Showing posts with label Ilmu Kesehatan. Show all posts
Showing posts with label Ilmu Kesehatan. Show all posts

Herpes Genitalis

Herpes Genitalis Pada Wanita dan Pria

Herpes Genitalis disebabkan oleh virus herpes simplex – HSV tipe 1 dan 2 antibodi HSV 2 ditemukan pada 7.6% darah donor, namun hanya 50% yang menyatakan pernah menderita herpes genitalis. Disimpulkan bahwa banyak infeksi herpes yang bersifat subklinis. Kasus yang disebabkan oleh HSV tipe 2 terutama dijumpai pada wanita muda. Lesi awal berupa pembentukan erupsi veskular atau ulserasi yang akut dan diikuti dengan penyembuhan secara spontan. HSV mengalami penjalaran melalui nervus sensorik perifer kedalam ganglion dorsal dan tetap tinggal dalam fase istirahat.(masa laten), reaktivasi akan menyebabkan timbulnya lesi ulangan dan memiliki potensi penularan.

Herpes Genitalis Pada Wanita dan Pria

Gejala dan Tanda Herpes Genitalis

Infeksi Primer :
Merupakan paparan pertama kali terhadap HSV 1 atau 2 yang dapat menyebabkan lesi vulva dan disuria namun kadang kadang juga tanpa gejala. Seringkali di diagnosa sebagai infeksi traktus urinarius atau candidiasis. Pada pemeriksaan ditemukan ulkus multiple yang disertai rasa nyeri hebat. Kadang disertai dengan pembesaran kelenjar inguinal.

Infeksi non-primer : episode pertama herpes genitalis
  • Terjadi pada penderita dengan riwayat lesi oro-labial HSV-1 yang kemudian mendapatkan infeksi genital-HSV 2.
  • Terdapat perlindungan silang dari infeksi oro-labial sehingga gejala yang ditimbulkan oleh HSV 2 lebih ringan dibandingkan gejala yang ditimbulkan oleh infeksi HSV 1.

Infeksi non primer ini biasanya lebih asimptomatik dibandingkan infeksi primer.

Herpes Rekuren
Episode ulangan dapat asimptomatik (subklinis). Gejala yang timbul biasanya ebih ringan dibandingkan infeksi pertama. Seringkali didahului oleh rasa gatal, pedih atau ngilu di area yang akan timbul erupsi. Pada pemeriksaan dijumpai satu atau dua ulcus yang meliputi area kecil, 90% penderita infeksi HSV 2 dan 60% pada infeksi HSV 1 akan mengalami kekambuhan dalam tahun pertama. Rata rata kekambuhan 2 kali pertahun , namun beberapa penderita memperlihatkan gejala ulangan yang lebih sering

DIAGNOSIS
Metode diagnosa utama adalah kultur virus pada ulkus

TERAPI dan PENATALAKSANAAN

Herpes primer dan episode infeksi pertama kali 
Obat antivirus untuk menurunkan berat dan lamanya gejala. Obat ini tidak dapat mencegah latensi sehingga tidak dapat mencegah serangan ulang
Regimen :
Acyclovir 3 dd 200 mg selama 5 hari ( untuk ibu hamil dan menyusui)
Famcyclovir 3 dd 250 mg selama 5 hari
Valciclovir 2 dd 500 mg selama 5 hari
Analgesik :
Pemeriksaan PMS lain
Penjelasan akan kemungkinan berulangnya penyakit

Herpes Genital Rekuren
Rekurensi bersifat “self limiting” dengan terapi suportif
Rekurensi dapat diringankan dengan pemberian antiviral sedini mungkin saat erupsi belum muncul
Dosis :
Acyclovir 5 dd 200 mg selama 5 hari
Famciclovir 2 dd 125 mg selama 5 hari
Valaciclovir 1 dd 500 mg selama 5 hari

KOMPLIKASI
Infeksi primer yang terjadi pada masa kehamilan , khususnya bila terjadi pada trimester III akan dapat menular ke neonatus saat melewati jalan lahir.
Herpes Genitalis meningkatkan kemungkinan infeksi HIV 2 – 3 kali lipat
Masalah psikologi akibat serangan yang sering berulang
Infeksi primer dapat menyebabkan meningitis atau neuropatia otonomik
Infeksi jarang menyebar keseluruh tubuh hingga “life threatening”
Keadaan ini sering terjadi pada ganguan kekebalan dan masa kehamilan. 

Herpes Genitalis Pada Wanita dan Pria


gejala herpes simplex
pencegahan herpes genitalis
ciri ciri penyakit herpes pada wanita
pengobatan herpes simplex
pengobatan penyakit herpes
cara mengobati herpes pada kemaluan pria
herpes simpleks pdf
pengobatan herpes zoster
herpes genital

Rujukan :
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Genital Herpes Fact Sheet. Updated 1/4/08. 
Gardella, C., and Brown, Z.A. Serologic Testing for Herpes Simplex Virus. Contemporary Ob/Gyn, October 2007, pages 54-58. 
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). Management of Herpes in Pregnancy. ACOG Practice Bulletin, number 82, June 2007. 
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines 2006. Morbidity and Mortality Weekly Report, volume 55, RR-11, August 4, 2006.
Brown, Z.A., et al. Genital Herpes Complicating Pregnancy. Obstetrics and Gynecology, volume 106, number 4, October 2005, pages 845-856.
Kimberlin, D.W., et al. Natural History of Neonatal Herpes Simplex Virus Infections in the Acyclovir Era. Pediatrics, volume 108, number 2, August 2001.

