kegiatan yang dilakukan .
2. Tujuan
Tujuan dari pendokumentasian asuhan kebidanan adalah untuk kepentingan hukumapabila terdapat gugatan disuatu saat nanti dari klien dan juga untuk memudahkan kitauntuk memberikan asuhan selanjutnya kepada klien.
3. Langkah
Langkah metode pendokumentasian yang dilakukan dalam asuhan kebidanan adalah SOAP,yang meerupakan salah satu pendokumentasian yang ada.
SOAP merupakan singkatan dari :
S : Subjektif, yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klienmelalui anamnesa.
O : Objektif, yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik,laboratorium, dan tes diagnosa lain yang dirumuskan dalam data fokus yangmendukung assessment
A : Assesment, yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasidata subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah potensi.
P : Planning, yaitu menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assesment. Kala IV
Subjektif : Ibu mengatakan sedikit lemas, lelah dan tidak nyaman, ibu mengatakandarah yang keluar banyak seperti hari pertama haid.
Objektif : Plasenta sudah lahir, keadaan umum ibu baik, tanda ± tanda vital dalam batas normal.
Assesment : P1A0 Partus kala IV
Planning : Observasi keadaan umum,kesadaran, suhu, tekanan darah, nadi, keadaankandung kemih, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, volume darah yang keluar, periksa adanya luka pada jalan lahir atau tidak, bersihkan dan rapihkan ibu, buatlahibu senyum kembali.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu (BBL) dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya. Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
B. Saran
- Setelah memahami tentang bayi baru lahir tentunya bisa dilakukan penerapan yang baik untuk dapat melakukan pemeriksaan yang spesifik pada bayi baru lahir sehingga dapat menetapkan diagnosis yang benar agar dapat dilakukan perawatan yang lebih intensif jika ditemukan adanya masalah.
- Semua tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk dapat memberikan perawatan yang benar terkait dengan bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Keperawatan Maternitas Edisi 4.
Jakarta: EGChttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3575/1/obstetri-tmhanafiah.pdf http://www.hypno-birthing.web.id/?p=225
http://www.scribd.com/doc/21638963/Asuhan-Kebidanan-Bayi-Baru-Lahir-Normalhttp://ainicahayamata.wordpress.com/2011/03/30/fisiologi-maternal-pada-periode-pascapartum/http://www.asuhan-keperawatan-kebidanan.co.cc/2010/11/adaptasi-fisik-dan-psikis-post-partum.htmlhttp://www.rajawana.com/artikel/pendidikan-umum/453-home-care.html
3 komentar
komentarsemoga bermanfaat yah, dan bisa menambah pengetahuan kita akan kesehatan silahkan share materinya :)
ReplyLIKE THIS...
Replyiya ^_^ makasih
Reply