Makalah Tumor Adneksa

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Tumor adneksa adalah tumor ganas di tuba fallopi, lebih sekunder berasal dari tumor ganas ovarium, uterus, kolorectal dan payudara.Tumor adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, peradangan ini meyebar ke ovarium, peritonium, pembuluh darah pelviks, dimana kuman itu masuk ke dalam organ pelviks selama hubungan seksual, persalinan, aborsi, sebagai akibat dari tindakan (kerokan, laparatomi, dan sebagainya).Organ-organ tadi akan mengalami peradangan dan bersarang di tuba fallopi, cairan purulen dapat terkumpul dalam tubuh menyebabkan perlengketan sehingga terjadi penyempitan akan menyebabkan berbagai gangguan.Pada tuba infeksi dapat disebabkan oleh kuman seperti streptokokus, stapilokokus, klostridium welehi.Sebelum seseorang terkena penyakit yang cukup ganas ini lebih baik melaksanakan tindakan pencegahan dengan cara : Hindari pasangan koitus yang sering berganti,Pemeriksaan pap smear minimal sekali setahun.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa defenisi tumor adneksia?
2. Apa etiologi dari tumor adneksia?

3. Bagaimana patofisiologi tumor adneksa?
4. Apa gejala tumor adneksia?
5. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan untuk tumor adneksa?
6. Bagaimana penatalaksanaan untuk tumor adneksa?
7. Apa saja yang dilakukan untuk mencegah tumor adneksa?
8. Bagaimana konsep keperawatan untuk tumor adneksa?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui defenisi adneksia
2. Untuk mengetahui etiologi tumor adneksa
3. Untuk mengetahui patofisiologi tumor adneksa
4. Untuk mengetahui gejala pada tumor adreksia
5. Untuk mengetahui pemeriksaan yang dilakukan untuk tumor adreksia
6. Untuk mengetahui penetalaksanan tumor adreksia
7. Untuk mengetahui pencegahan penyakit tumor adreksia
8. Untuk mengetahui konsep keperawatan untuk tumor adreksia

BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI
Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem reproduksi yaitu pada tuba fallopi kemudian ovarium dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan (Hanifa, 1997 hal 396).
Tumor adneksa adalah tumor ganas di tuba fallopi, lebih sekunder berasal dari tumor ganas ovarium, uterus, kolorectal dan payudara.

B. ETIOLOGI
Penyebab tumor adneksa tidak diketahui secara pasti tetapi diduga karena infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, peradangan ini menyebar ke ovarium dan tuba fallopi yang menyebabkan berbagai gangguan dan terjadi pertumbuhan jaringan yang abnormal.

C. PATOFISIOLOGI
Tumor adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, peradangan ini meyebar ke ovarium, peritonium, pembuluh darah pelviks, dimana kuman itu masuk ke dalam organ pelviks selama hubungan seksual, persalinan, aborsi, sebagai akibat dari tindakan (kerokan, laparatomi, dan sebagainya).Organ-organ tadi akan mengalami peradangan dan bersarang di tuba fallopi, cairan purulen dapat terkumpul dalam tubuh menyebabkan perlengketan sehingga terjadi penyempitan akan menyebabkan berbagai gangguan.  Pada tuba infeksi dapat disebabkan oleh kuman seperti streptokokus, stapilokokus, klostridium welehi.

Menurut Taymor dan Hertig secara histopatologik adenokarsinoma dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan :
1. Jenis tumor dengan pertumbuhan papiler : tumor belum mencapai otot tuba.
2. Jenis tumor dengan pertumbuhan papillo alvioler : tumor telah memasuki jaringan otot.
3. Jenis tumor dengan pertumbuhan alveo meduller : terlihat mitosis yang atopik dan infasi sel ganas ke saluran limpa.