Manfaat dan Khasiat Ampuh Daun Talok/Kersen/Seri Buat Diabetes

Diabetes Sembuh Dengan Daun Kersen/Talok/Seri

Dibalik rasanya yang manis dan ukurannya yang super mini ternyata terdapat khasiat yang sangat luar biasa untuk kesehatan kita. Apa saja kira-kira manfaat buah Kersen/Seri/Gersen untuk kesehatan? Berikut ini kami bagikan beberapa khasiat buah kersen/Seri atau Gersen untuk Kesehatan yang perlu kita ketahui: Manfaat Buah Kersen untuk Kesehatan. Talok Pohon kersen/seri/gersen (Talok) sangat mudah dijumpai diberbagai daerah di Indonesia, tanaman ini mudah tumbuh dimanapun baik daerah basah amupun kering. Kalau di pedesaan tanaman ini sering dijadikan sebagai tanaman peneduh, karena memang daunnya yang rindang dan batangnya cepat tumbuh besar. Namun siapa sagka ternyata pohon ini memiliki khasiat dan manfaat yang luar biasa bagi proses peyembuhan penyakit diabetes dan asam urat. Daunnya ternyata sangat ampuh dijadikan sebagai obat diabetes, dan buahnya dapat dijadikan sebagai obat asam urat. 

Diabetes Sembuh Dengan Daun Kersen Talok 

Tulisan ini berdasarkan pengaaman dari Sdr. Ninik Andrianie yang ditulis di akun Facebook-nya. Berikut tulisan yang disadur dari pengalamannya mengobati ibunya yang menderita diabetes dan akhirnya sembuh dengan daun pohon Kersen/Seri/Gersen (TALOK). 

“Ibuku menderita diabetes atau kelebihan gula dalam darah sehingga apabila tubuh luka maka akan SUSAH UNTUK PULIH. Karena ibuku juga menderita stroke dan hampir seluruh tubuh susah digerakkan sehingga sepanjang hari hanya tidur atau berbaring saja. Sudah sejak satu tahun yang lalu pinggul ibuku terluka (mungkin kebanyakan terlentang) luka itu membuat lubang dipinggul sehingga mengeluarkan darah dan akhirnya bernanah dan busuk. Luka itu mulai melebar dan membuat lubang sana sini hingga luka itu kelihatan sangat parah dan menimbulkan bau busuk. 

Sepulang dair malaysia saya berusaha konsultasi dengan dokter tentang luka tersebut, dan dokter menyarankan apabila bagian tubuh sudah mulai membusuk harus dipotong supaya tidak melebar kemana-mana. Saya hampir putus asa, karena sudah mencoba berbagai cara pengobatan tapi luka itu tidak kunjung sembuh. 

Akhirnya saya bertemu seorang kawan, dan dia menyarankan untuk mencoba pegobatan dengan minum rebusan daun talok / kersen / seri, dan saya pun putuskan untuk mencoba saran teman tersebut. 

Berikut cara membuat rebusan daun kersen : 

  • Ambil 10-15 lembar daun talok yang sudah tua. 
  • Rebus dengan 3 (tiga) gelas air putih, sampai sisa 1 (satu) gelas. 
  • Biarkan hangat/dingin, baru diminumkan. 
  • Berikan 3 kali sehari 1 gelas. 


Awal minum daun itu ibuku demam dan luka mengeluarkan nanah banyak sekali hingga harus saya ganti perban beberapa kali, kemudian setelah 2 (dua) hari minum luka itu tidak mengeluarkan nanah lagi dan mulai keluar darah merah dan hari berikutnya seperti ada daging yg tumbuh menutupi luka. Luka itu mulai membaik dan tidak mengeluarkan darah atau nanah lagi, dalam waktu sebulan. Luka mulai kering dengan luka kecil mulai tertutup dan luka besarnya mulai menciut. 

Sampai saat ini masih saya minumkan. Tapi daunnya tidak saya rebus, namun saya keringkan dan saya seduh seperti membuat teh hijau dengan satu gelas diminum dua kali sehari. 

Berikut cara membuat teh daun kersen : 

  • Daun kersen / talok tidak boleh dijemur matahari langsung. 
  • Potong dengan dahannya dan gantung saja ditempat yg teduh, biarkan layu dan kering dengan sendirinya. 
  • 10 lembar daun diseduh dengan air satu gelas. 
  • Minum pagi dan sore, berguna untuk menurunkan kadar gula dan antibiotik luka diabetes.

Selain ini masih ada beberapa manfaat dari buah dan daun Talok/Kersen/Seri bagi kesehatan :

1. Antibakteri

Sifat antibakteri buah kersen ini snagat bermanfaat untuk tubuh kita. Dengan demikian tubuh kita menjadi lebih kuat dari serangan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tertentu. Para peneliti menemukan adanya senyawa antibakteri yang kuat dalam buah kersen.

2. Antioksidan

Selain antibakteri, buah kersen juga mengandung senyawa antioksidan yang tinggi. Antioksidan bertugas untuk menguatkan sistem imun tubuh dan melawan radikal bebas yang dapat menyebabkan kanker.

3. Antiseptik

Rebusan daun kersen dapat membunuh mikroba atau bisa digunakan sebagai antiseptik. Daun kersen terbukti bisa membunuh bakteri, termasuk: C. diphtheriae, S. aureus, P. vulgaris, S. epidermidis, dan K. Rhizophil. Sifat anti-bakteri itu berasal dari senyawa yang terkandung dalam daun kersen, seperti tanin, flavonoid dan saponin.

4. Anti-inflamasi

Rebusan daun kersen juga memiliki sifat anti-inflamasi (anti-peradangan) dan juga dapat menurunkan demam.

5. Anti-tumor

Daun kersen juga dilaporkan memiliki efek anti-tumor. Kandungan flavonoid yang dimiliki oleh daun kersen diketahui dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.

6. Mengobati asam urat

Di Indonesia, buah kersen sering digunakan untuk mengobati asam urat. Buah kersen juga terbukti dapat mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit asam urat.

7. Melindungi jantung

Ekstrak daun kersen juga diketahui dapat melindungi miokardium yang berdampak pada penurunan yang signifikan dalam pembatasan kebocoran enzim dari miokardium.

8. Kram perut

Bunga kersen dapat dimanfaatkan sebagai antiseptik dan untuk mengobati kram perut. Anda hanya perlu merebus buang kersen dan meminum airnya.

9. Anti-kanker

Salah satu studi menemukan adanya sifat anti-kanker pada pohon kersen, dengan ditemukannya flavonoid sitotoksik baru pada akar kersen.

Selain, 9 manfaat di atas, buah kersen juga dapat mengatasi berbagai penyakit, seperti: 

  • Mengobati asam urat
  • Menyembuhkan diabetes
  • Meredakan gejala flu
  • Mengatasi kejang atau kaku di bagian saluran pencernaan akibat gastritis dan diare
  • Menurunkan tekanan darah tinggi
  • Menurunkan kadar kolesterol dalam darah
  • Meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak  mudah sakit
  • Meredakan sakit kepala
  • Kandungan air pada buah kersen dapat mengembalikan kelembaban alami kulit sehingga kulit akan terus terlihat segar
  • Mencegah dan menyembuhkan batuk.


Demikian yang dapat admin sampaikan pada artikel kali ini, semoga dengan adanya artikel ini bisa bermanfaat dan membantu keluarga kita yang sedang mengalami gangguan kesehatan.

Makalah Sistemik Lupus Eritematosus

Sistemik Lupus Eritematosus

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit sistemik lupus eritematasus (SLE) tampaknya terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan auto antibodi yang berlebihan, limfadenopati terjadi pada 50% dari seluruh pasien SLE pada waktu tertentu selama perjalanan penyakit tersebut. Sistemik lupus eritematosus (SLE) merupakan salah satu penyakit autoimun yang disebabkan oleh disregulasi sistim imunitas dan secara garis besar dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu endokrin-metabolik, lingkungan dan genetik.Gangguan renal juga terdapat pada sekitar 52% penderita SLE. Pada sebagian pasien, gangguan awal pada kulit dapat menjadi prekursor untuk terjadinya gangguan yang bersifat lebih sistemik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi sistemik lupus eritmatasus?
2. Apa etiologi dari sistemik lupus eritmatasus?
3. Bagaimana patofisiologi sistemik lupus eritmatasus?
4. Apa saja manifestasi klinik sistemik lupus eritmatasus?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik untuk sistemik lupus eritmatasus?
6. Bagaimana penatalaksanaan untuk sistemik lupus eritmatasus?
7. Bagaimana konsep keperawatan sistemik lupus eritmatasus?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui defenisi sistemik lupus eritmatasus
2. Untuk mengetahui etiologi dari sistemik lupus eritmatasus
3. Untuk mengetahui  patofisiologi sistemik lupus eritmatasus
4. Untuk mengetahui  manifestasi klinik sistemik lupus eritmatasus
5. Untuk mengetahui  pemeriksaan diagnostik untuk sistemik lupus eritmatasus
6. Untuk mengetahui  penatalaksanaan untuk sistemik lupus eritmatasus
7. Untuk mengetahui  konsep keperawatan sistemik lupus eritmatasus


BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep medis
1 Defenisi
Sistemik lupus erythematosus adalah suatu penyakit kulit menahun yang ditandai dengan peradangan dan pembetukan jaringan parut yang terjadi pada wajah, telinga, kulit kepala dan kandung pada bagian tubuh lainnya.Systemic Lupus Erythematosus (SLE), merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan produksi antibodi terhadap komponen inti sel yang berhubungan dengan manifestasi yang luas. Penyakit lupus merupakan penyakit sistem daya tahan, atau penyakit auto imun, dimana tubuh pasien lupus membentuk antibodi yang salah arah, merusak organ tubuh sendiri, seperti ginjal, hati, sendi, sel darah merah, leukosit, atau trombosit. Antibodi seharusnya ditujukan untuk melawan bakteri ataupun virus yang masuk ke dalam tubuh.

2 Etiologi
Belum diketahui dengan jelas , namun terdapat banyak bukti bahwa Sistemik lupus erythematosus (SLE) bersifat multifaktor, mencakup :
a. Genetik
b. Infeksi
c. Lingkungan
d. Stress
e. Cahaya matahari
f. Faktor Resiko : hormon; imunitas; obat

3 Fatofisiologi
Penyakit sistemik lupus eritematosus ( SLE ) tampaknya terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan auto anti bodi yang berlebihan. Gangguan imunoregulasi ini ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-faktor genetik, hormonal ( sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang biasanya terjadi selama usia reproduktif ) dan lingkungan ( cahaya matahari, luka bakar termal ). Obat-obat tertentu seperti hidralasin ( Apresoline , prokainamid ( Pronestyl ), isoniazid, klorpromazin dan beberapa preparat antikonvulsan disamping makanan kecambah alfalfa turut terlibat dalam penyakit SLE akibat senyawa kimia atau obat-obatan.Pada sistemik lupus eritematosus, peningkatan produksi auto anti bodi diperkirakan terjadi akibat fungsi sel T-Supresor yang abnormal sehingga timbul penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan. Inflamasi akan menstimulasi antigen yang selanjutnya merangsang anti bodi tambahan, dan siklus tersebut berulang kembali.

4 Manefestasi klinik
Keluhan utama dan pertama sistemik lupus eritematosus (SLE) adalah artralgia, dapat juga timbul artritis nonerosif pada dua atau lebih sendi perifer. Pasien mengeluh lemas, lesu dan capek sehingga menghalanginya beraktivitas. Demam pegal linu seluruh tubuh, nyeri otot dan penurunan berat badan terdapat kelainan kulit spesifik berupa bercak malar menyerupai kupu-kupu dimuka dan eritema umum yang menonjol. Terdapat kelainan kulit menahun berupa bercak diskoid yang bermula sebagai eritema papul atau plak bersisik. Dapat pula terjadi kelaian darah berupa anemia hemoditik, kelainan ginjal, pneumonitis, kelainan jantung, gastrointestinal, gangguan saraf dan kelainan psikatrik.

5 Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan Antibodi Antinuklear
b. Laju Endap Darah
c. Pemeriksaan Urin
d. Pemeriksaan Serum

6 Penatalaksanaan
Bercak kemerahan kecil biasanya berhasil diobati dengan krim kortikosteroid. Bercak lebih besar resisten, kadang memerlukan pengobatan selama beberapa bulan dengan kortikosteroid per-oral (ditelan) atau dengan obat imunosupresan seperti digunakan untuk mengobati lupus eritematosus sistemik. Krim steroid yang kuat sebaliknya dioleskan pada bercak kulit sebanyak 1-2 kali/hari. Sampai bercak menghilang jika bercak sudah mulai kurang bisa digunakan krim steroid yang lebih ringan.Salep cortison yang dioleskan pada lesi sering kali dapat memperbaiki keadaan dan memperlambat perkembangan penyakit. Suntikan cortison yang dioleskan pada dalam lesi juga bisa mengobati keadaan ini dan bisanya lebih efektif dari pada salep.Lupus discoid tidak disebabkan oleh malaria, tetapi obat anti malaria ( cloroquine, hydroxcloroquine ) memiliki daya anti peradangan yang ampuh bagi sebagian besar kasus lupus discoid.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. pengkajian
a. Biodata, riwayat penyakit
b. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem Muskuloskeletal : Terjadi pembengkakan, keterbatasan gerak, kemerahan dan nyeri tekan pada sendi.
2) Sistem Integumen : Ulserasi membran mukosa, ekimosis, ptekye, purpura, infadenopati difus
3) Sistem Pencernaan : Nyeri tekan abdomen, hepatosplenomegali, peristaltic usus meningkat, kelenjar parotis membesar
4) Sistem Pernafasan : Takipneu, perkusi suara redup, efusi pleura dan ronchi
5) Sistem Kardiovaskuler : Takikardi, aritmia
6) Sistem Persyarafan : Konvulsi, neuropati perifer, paraplegi, hemiplegi, afasia, halusinasi, delusi, disorientasi
7) Sistem Penglihatan : Konjungtivitis, edema periorbital, uveitis, perdarahan subkonjungtiva

2. Diagnosa keperawatan

  • Nyeri akut kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan atau proses inflamasi destruksi sendi, kulit
  • Gangguan integritas kulit berhubungan dengan lesi pada kulit.
  • Mobilitas fisik kerusakan berhubungan dengan defometas skeletal

3. Intervensi keperawatan
a. Nyeri akut kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan atau proses inflamasi destruksi sendi, kulit.
Tujuan :  Menunjukkan nyeri atau terkontrol.
Intervensi :
Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tnda rasa sakit non verbal.
erikan matras tinggikan laken tempat tidur sesuai kebutuhan.
Tingkatkan istirahat ditempat tidur sesuai indikasi.
Hindari gerakan yang menyentak.
Beri obat sebelum aktivitas yang direncanakan sesuai petunjuk

b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan lesi pada kulit.
Tujuan : agar tidak terjadi lesi pada kulit
Intervensi :
Kaji warna dan kedalaman lesi perhatikan adanya nekrotik dan jaringan perut
Beri perawatan pada lesi.
Pertahankan penutupan lesi.
Hindari trauma.
Intruksikan kepada pasien untuk tidak menggaruk lesi.

c. Mobilitas fisik kerusakan berhubungan dengan defometas skeletal
Tujuan : Mempertahankan fungsi dengan tidak hadirnya atau pembatasan kontraktor.
Intervensi :
Memantau tingkat inflamasi sakit pada sendi.
Pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas.
Gunakan bantal kecil atau tipis dibawah leher.
Berikan matras busa atau pengubah tekanan.
Berikan obat sesuai indikasi

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lupus eritematosus sistemik (LES) merupakan salah satu penyakit autoimun yang disebabkan oleh disregulasi sistim imunitas. SLE dapat menyerang berbagai sistem organ dan keparahannya berkisar dari sangat ringan sampai berat. Etiologi belum dipastikan, secara garis besar dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu endokrin-metabolik, lingkungan dan genetik. Pencetus fungsi imun abnormal mengakibatkan pembentukan antibodi yang ditujukan terhadap berbagai komponen tubuh. Tidak ada suatu tes laboratorium tunggal yang dapat memastikan diagnosis SLE. Masalah yang paling sering dirasakan pasien adalah keletihan, gangguan integritas kulit, gangguan citra tubuh dan kurang pengetahuan untuk mengambil keputusan mengenai penatalaksanaan mandiri.

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunanya, besar harapan kami kepada para pembaca untuk bisa memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih sempurna.

Makalah Sistemik Lupus Eritematosus

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marlyne ( 2000 ) Rencana Asuhan Keperawatan EGC, Jakarta
Suzanne, Smeltzer ( 2001 ) Keperawatan Medikal Bedah edisi 2 Vol 8WWW. Medicastore. Com. 2004
http://www.perkuliahan.com/makalah-kesehatan-sistemik-lupus-eritmatasus/#ixzz1salYMZxE

Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Pada Ibu Hamil

Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Pada Ibu Hamil Trimester 1, 2 dan 3

A. Trimester I

1. System reproduksi 

a. Vagina dan vulva 
Sampai minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiruan(livide) tanda ini disebut tanda Chadwick. Warna portio pun tampak livide. Keasaman vulva dan vagina berubah dari 4 menjadi 6,5.Peningkatan PH ini membuat wanita hamil menjadi lebih rentan terhadap infeksi vagina, khususnya jamur Leukhore adalah rabas mukoid berwarna agak keabuan dan berbau tidak enak. 

b. Serviks uteri
Pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormone estrogen. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi serta meningkatnya suplay darah, maka konsistensi serviks menjadi lunak yang disebut tanda Goodell. Selama minggu-minggu awal kehamilan, peningkatan aliran darah uterus dan limfe mengakibatkan oedema dan kongesti panggul. Akibatnya uterus, serviks dan ithmus melunak secara progresif dan serviks menjadi kebiruan (tanda Chadwick), tanda kemungkinan hamil).

c. Uterus 
Membesar pada bulan –bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesterone. Pembesaran disebabkan adanya (1) peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah (2) hyperplasia (produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis baru) dan hipertropi ( pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada ) dan (3) perkembangan desidua. Selain bertambah besar, uterus juga mengalami perubahan berat, bentuk, dan posisi. Dinding2 otot menjadi kuat dan elastis, fundus pada serviks mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur bebek dan pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa. Hipertropi ithmus pada triwulan pertama membuat ithmus menjadi panjang dan lebih lunak yang disebut tanda Hegar. 

d. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatum, korpus luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm, kemudian dia mengecil setelah plasenta terbentuk. Korpus luteum ini mengeluarkan hormone estrogen dan progesterone.

e. Payudara/mamae 
Mamae akan membesar dan tegang akibat hormone somatomamotropin, estrogen dan progesterone akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Pengaruh progesterone dan somatomamotropin terbentuk lemak disekitar alveolua-alveolus, sehingga mammae menjadi lebih besar. Papilla mammae membesar lebih tegang dan tambah lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar sebasea (lemak) yang muncul di areola primer dan disebut tuberkel Montgomery. Perubahan payudara ini adalah kemugkinan hamil. 

2. System endokrin
Tes HCG positif dan kadar HCG meningkat cepat menjadi 2 kali lipat setiap 48 jam sampai kehamilan 6 minggu. Perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan terutama akibat produksi estrogen dan progesterone plasenta dan juga hormon-hormon yang dikeluarkan oleh janin.

3. Sistem kekebalan
Peningkatan PH sekresi vagina wanita hamil membuat wanita tersebut lebih rentan terhadap infeksi vagina. sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh, kadar immunoglobulin dalam kehamilan tidak berubah.

4. Sistem perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamialn kandung kencing tertekan sehingga sering timbul kencing. Keadaan ini hilang denhgan tuanya kehamiulan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada kehamilan normal, fungsi ginjal cukup banyak berubah. Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm, volume renal meningkat 60 ml dari 10 ml pada wanita yang tidak hamil.

5. Sistem pencernaan
Perubahan rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena perubahan posisi lambung dan aliran asam ;lambung ke esophagus bagian bawah. Produksi asam lambung menurun. Sering terjadi nausea dan muntah karena pengaruh HCG, tonus otot-otot traktus digestivus juga berkurang. Saliva atau pengeluaran air liur berlebihan dari biasa. Pada beberapa wanita ditemukan adanya (ngidam makanan)yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual.

6. Sistem kardiovaskuler
Selama kehamilan dan masa nifas terjadi perubahan-perubahan luar biasa pada jantung dan sirkulasi perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada delapan minggu pertama kehamilan. Curah jantung meningkat sedini minggu kelima kehamilan dan peningkatan awal ini merupakan fungsi dari penurunan resistensi vascular sistemik serta peningkatan frekuensi denyut jantung. Antara minggu ke 10 sampai 20, peningkatan nyata pada volume plasma terjadi sedemikian sehingga meningkatkan preload. Kinerja ventrikel selama masa kehamilan dipengaruhi oleh penurunan resistensi vascular sistemik dan perubahan aliran darah arteri pulsatil. Kapasitas vascular meningkat, sebagian disebabkan oleh peningkatan komplians vascular.

7. Sistem musculoskeletal
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada musuloskeletal. Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan progesterone, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago dan ligament juga meningkatkan jumlah cairan synovial. Bersamaan dua keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas persendian. Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya normal apabila asupan nutrisinya khususnya produk terpenuhi. Tulang dan gigi biasanya tidak berubah pada kehamilan yang normal.

8. Sistem integument
Pada bulan-bulan terakhir kehamilan, umumnya muncul garis-garis kemerahan yang sedikit mencekung pada kulit abdomen dan kadangkala pada kulit payudara dan paha pada sekitar separuh semua wanita hamil. Pada wanita multipara, selain striae kemerahan dari kehamilan yang sekarang, sering terlihat garis-garis keperakan mengkilat yang menunjukkan sikatriks striaekehamilan sebelumnya.


Pada banyak wanita, garis tengah kulit abdomen menjadi sangat terpigmentasi, berwarna hitam kecoklatan membentuk linea nigra. Kadangkala bercak-bercak kecoklatan irregular dengan berbagai ukuran terlihat di wajah dan leher sehingga membentuk kloasma atau melasma gravidarum (topeng kehamilan).

Angioma, yang juga disebut spider naevi, timbul pada sekitar dua per tiga wanita kulit putih dan kira-kira 10 % wanita Amerika keturunan Afrika selama kehamilan. Angioma ini berupa bintik-bintik penonjolan kecil dan merah pada kulit, terutama sering terdapat pada wajah, leher, dada atas dan lengan, dengan jari-jari yang bercabang keluar dari badan sentralnya. Kondisi ini sering disebut sebagai nevus, angioma atau telangiektasis. Eritema palmaris juga ditemukan pada kehamilan pada sekitar dua per tiga wanita kulit putih dan sepertiga wanita kulit hitam. Kedua kondisi ini sering terjadi bersamaan tetapi tanpa makna klinis, dan menghilang pada sebagian besar wanita segera setelah terminasi kehamilan. Keduanya kemungkinan besar merupakan akibat hiperestrogenemia kehamilan.

9. Sistem metabolisme

Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi. BMR meningkat sehingga 15-20% yang umumnya terjadi pada triwulan terakhir. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran hidrat arang, khususnya sesudah kehamilan 20 mingghu ke atas. Akan tetapi bila dibutuhkan dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan kalori dalam pekerjaan sehari-hari. Dalam keadaan biasa wanita cukup hemat dalam pemakaian tenaga.

10. Sistem Pernapasan

Adaptasi ventilasi dan structural selama masa hamil bertujuan menyediakan kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju metabolic dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan oksigen dan suatu cara untuk memebuang karbondioksida. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamentumpada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat.

11. Sistem persyarafan
Wanita hamil sering melaporkan adanya masalah pemusatan perhatian, konsentrasi dan memori selama kehamilan dan masa nifas awal. Namun, penelitian yang sistematis tentang memori pada kehamila tidak terbatas dan seringkali bersifat anekdot. Keenan dkk. (1998) secara longitudinal meneliti tentang memori pada wanita hamil dengan kelompok control yang setara. Mereka menemukan adanya penurunan memori terkait kehamilan yang terbatas pada trimester ketiga. Penurunan ini disebabkan oleh depresi, kecemasan, kurang tidur atau perubahan fisik lain yang dikaitkan dengan kehamilan. Penurunan memori yang diketahui hanyalah sementara dan cepat pulih setelah kelahiran. Mulai sedini sejak usia gestasi 12 minggu, dan terus berlanjut hingga dua bulan pertama pascapartum, wanita mengalami kesulitan untul mulai tidur, sering terbangun, jam tidur malam yang lebih sedikit serta efisiensi tidur yang berkurang. Ganguan tidur terbesar terjadi pascapartum dan dapat menimbulkan kemurungan pascapartum (postpartum blues) dan/atau depresi.

12. Kenaikan berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan sebagian besar diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, dan peningkatan volume darah serta cairan ekstraseluler ekstravaskular. Sebagian kecil pertambahan berat badan terebut diakibatkan oleh perubahan metabolic yang menyebabkan pertambahan air selular dan penumpukan lemak dan protein baru, yang disebut cadangan ibu. Kenaikan berat badan trimester I lebih kurang 1 kg. Kenaikan berat badan ini hampir seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.

Berat badan dilihat dari Quatelet atau body mass index (Indek Masa Tubuh = IMT). Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah. Sedangkan berat badan overweight meningkatkan resiko atau komplikasi dalam kehamilan seperti hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan dalam persalinan. Penilaian Indeks Massa Tubuh diperoleh dengan memperhitungkan berat badan sebelum hamil dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrad. Indikator penilaian untuk IMT adalah sebagai berikut :

Nilai IMT
Kategori
Kurang dari 20
Underweight/ Dibawah normal
20-24,9
Desirable/ Normal
25-29,9
Moderate obesity/ Gemuk/ Lebih dari normal
Over 30
Severe obesity/ Sangat gemuk








B. Trimester II 

1. System reproduksi 

a. Vulva dan vagina
Karena hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah alat genetalia membesar. Peningkatan sensivitas dapat meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual, khususnya selama trimester kedua kehamilan. Peningkatan kongesti ditambah relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus yang berat dapat menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan varises biasanya membaik selama periode pasca partum. 

b. Serviks uteri 
Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. 

c. Uterus 
Pada kehamilan 16 minggu cavum uteri diisi oleh ruang amnion yang terisi janin dan ithmus menjadi bagian korpus uteri. Bentuk uterus menjadi bulat dan berangsur-angsur berbentuk lonjong seperti telur, ukurannya kira- kira sebesar kepala bayi atau tinju orang dewasa. Pada saat ini uterus mulai memasuki rongga peritoneum.

1) 16 minggu : fundus uteri kira-kira terletak diantara ½ jarak pusat ke symphisis.

2) 20 minggu : fundus uteri kira-kira terletak dipinggir bawah pusat.

3) 24 minggu : fundus uteri berada tepat dipinggir atas pusat. Segera setelah bulan keempat kehamilan, kontraksi uterus dapat dirasakan melalui dinding abdomen. Kontraksi ini disebut tanda Braxton hicks. Kontraksi Braxton hicks adalah kontraksi tidak teratur yang tidak menimbulkan nyeri, yang timbul secara intermiten sepanjang setiap siklus menstruasi.

d. Ovarium : Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan menggantikan fungsi korpus luteum graviditatum.

e. Payudara / mammae : Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut Colustrom. Colustrom ini berasal dari asinus yang mulai bersekresi.selama trimester kedua , pertubuhan kelenjar mammae membuat ukuran payudara meningkat secara progresif. Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terlambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir. 

2. System endokrin

Perubahan besar pada system endokrin yang penting terjadi untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemulihan pasca partum (nifas).perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan dari trimester I sampai III 

a. Estrogen 
Produksi estrogen plasenta terus naik selama kehamilan dan pada akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil.

b. Progesterone 
Produksi progesterone bahkan lebih banyak dibanding estrogen. Pada akhir kehamilan produksinya kira-kira 250 mg/hari. Progesterone menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan subkutan di abdomen, punggung dan paha atas. Lemak berfungsi sebagai cadangan energy baik pada masa hamil maupun menyusui. 

c. HCG (Human Chorionic Gonadotropin 
Hormone ini dapat terdeteksi beberapa hari setelah pembuahan dan merupakan dasar tes kehamilan. Puncak sekresinya terjadi kurang lebih 60 hari setelah konsepsi. Fungsi utamanya adalah mempertahankan korpus luteum. 

d. HPL (Human Placental Lactogen)
Hormone ini diproduksinya terus naik dan pada saat aterm mencapai 2 gram /hari. Efeknya mirip dengan hormone pertumbuhan.yang juga bersifat diabetogenik, sehingga kebutuhan insulin wanita hamil naik.

e. Pituitary Gonadotropin 
FSH, LH berada dalam keadaan sangat rendah selama kehamilan, karena ditekan oleh estrogen dan progesterone plasenta.

f. Prolaktin 
Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi estrogen. Sekresi air susu sendiri dihambat oleh estrogen ditingkat target organ.

g. Growth hormone (STH)
Produksinya sangat rendah karena mungkin ditekan oleh HPL.

h. TSH, ACTH, dan MSH 
Hormone-hormon ini tidak dapat dipengaruhi oleh kehamilan. 

i. Titoksin 
Kelenjar tyroid mengalami hipertropi memproduksi T4 meningkat. Tetapi T4 bebas relative tetap, karena tyroid thyroid binding globulin meninggi, akibat tingginya estrogen, dan juga merupakan akibat hyperplasia jaringan glandural dan peningkatan vaskularisasi. Tyroksin mengatur metabolisme.

j. Aldosteron, Renin,dan Angiostensin
Hormon ini naik, yang menyebabkan naiknya volume intrvaskuler. 

k. Insulin
Produksi insulin meningkat sebagai akibat estrogen, dan HPL.

l. Parathormon
Hormone ini relative tidak dipengaruhi oleh kehamilan.

3. Sistem traktus urinarius 

Kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar mulai berkurang, karena uterus sudah mulai keluar dari uterus. Pada trimester kedua, kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati kearah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas.kongesti panggul pada masa hamil ditunjukkan oleh hiperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan histensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama, pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urine.

4. Sistem muskuloskeletal

Selama trimester kedua mobilitas persendian akan berkurang terutama pada daerah siku dan pergelangan tangan dengan meningkatnya retensi cairan pada jaringan konektif atau jaringan yang berhubungan disekitarnya.