D. GEJALA KLINIS
Pada awalnya penyakit tidak menimbulkan gejala. Mula-mula keluhan samar-samar seperti : perasaan lelah, makan sedikit, terasa cepat kenyang dan sering kembung, kemudian timbul demam dan rasa nyeri pada uterus bagian kiri dan kanan. Diikuti dengan gejala perdarahan pervagina mungkin juga disertai pengeluaran getah vagina yang bercampur dengan darah.Pada masa reproduksi, perdarahan tersebur biasanya terjadi antara 2 masa haid dan jumlahnya haya sedikit tetapi dapat berlangsung terus-menerus setiap hari.Gejala ke-2 setelah perdarahan adalah perasaan nyeri di perut. Perasaan sakit dapat timbul sebagai akibat distensi dinding tumor.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. .Pemeriksaan pelvik
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada vulva, vagina dan serviks dengan palpasi organ dalam khususnya ovarium dan permukaan uterus.
2. Test papanicolau
Merupakan pemeriksaan sistologis yang memungkinkan untuk mendeteksi adanya sel yang abnormal dan mendeteksi keganasan tumor pada tahap awal.
3. Ultra sound / USG
Digunakan untuk menentukan lokasi massa tumor
4. Endoskopi
Untuk melihat lapisan dan jaringan disekitarnya secara langsung :
a. Colposcopy : visualisasi vagina dan serviks dibawah kekuatan magnet yang rendah.
b. Culdoscopy : pemasukan culdoskop melalui vagina bagian belakang untuk melihat tuba fallopi dan ovarium.
c. Hysterescopy : pemasukan hyterescopy melalui servik untuk melihat bagian dalam uterus.
d. Biopsi : untuk mengetahui jenis dan keganasan sel.
e. Laboratorium : urine lengkap dan darah lengkap.

F. PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan .
2. Total Abdominal Hysterektomy  (TAH),Bilateral Salpingo Opporectomy (BSO) adalah penanganan yang sangat umum dilakukan pada tumor/kanker ginekologi.
3. Radio terapy.
4. Radiasi ulang intra cervical saat pra bedah untuk mengecilkan tumor sehingga dapat menjamin tingkat keamanan saat dilakukan pembedahan.

G. PENCEGAHAN
Sebelum seseorang terkena penyakit yang cukup ganas ini lebih baik melaksanakan tindakan pencegahan dengan cara :
a.Hindari pasangan koitus yang sering berganti.
b.Pemeriksaan pap smear minimal sekali setahun

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Biodata Klien.
Identitas klien  dan Identitas suami/penanggung.
2. Data Biologis/Fisiologis.
a. Keluhan utama : Benjolan pada daerah abdomen.
b. Riwayat keluhan utama :
Dipaparkan tentang awal terjadinya tumor adneksia dengan menggunakan analisa symptom PQRST, dilengkapi dengan keluhan lain dan pengaruh keluhan terhadap aktifitas/fungsi tubuh serta usaha klien untuk mengatasi keluhan.
c. Riwayat kesehatan masa lalu:
Yang dikaji adalah riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat opname, trauma, operasi, transfuse darah, alergi dan keiasaan spesifik klien lainnya.
d. Riwayat kesehatan keluarga :
Yang dikaji adalah tiga generasi dengan mencamtumkan genogram dimana klien berada pada generasi ketiga, riwayat penyakit keturunan apakah ada anggota keluarga yang menderita tumor adneksa atau ada penyakit keturunan lainnya.
e. Riwayat reproduksi :
Riwayat haid klien meliputi monorhe, siklus haid, durasi haid, atau perlangsungan haid (dismenore, polimenore, oligomenore, amenore atau menometroragia).
Riwayat obstetri meliputi kehamilan, persalinan dan nifas lalu, riwayat ginekologi dan KB.
f. Riwayat ADL.
Dikaji pola kegiatan sehari-hari sebelum dan pada saat sakit.
g. Pemeriksaan Fisik.
Penampilan ibu.
Tingkat kesadaran.
Tinggi badan/berat badan.
Tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, denyut nadi, suhu badan dan frekuensi pernafasan.
Kepala dan rambut : bentuk wajah, keadaan/kebersihan rambut,keadaan/kebersihan kulit kepala.
Wajah/muka : ekepresi wajah, ada tidaknya edema wajah/muka.
Mata : kebersihan, konjuntiva dan sclera.
Hidung : kesimetrisan, secret hidung.
Mulut : mukosa bibir, lidah, ada tidaknya caries.
Telinga : kebersihab telinga, secret telinga, keadaan luar telinga.
Leher : ada tidaknya pembesaran kel. gondok, vena jugularis, dan arteri carotis.
Dada
Abdomen
Genitalia (vulva/anus) : kebersihannya, ada tidaknya flour albus, varices, kondilomata, ada tidaknya massa atau lesi antara rectum dan vagina.
Tungkai bawah : kesimetrisan, ada tidaknya edema pretobial atau varices.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi pada nociseptor
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan pengeluaran darah dari jalan lahir
3. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan
4. Kecemasan berhubungan dengan proses penyakitnya

C. INTERVENSI
1. Dx 1
a. Istirahat di tempat tidur
Rasional : dengan insirahat akan mengurangi beban kerja tubuh terutama bagian yang rusak.
b. Latihan nafas dalam
Rasional : Meningkatkan sirkulasi sehingga nyeri berkurang.
c. Meletakkan kompres hangat pada daerah nyeri
Rasional : terjadi vasodilatasi yang menghambat impuls nyeri.
d. Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat menekan saraf sehingga nyeri tidak dipersepsikan.