5. Sistem integument

Akibat peningkatan kadar hormon esterogen dan progesterone, kadar MSH pun meningkat’

6. Sistem endokrin

Adanya peningkatan hormon estrogen dan progesteron serta terhambatnya pembentukan FSH dan LH

7. Kenaikan berat badan

Kenaikan berat badan 0,4 – 0,5 kg perminggu selama sisa kehamilan

C. Trimester III 

1. Sistem Reproduksi

a. Uterus
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram (berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Posisi rahim dalam kehamilan memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati. Pada kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak antara ½ jarak pusat dan prossesus xipoideus. Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prossesus xipoideus, Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari dibawah prossesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk kedalam rongga panggul.

Pada trimester III, istmus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah uterus atau segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada SBR. 

b. Payudara
Pembentukan lobules dan alveoli mulai memproduksi dan mensekresi cairan yang kental kekuningan → Kolostrum. Pada TM III → aliran darah didlmnya lambat & payudara mjd besar lagi.

c. Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada kehamilan.

Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan. 

d. Vagina dan vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vula tampak lebih merah dan agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut menigkat. Apabila terjadi kecelakaan pada kehamilan/persalinan maka perdarahan akan banyak sekali, sampai dapat mengakibatkan kematian. Pada bulan terakhir kehamilan, cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.

e. Mammae
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. 

2. Sirkulasi darah 

Volume darah akan bertambah banyak  25% pada puncak usia kehamilan 32 minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi  120 g/L. Pada minggu ke-32, wanita hamil mempunyai hemoglobin total lebih besar daripada wanita tersebut ketika tidak hamil. Bersamaan itu, jumlah sel darah putih meningkat ( 10.500/ml), demikian juga hitung trombositnya. 

Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan meningkat  30% pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah jantung tersebut disebabkan oleh meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi frekuensi denyut jantung meningkat  15%. Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan tekanan darah.

Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga mengalami distensi. Vena tungkai terutama terpengaruhi pada kehamilan lanjut karena terjadi obstruksi aliran balik vena (venous return) akibat tingginya tekanan darah vena yang kembali dari utrerus dan akibat tekanan mekanik dari uterus pada vena kava. Keadaan ini menyebabkan varises pada vena tungkai (dan kadang-kadang pada vena vulva) pada wanita yang rentan.

Aliran darah melalui kapiler kulit dan membran mukosa meningkat hingga mencapai maksimum 500 ml/menit pada minggu ke-36. Peningkatan aliran darah pada kulit disebabkanoleh vasodilatasi ferifer. Hal ini menerangkan mengapa wanita “merasa panas” mudah berkeringat, sering berkeringat banyak dan mengeluh kongesti hidung.

3. Sistem Respirasi

Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi, sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan tersebut dapat menyebabkan pernafasan berlebih 

4. Traktus Digestifus

Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. 

Spinkter esopagus bawah relaksasi, sehingga dapat terjadi regorgitasi isi lmbung yang menyebabkan rasa terbakar di dada (heathburn). Sekresi isi lambung berkurang dan makanan lebih lama berada di lambung. Otot-otot usus relaks dengan disertai penurunan motilitas. Hal ini memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat menyebabkan konstipasi, yang memana merupakan salah satu keluhan utamawanita hamil. 

5. Traktus Urinarius

Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai tuun ke PAP, keluhan sering kencing dan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan. 

6. Sistem Imun

HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu kadar Ig G, Ig A dan Ig M serum menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini, hingga aterm.

7. Metabolisme Dalam Kehamilan

Pada trimester III Kalori yang dibutuhkan meningkat hingga 15-20% untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran karbohidrat, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi bila dibutuhkan, dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori dalam pekerjaan sehari-hari. Dalam keadaan biasa wanita hamil cukup hemat dalam hal pemakaian tenaganya.

Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan tulang-tulangnya dan hal ini terjadi terutama dalam trimester terakhir. Makanan tiap harinya diperkirakan telah mengandung 1,5-2,5 gr kalsium. Diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium tertahan dalam badan untuk keperluan semasa hamil. Ini kiranya telah cukup untuk pertumbuhan janin tanpa mengganggu kalsium ibu. 

Segera setelah haid terlambat, kadar enzim Pinosinase .Pinosinase adalah enzim yang dapat membuat oksitosin tidak aktif. Pinositase ditemukan banyak sekali di dalam darah ibu pada kehamilan 14-38 minggu.

Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir. Kenaikan berat badan dalam kehamilan disebabkan oleh hasil konsepsi, fetus placenta dan liquor.


DAFTAR PUSTAKA

Army. 2006. Dasar-dasar Ilmu Kebidanan. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Bobak. 2004. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. EGC. Jakarta .
Cunningham, F.G, dkk. 2006. Obstetri Williams. Edisi 21 Bahasa Indonesia. EGC. Jakarta.
Fraser, Diane M. 2009. Myles Buku Ajar Bidan . Edisi 14 EGC. Jakarta.
Kusmiyati, yuni. 2009. Perawatan Ibu Hamil . Yogyakarta: Fitra Maya.
WHO. 2003. Buku Saku Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2008. Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : EGC.
Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Pusdiknakes-WHO. 2003. Asuhan Antepartum.
Saifuddin, Abdul Bari. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Paduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Saifuddin, Abdul Bari. 2005. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.


Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.