2. Dx 2
a. Observasi tanda-tanda vital
Rasional : Kekurangan darah akan tercermin pada tanda-tanda vital.
b. Pemeriksaan Hb setiap hari
Rasional : Mengetahui perkembangan Hb setiap hari.
c. Memberikan penyuluhan tentang manfaat transfusi
Rasional : Memberikan pengertian tentang transfusi agar pasien kooperatif dalam perawatan dan pengobatan.
d. Observasi adanya tanda-tanda reaksi anafilaktik.
Rasional : Darah merupakan antigen pada pasien, kemungkinan bisa terjadi reaksi antigen antibody yang menimbulkan shock yang sangat berbahaya.
e. Penyuluhan tentang reaksi yang mungkin timbul akibat transfusi
Rasional : Dengan penyuluhan tersebut pasien dapat melaporkan adanya tanda- tanda reaksi anafilaktik.

3. Dx 3
a. Kaji tingkat kemampuan pasien beraktifitas
Rasional : Untuk mengidentifikasikan tingkat intervensi yang dibutuhkan pasien.
b. Layani kebutuhan pasien di tempat tidur
Rasional : Agar kebutuhan pasien terpenuhi.
c. Libatkan keluarga dalamperawatan dan pemenuhan kebutuhan pasien.
Rasional : Keluarga dapat berpartisipasi dalam pencapaian kebutuhan ADL pasien dan berpartisipasi dalam program perawatan.

4. Dx 4
a. Bina hubungan saling percaya.
Rasional : Memudahkan pasien mengeluarkan isi hati sehingga beban pasien berkurang.
b. Tunjukkan rasa empati terhadap pasien
Rasional : Rasa empati dapat meningkatkan harga diri.
c. Luangkan waktu untuk berbincang-bincang
Rasional : Dapat meningkatkan harga diri karena pasien merasa diperhatikan.
d. Berikan waktu untuk mengekspresikan perasaan
Rasional : Untuk memperbesar rasa percaya diri pada pasien dalam menghadapi penyakitnya.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem reproduksi yaitu pada tuba fallopi kemudian ovarium dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan (Hanifa, 1997 hal 396).
Tumor adneksa adalah tumor ganas di tuba fallopi, lebih sekunder berasal dari tumor ganas ovarium, uterus, kolorectal dan payudara.Penyebab tumor adneksa tidak diketahui secara pasti tetapi diduga karena infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, peradangan ini menyebar ke ovarium dan tuba fallopi yang menyebabkan berbagai gangguan dan terjadi pertumbuhan jaringan yang abnormal.Menurut Taymor dan Hertig secara histopatologik adenokarsinoma dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan :

1. Jenis tumor dengan pertumbuhan papiler : tumor belum mencapai otot tuba.
2. Jenis tumor dengan pertumbuhan papillo alvioler : tumor telah memasuki jaringan otot.
3. Jenis tumor dengan pertumbuhan alveo meduller : terlihat mitosis yang atopik dan infasi sel ganas ke saluran limpa.Gejala yang timbul pada tumor adneksia adalah gejala perdarahan pervagina. Pada masa reproduksi, perdarahan tersebur biasanya terjadi antara 2 masa haid dan jumlahnya haya sedikit tetapi dapat berlangsung terus-menerus setiap hari.Gejala ke-2 setelah perdarahan adalah perasaan nyeri di perut. Perasaan sakit dapat timbul sebagai akibat distensi dinding tumor.Sebelum seseorang terkena penyakit yang cukup ganas ini lebih baik melaksanakan tindakan pencegahan dengan cara :
a.Hindari pasangan koitus yang sering berganti.
b.Pemeriksaan pap smear minimal sekali setahun

B. SARAN
Jika dalam penuilisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan, kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.

Makalah Tumor Adneksa

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda J, 1998, Diagnosa Keperawatan, Edisi 6, EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made Kariasa, editor, Monica Ester, Edisi 3, EGC ; Jakarta.
Guyton, Arthur C, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ; editor, Irawati Setiawan, Edisi 9, EGC; Jakarta.
Hudak, Gallo, 1997, Keperawatan Kritis, Edisi 6, EGC, Jakarta.
Hanafi, W, 1997, Ilmu Kandungan, Edisi 2, Bina Pustaka, Jakarta.
Pearce, Evelyn C, 1999, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Gramedia, Jakarta.
Prayetni, 1997, Asuhan Keperawatan Ibu Dengan Gangguan Sistem Reproduksi, Pusdiknakes, Jakarta.



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »