Showing posts with label contoh skripsi kesehatan. Show all posts
Showing posts with label contoh skripsi kesehatan. Show all posts

Kumpulan Judul KTI Kebidanan Terbaru 2017

Kumpulan Judul KTI Kebidanan Terbaru 2017


Di bawah ini adalah Beberapa Contoh Judul KTI terbaru kebidanan, yang bisa di jadikan acuan buat mahasiswi kebidanan yang masih bingung dengan judul-judul KTI, berikut Admin akan paparkan kepada kalian, silahkan di simak dan Semoga bermanfaat,............


Kumpulan Judul KTI Kebidanan Terbaru 2017



  • HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN RUPTURE PERINEUM PERSALINAN NORMAL PADA PRIMIGRAVIDA DI RS
  • FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEENGANAN AKSEPTOR KB UNTUK MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS
  • ANALISA SENAM HAMIL PADA IBU HAMIL DI KELAS IBU DI PUSKESMAS
  • FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT IBU TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS
  • KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS
  • FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI OLEH KADER DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK PELAKSANAAN SENAM LANSIA DI POSYANDU DESA PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BAYI DAN BALITA DI PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN REMAJA AWAL (11-13 TAHUN) TENTANG PENGERTIAN DAN PERUBAHAN FISIK PUBERTAS DI SMP
  • PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TERHADAP PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN DI PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENSTRUASI DI SMP
  • PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN DI RSUD
  • GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA (1-5 TAHUN) DI POSYANDU
  • KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAKSANAKAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB SUNTIK DI DESA WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG CARA MENYUSUI DI DESA
  • KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB SUNTIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  •  GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI RS
  • TINJAUAN PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN DI PUSKESMAS
  • GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG EMESIS GRAVIDARUM DI RS
  • GAMBARAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL TENTANG EFEK SAMPING PIL ORAL KOMBINASI (POK) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP RESIKO PERKAWINAN DINI PADA KEHAMILAN DAN PROSES PERSALINAN DI DESA
  • GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN PELAKSANAAN 7T PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN
  • KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE-EKLAMSI DI RUMAH SAKIT UMUM
  • TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMU
  • GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN ALAT KELAMIN PADA SAAT MENSTRUASI DI DESA
  • TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA (6-24 BULAN) DI PUSKESMAS
  • GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DI POSYANDU  WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB SUNTIK TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXYPROGESTERONE ASETAT (DMPA) DI RS
  • GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS II TENTANG DIET SEIMBANG DI SMA NEGERI
  • FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN KN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL TENTANG EFEK SAMPING POK (PIL ORAL KOMBINASI) DI PUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK BALITA YANG MENDERITA ISPA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI PERSALINAN, DI PUSKESMAS
  • GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS
  • KARAKTERISITK AKSEPTOR KB POK (PIL ORAL KOMBINASI) DIPUSKESMAS
  • GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI DESA
  • PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TABLET FE DI PUSKESMA
  • PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI 0-6 BULAN TENTANG MANFAAT ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS
  • HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS
  • GAMBARAN PENATALAKSANAAN MANAJEMEN LAKTASI MASA NIFAS DINI OLEH PETUGAS KESEHATAN TERHADAP IBU-IBU POST PARTUM DI 3 BPS
  • GAMBARAN PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR NORMAL 0-6 JAM DI BPS WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI SMA NEGERI
  • KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN PARTUS LAMA DI RS
  • PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS DI PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN IBU PRIMIPARA TENTANG BIANG KERINGAT PADA BAYI 0-1 TAHUN DI PUSKESMAS
  • GAMBARAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK IBU YANG MEMERIKSAKAN PAP SMEAR DI RUMAH SAKIT
  • GAMBARAN AKSEPTOR KB AKDR DI PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ALAT KONTRASEPSI KB SUNTIK DI PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS III TENTANG SEKS SEKUNDER DI SMP
  • PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MASA PUBERTAS TENTANG DYSMENORE DI SMP
  • GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE DI SMP NEGERI
  • KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBUR YANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 6 – 24 BULAN DI PUSKESMAS
  • GAMBARAN AKSEPTOR KB METODE OPERATIF PRIA (MOP) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN PENYAPIHAN ANAK KURANG DARI 2 TAHUN DIPUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN PARTUS LAMA DI RS
  • PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG KEHAMILAN DIPUSKESMAS
  • PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK PADA SISWA KELAS II SMA NEGERI
  • GAMBARAN PENATALAKSANAAN CARA MEMANDIKAN NEONATUS 0-7 HARI TERHADAP IBU NIFAS DI PUSKESMAS
  • FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS
  • PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA PROSES PERTOLONGAN PERSALINAN DI RS
  • CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA IBU NIFAS DIPUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENGKONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS
  • GAMBARAN RENDAHNYA CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA DIPUSKESMAS
  • PENGETAHUAN DAN APLIKASI MAHASISWI TINGKAT II KEBIDANAN TENTANG PARTOGRAF
  • GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI 0-1 TAHUN DI PUSKESMAS
  • PENGETAHUAN WANITA PRA-MENOPAUSE TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGIS MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP KEPUTIHAN DI SMU
  • HUBUNGAN MOBILISASI DINI POST SECTIO CAESARIA (SC) DENGAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA OPERASI DI RUANG KEBIDANAN
  • FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR GANTI CARA DARI SUNTIK KE PIL DI BPS
  • FAKTOR PENYEBAB PERDARAHAN POST PARTUM DI RUANG
  • FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTIK DI BPS
  • GAMBARAN PENANGANAN TERHADAP REMAJA PUTRI KORBAN PERKOSAAN DI UNIT PELAYANAN TERPADU-PEREMPUAN KORBAN TINDAK KEKERASAN (UPT-PKTK)
  • PENATALAKSANAAN KALA III DAN KALA IV OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • PENATALAKSANAAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG
  • FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS
  • HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR IUD DENGAN KECEMASAN AKSEPTOR IUD DI BPS WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA DIARE PADA BALITA DI RUMAH SAKIT
  • GAMBARAN PENGETAHUAN CALON AKSEPTOR KB MENGENAI KBA METODE OVULASI BILLING DI RUMAH SAKIT PANTI
  • FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM 6 HARI DI DESA … WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BELUM TERCAPAINYA CAKUPAN K4 DI DESA … WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA … KECAMATAN
  • GAMBARAN PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG IMUNISASI DPT DI PUSKESMAS
  • HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU TERHADAP PROSES PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA KELUHAN PREMENOPAUSE PADA IBU YANG BERKUNJUNG KE RB
  • FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK IBU DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESARIA DI RUMAH SAKIT
  • KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR (WUS) YANG MENGALAMI KEPUTIHAN DI RB
  • HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI RUMAH SAKIT
  • GAMBARAN FAKTOR KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD
  • GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MATERI BUKU KIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB SUNTIK YANG MENGALAMI KENAIKAN BERAT BADAN DI BPS
  • PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA
  • GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP STANDAR PELAYANAN ANTENATAL OLEH BIDAN DI PUSKESMAS
  • GAMBARAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI BPS WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MP-ASI TERLALU DINI DI DESA
  • GAMBARAN PENERAPAN KONSELING KB TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK IBU DENGAN ABORTUS DI RSUD
  • KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB IUD TERHADAP PENGGUNAAN AKDR/IUD DI PUSKESMAS
  • FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA IBU NIFAS HARI PERTAMA DI BPS
  • GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI LINGKUNGAN
  • GAMBARAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (KALA I ) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
  • KARAKTERISTIK BALITA GIZI KURANG DI KAMPUNG
  • FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIDAN MELAKUKAN SUNAT PEREMPUAN DI TIGA KECAMATAN DI KABUPATEN
  • GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS DALAM PEMANFAATAN BUKU KIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • GAMBARAN LAMA PENGGUNAAN KB SUNTIK TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI DESA
  • ANALISIS PELUANG TERJADINYA PRE EKLAMPSIA BERAT (PEB) PADA PASIEN HYPERTENSI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
  • HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • KARAKTERISTIK PENDERITA DIARE DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT
  • HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT
  • KARAKTERISTIK IBU POST PARTUM YANG MENGALAMI INFEKSI NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG STANDAR ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN PELAKSANAANNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG STANDAR ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN PRAKTEK PELAKSANAANNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  • HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN BUDAYA PATRIARKI DENGAN KEJADIAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) DI DESA PURWAJAYA WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Kumpulan Judul KTI dan Skripsi Farmasi Terbaru

Kumpulan Judul KTI Farmasi dan Skripsi Farmasi Terbaru

Berikut Daftar Kumpulam Judul PROPOSAL, TUGAS AKHIR dan SKRIPSI FARMASI Terbaik Mudah Dikerjakan. Ini adalah daftar judul proposal dan skripsi farmasi yang bisa kita gunakan sebagai bahan acuan sebelum menentukan judul Tugas akhir atau Skripsi.

Sulitnya Tugas Akhir atau Skripsi farmasi banyak membuat para mahasiswa jurusan farmasi merasa sangat berat dalam menyelesaikan Tugas Akhir atau Skripsi, Oleh karena itu kita tidak boleh sembarangan dalam menentukan judul TUgas atau Skripsi Farmasi.


Kita baru bisa menentukan judul skripsi farmasi setelah memiliki banyak rujukan judul-judul skripsi yang pernah dikerjakan oleh mahasiswa terdahulu. Dengan rujukan inilah kita nanti bisa menentukan kira-kira judul apakah yang akan kita pilih untuk dikerjakan. Berikut Admin akan memberikan beberapa rujukan judul yang bisa di jadikan bahan acuan buat teman-teman dan adik-adik yang masih bingung dengan judul yang akan diajukan untuk syarat kelulusan pada jenjang D3 maupun jenjang S1 pada jurusan Farmasi ^_^ 

Kumpulan Judul KTI Farmasi dan Skripsi Farmasi Terbaru

Daftar Judul PROPOSAL, KTI, TUGAS AKHIR dan SKRIPSI FARMASI :

  1. Penetapan Kadar Vitamin C Secara Spektrofoto Metrisinar Tampak Menggunakan Pereaksi 1-Kloro-2,4 Dinitrobenzena Dalam Sediaan Farmasi Tanpa Pemisahan Lebih Dahulu
  2. Pengaruh Infus Daun Berlena Prionitis L. Terhadap Kelarutan Kalsium Batu Ginjal Secara Invitro
  3. Pengaruh Infus Daun Clero Clendron Sebratun Spreny Terhadap Kelarutan Kelsium Batu Ginjal Secra Invitro
  4. Penetapan Aktivitas Enzim Yang Berkelarutan Sebagai Invertase Dari Hasil Fermentasi Oleh Ragi Roti (Saccha Romy Les Cerevisiae) Dengan Insidur Amilum Beras
  5. Pengaruh Flufenazin Hidro Klorida Terhadap Absorbsi Glukosa Pada Membran Usu Halus Tikus
  6. Isolasi Dan Iddentifikasi Pektin Dari Kulit Pisang Kepok
  7. Uji Pendahuluan Aktivitas Antimikroba Serbuk Cacing Patak Terhadap Salmonello Typhi
  8. Pengembagan Fomulasi Sediaan Tablet Deksametason Secara Kempa Langsung Dengan Teknik Dispersi Padat
  9. Mikroenkapsulasi Teofilin Dengan Protein Kedelai Hitam ( Glycinemax ) Sebagai Penyallit Menggunakan Metode Denaturasi
  10. Pengaruh Infusa Daun Kumis Kucing ( Orthosiphoaristatus, Bi. Mig) Terhadap Jumlah Urina Tekanan Darah Kucing Teranastesi
  11. Uji Aktivitas Antibaktei Esktrak Estanol Dari Dua Metode Maserasi Koteks Kayu Manis Jangan ( Cinnamomun Burmanni Ness Ex Bi.) Terhadap Escherichia Coli Serta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya
  12. Pengaruh Variasi Wakktu Fermentasi Terhadap Kadar Estanol Hasil Fermentasi Kulit Singkong ( Manihot Utillissma Pahl)
  13. Pengaruh Metode Penyarian Terhadap Perbedaan Hasil Analisis Kadar Tanin Dalam Daun Jambu Biji ( Psidium Guajava L. ) Secara Spektrofotometri Sinar Tampak
  14. Uji Kepekaan Bakeri Patogen Pada Urin Dari Laboratorium Klinik Dan Rumah Sakit Umum Daerah Yogyakarta Terhadap Antibiotik
  15. Profil Sifat Fisik Dan Pelepasan Obat Tablet Asetosal Produk Paten Dan Generik Yang Berdar Di Masyarakat
  16. Tinjauan Pola Pengobatan Hipertensi Primer Pada Pasien Geriatri Di Rsu Pku Muhammadiyah Yogyakarta Periode Tahun 2003
  17. Pengaruh Infusa Daun Ketepeng Cina ( Cassia Alata L) Terhadap Kadar Triliserida Tikus Putih Wistar Yang Diberi Diet Lemak Tinggi
  18. Rasionalitas Penggunaan Obat Untuk Penyakit Hiperlipidemi Pada Pasien Geriatri Instalasi Rawat Inap Penyakit Dalm Rsup Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2000 S/D 2001
  19. Cara Pembuatan Simpleks Yang Baik Dan Pemeriksaan Kualitatif Dan Kuantitatif Dari Rimpang Temu Lawak ( Curcuma Xantliorrhiza Roxb)
  20. Uji Daya Antiinplamasi Natrium Pentagamavunonat – O Yang Diberikan Secra Peroral Terhadap Udem Kaki Tikus Terinduksi Fordial Dehid
  21. Pengaruh Kadar Bahan Pengikat Musilago Amilum Jagung (Zea Masy, L) Terhadap Migrasi Tablet Vitamin Bg Seta Sifat Fisik Tablet
  22. Isolasi Fraksi Aktif Antimikroba Herba Patah Tulang ( Euphorbia Tirucalli L) Terhadap Candida Albicans
  23. Pengaruh Pemberian Susu Kuda Fermentasi Terhadap Anti Bodi Imunoglobulin A ( Lga) Mencit Setelah Vaksinasi Hepatitis A
  24. Daya Anti Inflamasi Kombinasi Jus Aple Hijau ( Pyrus Malus. L) Dan Wortel ( Daucus Carota L.) Pada Mencit Betina
  25. Pengaruh Sisitem Penyarian Daun Salam ‘ Eugenin Plyanta Weigth” Trhadap Bacteri Aschericia Coli Dan Staphylococcus Aureus Secara In Vito
  26. Uji Aktivitas Anti Bacteri Rimpng Temulawak “ Curcuma Xanthorrhiza Dan Escherichhia Coli Secara In Vito
  27. Efek Fraksi Chloroform Serbuk Daun Mimba ( Azadiranta A Juss) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Tikus Jantan Wistar
  28. Tinjauan Pola Pengobatan Hipertensi Primer Pada Pasien Geietri Di Rsu Pku Muhammadiyah Yogyakarta Periode Tahun 2003
  29. Kombinasi Aerosil Avicet Ph 101 Dalam Formulasi Tablet Ekstrak Biji Waluh ( Curcubita Moschata/ Duch0 Poir
  30. Profil Pelepasan Teofilin Dari Granil Sediaan Lepas Lambat Menggunakaan Metochel K 15 M Sebagai Matrik
  31. Pengobatan Sendiri Menggunakan Analgetika Antipiretik Oleh Masyarakat Kota Yogyakarta.
  32. Toksifitas Akut Ekstrak Choroform Dan Ekstrak Methanol Buah Leunea ( Solaneum Ningrum. L ) Terhadap Larva Atemina Salena Leach.
  33. Peningkatan Kadar Polisakarida Pada Tulang Jamur Sitake Dan Penambahan Vitamin B1 Dan Magnesium Sulfat Pada Media Tanam Serta Uji Imunomodulatornya Pada Sel Limfosit Mencit
  34. Uji Aktivitas Invus Daun Kepel Sebagai Penurun Kadar Asam Urat Dalam Darah
  35. Uji Aktivitas Infus Daun Sirih (Piper Betle L ) Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans
  36. Pola Pengobatan Penyakit Hepertensi Pada Pasien Rawat Inap Di Rsud Kota Yogyakarta Selama Tahun 2004 -2006
  37. Uji Efek Analgetika Infus Daun Sengggani (Melastoma Offine D-Don) Pada Mencit Putih Betina Galur Ddi
  38. Penata Laksanaan Terapi Pasien Keracunan Makanan Di Instalasi Rawat Inap Di Rsud Wates Diy Tahun 2000 – 2005
  39. Identifikasi Drug Related Problem (Dpr) Dalam Pengobatan Dungue Hemoragie Fever (Dhf) Pada Pasien Pediati Di Instalasi Rawat Inap Rsu Pku Muhammadiyah Yogyakartaa Periode Februari - April 2006
  40. Uji Aktivitas Fraksi Aktif Ekstrak Diklormetan Daun Cakring (Erithrina Fusca Lour) Terhadap Sel Kanker Leher Rahim (Sel, Hela) Tinjauan Sitotosik, Antiprolikeratif Dan Pemacuan Amaptosis
  41. Peningkatan Kelarutan Piroksikarti Melalui Pembentukan Kompleks Dengan Poli Etilen Glikol – 4000
  42. Pola Pengobatan Depresi Di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2005
  43. Evaluasi Penggunaan Obat Asma Pada Pasien Asma Di Instlasi Rawat Inap Rsup Dr. Sardjito Yogyakarta. Periode Januari – Desember 2005
  44. Efek Surpresif Curcuma Xanthorriza Roxg Terhadap Progresifitas Rheumatitoid Arthritis Pada Tikus Jantan Galur Wisata Setelah Terinduksi Complete Freund’s Adjusxant Ditinjau Dari Parameter C Darah.
  45. Pengaruh Pemberian Ekstrak Ethanol Herbapegagan 9 Contlla Asiatica (L) Urrb ) Terhadapaktivitas Fagositesis Makkrofag Pada Mencit Jantan Galur Swiss
  46. Pengaruh Praperlakuan Air Persan Rimpang Bengle (Zingiber Purpureum Roxb) Terhadap Efek Analgetik Paracetamol Pada Mencit Jantan Galur Swiss Dengan Metode Rangsang Kimia
  47. Pengaruh Perpelakuan Air Perasan Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga L.)Terhadap Efek Analgetik Paracetamol Pada Mencit Jantan Galur Swiss Dengan Methoda Rangsang Kimia
  48. Pengaruh Perpelakuan Air Perasan Rimpang Temu Hitam (Curcuma Aeruginnosa Roxb) Terhadap Efek Analgetik Paracetamol Pada Mencit Jantan Galur Swiss Dengan Methoda Rangsang Kimia
  49. Serbuk Hasil Optimasi Pengeringan Getah Salak Pondoh (Salacca Euducus Reinw L.) Sebagai Suspending Agent Susupensi Sulfadimidin Dibandingkan Dengan Cmc – Na
  50. Pelaksanaa Pelayanan Informasi Obat Di Sepuluh Apotek Besar Di Kab. Bantul
  51. Identifikasi Drug Related Problem (Drp)Dalam Pengobatan Sepsis Dan Syok Septik Pada Pasien Anak Di Instalasi Rawat Inap Rs Dr. Sardjoito Yogyakarta Periode 2000-2004,
  52. Kajian Keamanan Penggunaan Obat Pada Penyakit Paru Abstruksi Kronis Di Rs Panti Rapih Yogyakarta Pada Tahun 2004
  53. Pengaruh Pemberian Campuran Ekstrak Kering Daun Dewa
  54. Perbandingan Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Secang Putih Dan Merah (Caesalpinia Sappan L.) Terhadap Dpph (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl). 
  55. Opini Apoteker Dan Pasien Terhadap Peran Apoteker Dalam Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Kota Merauke.
  56. Pengaruh Edukasi Melalui Media Visual Buku Ilustrasi Terhadap Pengetahuan Dan Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.
  57. Studi Pelaksanaan Pelayanan Informasi Obat Di Rumah Sakit X Surabaya.
  58. Harapan Dan Kepercayaan Konsumen Apotek Terhadap Peran Apoteker Yang Berada Di Wilayah Surabaya Timur.
  59. Daya Peredam Radikal Bebas Ekstrak Metanol Biji Pepaya (Carica Papaya L.) Dengan Metode Dpph (1,1 Diphenyl 2-Picry Hydrayl).
  60. Pemeriksaan Kandungan Pemanis Dan Pewarna Sintetik Dalam Es Lilin Tidak Bermerek Dan Tidak Berlabel Yang Diproduksi Oleh Industri Rumah Tangga X Kecamatan Ambulu-Jember.
  61. Studi Hubungan Persepsi Sakit (Illness Perception) Dengan Kontrol Penyakit Pada Pasien Asma Di Apotek Bentar 2 Rewwin.
  62. Profil Penyimpanan Obat Di Puskesmas Pada Dua Kecamatan Yang Berbeda Di Kota Kediri.
  63. Analisis Boraks Pada Bakso Daging Sapi C Dan D Yang Dijual Di Daerah Lakarsantri Surabaya Menggunakan Spektrofotometri.
  64. Profil Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Surabaya Terhadap Bahaya Rokok.
  65. Analisis Kadar Merkuri (Hg) Dalam Sediaan Hand Body Lotion Whitening Pagi Merek X, Malam Merek X, Dan Bleaching Merek X Yang Tidak Terdaftar Pada Bpom.
  66. Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer Dengan Bahan Aktif Triklosan 1,5.
  67. Analisis Pewarna Rhodamin B Dan Pengawet Natrium Benzoat Dalam Saus Tomat P Dari Pasar X Surabaya Timur.
  68. Analisis Boraks Dalam Sampel Bakso Sapi I, Ii, Iii, Iv, V, Vi, Vii, Dan Viii Yang Beredar Di Pasar Soponyono Dan Pasar Jagir.
  69. Harmonisasi Organel Dalam Sel, Pendekatan Aplikatif Biologi Sel Untuk Profesi Kesehatan. Revka Petra Media, Surabaya.
  70. Uji Daya Anti Bakteri Muehllen Beckia Platyycla -95 Dameisyn (Jakang) Dan Skrining Fito Kimianya
  71. Formula Suspensi Kkloram Fenikol Palmitat Menggunakan Derivat Selulosa Sebagai Zat Pensuspensi
  72. Studi Kadar Minyak Aksiridari Curcuma Aero Dinosa Roab Selama Masa Tumbuh
  73. Efek Analgetik Beberapa Fraksi Daun Justicia Genda Russa Burm F Pada Mencit
  74. Studi Pendahuluan Pengaruh Faktor-Faktor Non Farmasi Terhadap Motivasi Pemilihan Apotik
  75. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Akar Senggugu (Cleroden Dron Serratum Spreng) Trhadap Respon - 98 Histaminik Dan Kli Nergik Trakea Terisolasi Niarmut
  76. Pengaruh Penggunaan Cmc Na. Hidro Melose Metilse Lulose Dan Hidrok Sietil Selulose Sebgai Bahan - Pensusupenssi Terhadap Stabilitas Fisis Suspensi Trisulfa
  77. Uji Hmabatan Pelekatan Librio Cholerae 01 Pada Sel Enterosit Usus Halus Tikus Menggunakan Antibodi Poliklonal Anti Protein 36 Kda Dan Kda
  78. Efek 4 Metil Kurkumin Dan 4 (Para Metil Penil ) Kurkumin Terhadap Aktivitas Blutation S Trasee Rase Liver Tukus
  79. Perilaku Asper Gillus Oky 2ae, 1, Sojae Rhizopus Oligosporus Dan R. Oryzae Pada Kadar Gukosida Sianogen Biji Koo Benguk (Mucuna Pru Riens D.C)
  80. Farma Kokinetika Salisilat Pada Kelinci Setelah Pemberian Injeksi Intra Vena Dan Infus Intavena Selama 20 Dan 30 Menit
  81. Isolasi Dan Identifikasi Antigen Virus Dengue Serotipe 1,2,3 Dan 4 Serta Pemanfaatannya Sebagai Antigen
  82. Perbedaan Arklirasi Pada Turunan Ester Malonat Dengan Menggunakan N-Butil Iodida Dan Isoprofil Iodida
  83. Studi Inhibisi Senyawa Analog Kurkumin Terhadap Aktivitas Glutation S-Transferrase Liver Tikus Dengan Subltras I-Kloro 24 Dinitrobenzan
  84. Isolasi Antibiotik Penisilin Dari Biakan Penicilliun Notatum At Acc No. 9179
  85. Aktivitas Biologis Fraksi Risidu Ekstra Ketanol Daun Gynura Procumbens (Lour0 Merr Terhadap Kultur Sel Dan Kultur Sel Mieloma
  86. Studi Inhibsi Senyawa Analog Kurkulum Terhadap Aktivitas Glutation S-Tranferrase Liver Tikus Dengan Subsrat 1,2 Dikloro 4, Nitrobenzen
  87. Isolasi Dan Identifikasi Imuno Globulin 6 (Ig 6) Asam Anti Protein Sub Unit Piu Shigella Flexnen
  88. Pengaruh Infus Daun (Lerodendran Sepratan Speny) Terhadap Kelarutan Kalsilim Batu Ginjal Secra Invitro
  89. Isolasi Dan Penetapan Kadar Stigmasterol Dalam Kedelai Tahu Dan Ampas Tahu
  90. Isolasi Dan Identifikasi Flavovoid Dari Tumbuhan Imperata Clylindrica Beauv Vare Major Hubb
  91. Isolasi Dan Identifikasi Flavonoid Dari Rimapang Zingiber Purpurfun Roxb
  92. Sintetis Nis Di Asil L-Siste In Dan Pengaruh Panjang Rantai Karbon Terhadap Salmonelltyphi
  93. Berbagai Media Tumbuh Escherichia Soli Untuk Mengubah Berzil Penisilin Menjadi Asam G Amino Pensilanat
  94. Deteksi Aktivitas Aspara Binase Dalam Daun Loranthus Globasusu Poxb
  95. Pengaruh Sari Scurrula Lapidata (Bi) G Doz Terhadap Aktivitas Fosfatase Alkali, Glutamat Oksalo Asetat Transaminase Dan Kadar Protein Total Serum Tikus Putih Jantan Yang Telah Diperlakukan Dengan Benzilin.
  96. Isolasi Dan Identifikasi Isolalonold Dari Kulit Kayu Glineidia Sepium (Jecd) Stebud
  97. Uji Toksisitas Akuit Antesterin Dalam Ekstrak Aseton Daun Kupatonium Inuli Folium H.B.K Pada Artemia Salino Loarh
  98. Sintesis P Eti Benzofenon Dari Asam P. Etil Benzoat Dan Ben Zen
  99. Isolasi Dan Identifikasi Miu Noglo Bulin G (Lg G) Ayam Anti Protein Sub Unit Piu Salmonella Tyihi
  100. Pengaruh Proklok Perazin Terhadap Transfor Aktif Glukosa Pada Membran Usus Halus Tikus In Satu
  101. Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Co-Go Trhadap Asan Amino Bebas Dan Daya Simpan Udang (Penaeles Monodon Fabriciusi)
  102. Uji Sitotoksisitas Kukumin Dan 4 Para Fluo Rofensi Kurkumin Terhadap Sel Mieloma
  103. Pengaruh Infus Daun Barlonia Prirutis L Terhadap Kelarutan Kalsium Batu Gunjal Selama In-Vitro
  104. Penetpan Kadar Vitamin Bi Di Dalam Kacang Kedelai Seta Olahanya
  105. Penggunaan Diazepam Dan Faktor-Faktor Yang Terkait Dalam Penyalhguaaan Di Kalangan Mahaswa Universitas Gajdah Mada
  106. Efek Ekstrak Metanol Dan Fraksi Esktrak Metanol Sponce Kode B 88 Terhadap Staphny Lococcus Aureus Atcc 25933, Eschesichia Coli Atcc 25922 Dan Dandida Albbicans Serta Aktivitas Terhadap Artemia Salina Learh
  107. Daya Larut Infus Rumpang Kunyit (Tanaman Curcuma Romostica Val) Terhadap Batu Ginjal Kalsium Secara Invitro
  108. Uji Hambatan Peletakan Vibrio Cholerae O1 Pada Sel Enterosit Usu Halus Tikus Menggunkan Anti Bodi Poliklonal Anti Protein 36 Kda Dan 48 Kda
Semoga Dengan adanya artikel ini yang membahas tentang kumpulan judul Skripsi pada jurusan farmasi bisa membantu teman-teman dan adik-adik dalam mencari bahan acuan untuk menentukan judul. Simak juga Judul farmasi lainnya di sini Kumpulan Judul Skripsi dan Tugas Akhir Farmasi Terbaru

Kumpulan Judul Skripsi dan Tugas Akhir Farmasi Terbaru

Kumpulan Judul Skripsi Farmasi

Kumpulan Judul KTI Farmasi d3

Kumpulan Judul Skripsi dan Tugas Akhir Farmasi

Berikut Daftar Kumpulam Judul PROPOSAL, TUGAS AKHIR dan SKRIPSI FARMASI Terbaik Mudah Dikerjakan. Ini adalah daftar judul proposal dan skripsi farmasi yang bisa kita gunakan sebagai bahan acuan sebelum menentukan judul Tugas akhir atau Skripsi.


Sulitnya Tugas Akhir atau Skripsi farmasi banyak membuat para mahasiswa jurusan farmasi merasa sangat berat dalam menyelesaikan Tugas Akhir atau Skripsi, Oleh karena itu kita tidak boleh sembarangan dalam menentukan judul TUgas atau Skripsi Farmasi.



Kita baru bisa menentukan judul skripsi farmasi setelah memiliki banyak rujukan judul-judul skripsi yang pernah dikerjakan oleh mahasiswa terdahulu. Dengan rujukan inilah kita nanti bisa menentukan kira-kira judul apakah yang akan kita pilih untuk dikerjakan. Berikut Admin akan memberikan beberapa rujukan judul yang bisa di jadikan bahan acuan buat teman-teman dan adik-adik yang masih bingung dengan judul yang akan diajukan untuk syarat kelulusan pada jenjang D3 maupun S1 pada jurusan Farmasi ^_^ 

Kumpulan Judul Skripsi Farmasi  Kumpulan Judul KTI Farmasi d3  Kumpulan Judul Skripsi dan Tugas Akhir Farmasi

Daftar Judul PROPOSAL, TUGAS AKHIR dan SKRIPSI FARMASI :

  1. SkriningAktivitas Anti Inflamasi Dari Beberapa Ekstrak Etanol Rimpang SukuZingiberaceae Pada Tukus Putih.
  2. Uji Efek Antidiabetik Lidah Buaya Dan Lidah Mertua Pada Kelinci.
  3. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Buah Pepaya (carica Papaya L.) Terhadap Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus.
  4. Efek Jus Buah Jambu Biji (psidium Guajava Linn.) Terhadap Tikus Putih Jantan Hiperglikemik Akibat Efek Samping Hidroklorotiazid.
  5. Stabilitas Fisika Sediaan Body Scrub Dengan Dan Tanpa Bahan Pengemulsi Decyl Glucoside Dan Kombinasi Cetearyl Alcohol Dan Cetearyl Glucoside Serta Penambahan Xantan Gum.
  6. Uji Teratogenik Ekstrak Etanol Daun Alpukat (persea Americana Mill) Pada Mencit Betina (mus Musculus).
  7. Pola Penggunaan Antidiabetes Dan Kesesuaian Terapi Pada Pasien Geriatri Diabetes Melitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Swasta X Di Surabaya.
  8. Efektifitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Caesarean Section Elektif Di Rumah Sakit X Sidoarjo.
  9. Uji Efek Daun Katuk (sauropus Androgynus (l.) Merr) Terhadap Kualitas Sperma Tikus Jantan (rattus Norwegiens) Dalam Dengan Metode Histologi.
  10. Efektifitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Seksio Sesarea Non Elektif Di Rumah Sakit x Sidoarjo.
  11. Pengetahuan Dan Perilaku Mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Surabaya Dalam Upaya Pencegahan Kanker Serviks.
  12. Daya Peredam Radikal Bebas Ekstrak Etanol Buah Pepino Putih Dan Ungu (solanum Muricatum Aiton Var Putih Dan Ungu) Terhadap Dpph (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).
  13. Efektivitas Edukasi Terapi Insulin terhadap Pengetahuan dan Perbaikan Glikemik Pasien Diabetes Melitus. 
  14. Penatalaksanaan Jangka Panjang Sindroma Koroner Akut dengan Elevasi Segmen ST. Rasional 
  15. Perbandingan Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Naga Daging Buah Merah (hylocereus Polyrhizus) Dan Putih (hylocereus Undatus) Terhadap Dpph (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).
  16. Analisis Drug Related Problem (DRP) Pada Penderita Rawat Inap Dengan Diagnosa Dm Tipe 2 Dengan Stroke Iskemik Di Rumah Sakit x Sidoarjo.
  17. Efek Jus Buah Jambu Biji (psidium Guajava Linn.) Terhadap Gangguan Toleransi Glukosa Pada Tikus Putih Jantan (rattus Norvegicus) Akibat Efek Samping Deksametason.
  18. Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (garcinia Mangostana L.) Pengeringan Matahari Langsung Dan Freeze Drying.
  19. Persepsi Dokter Terhadap Peran Apoteker dalam Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya.
  20. Analisis Boraks Dalam Bakso Daging Sapi A Dan B Di Daerah Tenggilis Mejoyo Surabaya Dengan Menggunakan Spektrofotometri.
  21. Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer Dengan Bahan Aktif Triklosan 0,5% Dan 1%.
  22. Analisis Rata-rata Total Harga Obat Antihipertensi Dan Antidiabetes Pada Penderita Hipertensi Dan Dm Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo Selama Periode Tahun 2Xxx-2Xxx.
  23. Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (garcinia Mangostana L) Hasil Pengadukan Dan Reflux.
  24. Studi Penyimpanan Obat Pada Dua Kecamatan Di Kota Surabaya.
  25. Aktivitas Larvasida Ekstrak Etanol Bunga Jantan Kluwih (artocarpus Camansi Blanco) Terhadap Larva Aedes Aegypti L.
  26. Validasi Metode Analisis Logam Berat Pb, Cu, Dan Zn Dalam Saus Tomat X Dari Pasar Tradisional L Di Kota Blitar Dengan ICPS.
  27. Antibakteri Ekstrak Etanol Umbi Lapis Bawang Merah ( Allium Cepa L.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus Aureus Dan E.coli.
  28. Pengaruh Penggaraman Terhadap Protein Ikan.
  29. Penetapan Kelayakan Edar es Lilin Dari Industri Rumah Tangga A Di Kecamatan Klojen Kota Malang Ditinjau Dari Kandungan Pemanis Dan Pewarna Sintetik.
  30. Stabilitas Fisika dan pH Sediaan Krim Anti Jerawat dengan Menggunakan Stearyl Alcohol dan Cetyl Alcohol Sebagai Basis Krim.
  31. Pemetaan Peran Apoteker Dalam Pelayanan Kefarmasian Terkait Frekuensi Kehadiran Apoteker Di Apotek Di Surabaya Barat. 
  32. Profil Penyimpanan Sediaan Semisolida dan Likuida di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kota Surabaya. 
  33. Pengetahuan Dan Perilaku Karyawan Edukatif Universitas Surabaya Terkait Upaya Pencegahan Hiv/aids. 
  34. Pemetaan Peran Apoteker Dalam Pelayanan Kefarmasian Terkait Frekuensi Kehadiran Apoteker Di Apotek Di Surabaya Timur. 
  35. Stabilitas Fisika dan pH Sediaan Gel Anti Jerawat Menggunakan Kombinasi Xantham Gum dan Polyacrilamide-C13-14 Isoparaffin-Laureth-7 Sebagai Basis Gel. 
  36. Pengetahuan Dan Perilaku Karyawan Non Edukatif Universitas Surabaya Terkait Upaya Pencegahan HiV/AIDS. 
  37. Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa S-1 Farmasi Universitas Surabaya Terhadap Upaya Pencegahan Tuberkulosis. 
  38. Hubungan Penggunaan Minuman Berkafein Terhadap Pola Tidur Dan Pengaruhnya Pada Tingkah Laku Mahasiswa/i Universitas Surabaya. 
  39. Penatalaksanaan Farmakologi Stroke Iskemik Akut.
  40. Tingkat Self Care Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya. 
  41. Analisis Hidrokuinon dalam sediaan Krim Malam CW1 dan CW2 dari Klinik Kecantikan N dan E di Kabupaten Sidoarjo. 
  42. Pengetahuan Dan Perilaku Mahasiswa Universitas Surabaya Terkait Upaya Pencegahan HIV/AIDS. 
  43. Analisis Health Literacy Dan Pengetahuan Pasien Hipertensi Di Puskesmas Kabupaten Malang. 
  44. Profil Pelayanan Kefarmasian Dan Kepuasan Konsumen Apotek Di Kecamatan Adiwerna Kota Tegal.
  45. Profil Penerapan Self-care Dan Status Depresi Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Puskesmas Kalirungkut Surabaya.
  46. Pengaruh Ph Fase Gerak Dan Pelarut Terhadap Profil Kromatogram Risperidone Menggunakan High Perforamance Liquid Chromatography(Hplc). 
  47. Analisis Pengawet Natrium Benzoat Dan Pewarna Rhodamin B Pada Saus Tomat J Dari Pasar Tradisional L Kota Blitar.
  48. Stabilitas Fisika Sediaan Body Scrub Mengandung Bekatul, Rice Brain Oil, VCO, Kopi dan Ekstrak Aloe Vera dengan Bahan Pengawet DMDN Hydantoin dan Natrium Benzoat.
  49. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Dan Kulit Batang Kayu Manis (cinnamomum Burmannii (nees Tn. Nees)) Terhadap Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus.
  50. Kajian Kesesuaian Penyimpanan Sediaan Obat Pada Dua Puskesmas Yang Berada Di Kota Palangka Raya.
  51. Persepsi Orang Tua Tentang Pemberian Vitamin Pada Anak Di Taman Kanak-kanak Agripina Surabaya.
  52. Analisis Pelayanan Kefarmasian Pengobatan Swamedikasi Diukur Dari Penerapan Pendekatan Diagnosis Diferensial Dan 8 Kriteria Kie Ideal.
  53. Uji Efek Seduhan Daun Katuk (sauropus Androgynus (l.) Merr) Terhadap Peningkatan Libido Pada Tikus Jantan (rattus Norwegiens) Dalam Penggunaannya Sebagai Afrodisiak Dengan Alat Libidometer.
  54. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 80 Dan 96 Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr).
  55. Efek Jus Buah Jambu Biji (psidium Guajava L.) Pada Penderita Dislipidemia.
  56. Harapan Dan Kepercayaan Konsumen Apotek Terhadap Peran Apoteker Yang Berada Di Wilayah Surabaya Barat.
  57. Penyebab Kesenjangan Antara Pengetahuan Dan Perilaku Terkait Diabetes Modifiable Risk Factors Pada Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Xxxxx.
  58. Analisis Boraks Dalam Sepuluh Lontong Yang Beredar Di Daerah Wonokromo Surabaya.
  59. Studi Mengenai Pelaksanaan Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Kimia Farma Di Wilayah Kota Surabaya Dan Malang.
  60. Pengaruh Sterilisasi Infus Dektrosa 5 Ph 3,9 Dengan Otoklaf Pada Suhu 115oc Terhadap Kadar Dekstrosa.
  61. Aktivitas Larvasida Ekstrak Etanol Daun Kemuning (murraya Paniculata (l.) Jack) Terhadap Larva Aedes Aegypti L.
  62. Efek Daun Katuk (sauropus Androgynus (l.) Merr Terhadap Kualitas Spermatozoa Kelinci Jantan (oryctolagus Cunicullis) Secara Histologi.
  63. Validasi Metode Analisis Unsur Logam Pb, Cu, Dan Zn Produk Saus Tomat Y Dari Pasar Tradisional X Daerah Surabaya Timur Dengan ICPS.
  64. Efek Daun Katuk (sauropus Androgynus (l.) Merr Terhadap Libido Kelinci Jantan (oryctolagus Cuniculus) Sebagai Afrodisiak.
  65. Analisis Merkuri Sediaan Krim Pemutih (tidak Terdaftar) Yang Dibeli Melalui Media Internet.
  66. Analisis Kepuasan Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Kamar Obat Di Puskesmas Surabaya Utara.
  67. Analisis Kepuasan Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Kamar Obat Di Puskesmas Xxxxx.
  68. Perbandingan Kadar Protein Dan Lemak Dalam Asi A, Susu Sapi Formula B, Dan Susu Kedelai Formula C.
  69. Efek Kombinasi Jus Buah Jambu Biji (psidium Guajava Linn.) Dan Perasan Daun Murbei (morus Indica Auct.non.l) Terhadap Gangguantoleransi Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Akibat Efek Samping Deksametason.
  70. Analisis Pewarna Rhodamin B Dan Pengawet Natrium Benzoat Pada Saus Tomat X Dari Pasar Tradisional R Di Kota Balikpapan.
  71. Analisis Boraks Pada Bakso Daging Sapi A Dan B Yang Dijual Di Daerah Kenjeran Surabaya Menggunakan Spektrofotometri.
  72. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Batang Manggis (garcinia Mangostana Linn.) Terhadap Bacillus Subtilis Dan Escherichia Coli ATCC 25922.
  73. Stabilitas Resep Racikan yang Berpotensi Mengalami Inkompatibilitas Farmasetika yang Disimpan pada Wadah Tertutup Baik.
  74. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa X Ekstrak Etanol Biji Kenari (canarium Indicum L.) Yang Diperoleh Dari Pasar Di Manado.
  75. Penentuan Kelayakan Edar Es Lilin Tidak Bermerk Dan Tidak Berlabel Di Kecamatan x Kabupaten Banyuwangi Berdasarkan Pemanis Dan Pewarna Yang Digunakan.
  76. Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Biji Kenari ( Canarium indicum L.) dengan Dengan Metode DPPH ( 1,1-Diphenyl-2-picrylhydrzyl ).
  77. Stabilitas Fisika Sediaan Body Scrub Dengan Dan Tanpa Bahan Pengemulsi Decyl Glucoside Dan Kombinasi Cetearyl Alcohol Dan Cetearyl Glucoside Serta Penambahan Sodium Metabisulfit.
  78. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas (pluchea Indica L.) Terhadap Staphylococcus Aureus, Bacillus Subtilis, Dan Pseudomonas Aeruginosa.
  79. Tingkat Self Care Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Puskesmas Kalirungkut Surabaya.
  80. Perbandingan Kadar Protein Dan Lemak Dalam Asi x, Susu Sapi Formula y, Dan Susu Kedelai Formula z.
  81. Uji Daya Anti Bakteri Muehllen Beckia Platyycla -95 Dameisyn (Jakang) Dan Skrining Fito Kimianya
  82. Formula Suspensi Kkloram Fenikol Palmitat Menggunakan Derivat Selulosa Sebagai Zat Pensuspensi
  83. Studi Kadar Minyak Aksiridari Curcuma Aero Dinosa Roab Selama Masa Tumbuh
  84. Efek Analgetik Beberapa Fraksi Daun Justicia Genda Russa Burm F Pada Mencit
  85. Studi Pendahuluan Pengaruh Faktor-Faktor Non Farmasi Terhadap Motivasi Pemilihan Apotik
  86. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Akar Senggugu (Cleroden Dron Serratum Spreng) Trhadap Respon - 98 Histaminik Dan Kli Nergik Trakea Terisolasi Niarmut
  87. Pengaruh Penggunaan Cmc Na. Hidro Melose Metilse Lulose Dan Hidrok Sietil Selulose Sebgai Bahan - Pensusupenssi Terhadap Stabilitas Fisis Suspensi Trisulfa
  88. Uji Hmabatan Pelekatan Librio Cholerae 01 Pada Sel Enterosit Usus Halus Tikus Menggunakan Antibodi Poliklonal Anti Protein 36 Kda Dan Kda
  89. Efek 4 Metil Kurkumin Dan 4 (Para Metil Penil ) Kurkumin Terhadap Aktivitas Blutation S Trasee Rase Liver Tukus
  90. Perilaku Asper Gillus Oky 2ae, 1, Sojae Rhizopus Oligosporus Dan R. Oryzae Pada Kadar Gukosida Sianogen Biji Koo Benguk (Mucuna Pru Riens D.C)
  91. Farma Kokinetika Salisilat Pada Kelinci Setelah Pemberian Injeksi Intra Vena Dan Infus Intavena Selama 20 Dan 30 Menit
  92. Isolasi Dan Identifikasi Antigen Virus Dengue Serotipe 1,2,3 Dan 4 Serta Pemanfaatannya Sebagai Antigen
  93. Perbedaan Arklirasi Pada Turunan Ester Malonat Dengan Menggunakan N-Butil Iodida Dan Isoprofil Iodida
  94. Studi Inhibisi Senyawa Analog Kurkumin Terhadap Aktivitas Glutation S-Transferrase Liver Tikus Dengan Subltras I-Kloro 24 Dinitrobenzan
  95. Isolasi Antibiotik Penisilin Dari Biakan Penicilliun Notatum At Acc No. 9179
  96. Aktivitas Biologis Fraksi Risidu Ekstra Ketanol Daun Gynura Procumbens (Lour0 Merr Terhadap Kultur Sel Dan Kultur Sel Mieloma
  97. Studi Inhibsi Senyawa Analog Kurkulum Terhadap Aktivitas Glutation S-Tranferrase Liver Tikus Dengan Subsrat 1,2 Dikloro 4, Nitrobenzen
  98. Isolasi Dan Identifikasi Imuno Globulin 6 (Ig 6) Asam Anti Protein Sub Unit Piu Shigella Flexnen
  99. Pengaruh Infus Daun (Lerodendran Sepratan Speny) Terhadap Kelarutan Kalsilim Batu Ginjal Secra Invitro
  100. Isolasi Dan Penetapan Kadar Stigmasterol Dalam Kedelai Tahu Dan Ampas Tahu
Semoga Dengan adanya artikel ini, yang membahas tentang kumpulan judul Skripsi pada jurusan farmasi bisa membantu teman-teman dan adik-adik sebagai bahan acuan dalam menentukan judul. Simak juga Judul farmasi lainnya di sini Kumpulan Judul KTI dan Skripsi Farmasi Terbaru

Distribusi kunjungan K1 dan K4 pada ibu hamil

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang      

Salah satu tujuan Pembangunan Nasional adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar mereka dapat melanjutkan perjuangan pembangunan nasional untuk menuju masyarakat, adil dan makmur, kualitas SDM diukur dari kecerdasan, kematangan emosi, kemampuan berkomunikasi, serta keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa (Roesli utami, 2008).

Berdasarkan penelitian World Health Organization (WHO) di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa pertahun (Manuaba, 1998). Data terakhir dari BPS adalah sebesar 262 per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2005. Sedangkan Laporan Pembangunan Manusia tahun 2000 menyebutkan angka kematian ibu di Malaysia jauh di bawah Indonesia yaitu 41 per 100 ribu kelahiran hidup, Singapura 6 per 100 ribu kelahiran hidup, Thailand 44 per 100 ribu kelahiran hidup, dan Filiphina 170 per 100 ribu kelahiran hidup. Padahal, tahun 2000 angka kematian ibu masih berkisar di angka 307 per 100 ribu kelahiran hidup. Bahkan Indonesia kalah dibandingkan Vietnam, Negara yang belum lama merdeka, yang memiliki angka kematian ibu 160 per 100 ribu kelahiran hidup (Andra, 2007).

Salah satu faktor tingginya AKI di Indonesia adalah disebabkan karena relatif masih rendahnya cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan. Departemen Kesehatan menetapkan target 90 persen persalinan ditolong oleh tenaga medis pada tahun 2011. Perbandingan dengan hasil survei SDKI bahwa persalinan  yang ditolong oleh tenaga medis profesional meningkat dari 66 persen dalam SDKI 2002-2003 menjadi 73 persen dalam SDKI 2007. Angka ini relatif rendah apabila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand di mana angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan hampir mencapai 90%  (SDKI, 2007).

Sedikitnya 18.000 ibu meninggal setiap tahun di Indonesia karena kehamilan atau persalinan. Hal itu berarti setiap setengah jam seorang perempuan meninggal karena kehamilan atau persalinan. Akibatnya, setiap tahun 36.000 balita menjadi anak yatim. Tingginya angka kematian ibu itu menempatkan Indonesia pada urutan teratas di Assocition South East Asia Nation (ASEAN) dalam hal tersebut. Survei Kesehatan Rumah Tangga 2007 menyebutkan angka kematian ibu di Indonesia 143 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan hasil survei 2006, yaitu 133 per 100.000 kelahiran hidup (Siswono, 2003).
Sedangkan menurut hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2002-2003 sebesar 307 per 1000 kelahiran hidup, Kemudian menjadi 248 per 1000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan AKI cenderung terus menerus menurun tetapi bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2015 yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup. Maka apabila penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan target tersebut dimasa mendatang sulit dicapai. (SDKI 2007).

Upaya menurunkan AKI pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood”, dimana salah satunya yaitu akses terhadap pelayanan pemeriksaan kehamilan yang mutunya masih perlu ditingkatkan terus. Pemeriksaan kehamilan yang baik dan tersedianya fasilitas rujukan bagi kasus risiko tinggi dapat menurunkan angka kematian ibu. Petugas kesehatan seyogyanya dapat mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan usia, paritas, riwayat kehamilan yang buruk, dan perdarahan selama kehamilan. Kematian ibu juga diwarnai oleh hal-hal nonteknis yang masuk kategori penyebab mendasar, seperti taraf pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil yang masih rendah, serta melewati pentingnya pemeriksaan kehamilan dengan melihat angka kunjungan pemeriksaan kehamilan (K4) yang masih kurang dari standar acuan nasional (Prawirohardjo, 2002).

Dari studi pendahuluan berdasarkan profil kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2011 didapatkan pencapaian cakupan K4 sebesar 83 %, sedangkan targetnya 87 %, untuk Kota Makassar pencapaian cakupan K4 sebesar 80 % dan targetnya sebesar 86 %, dan pencapaian cakupan untuk Puskesmas Layang Kota Makassar pada tahun 2011 pencapaian cakupan K4 sebesar 84 % dengan target  K4 sebesar 90 %. Dengan demikian target untuk cakupan K4 di Puskesmas Layang masih belum tercapai (Dinkes Propinsi Sulsel, 2011).

Tetanus neonatorum merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius disebagian besar negara bekembang dimana cakupan pelayanan kesehatan antenatal dan imunisasi tetanus toxoid kepada ibu hamil masih rendah. Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu : meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan antenatal dengan pemberian imunisasi tetanus toxoid kepada wanita usia subur (WUS) termasuk kepada ibu hamil (Depkes RI, 2012: Online).

Keberhasilan upaya antenatal care selain tergantung pada petugas kesehatan juga perlu partisipasi ibu hamil itu sendiri. Oleh karena itu perlu adanya penyuluhan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang perawatan kehamilannya, dengan demikian diharapkan dengan memperbaiki pengetahuan ibu khususnya ibu  hamil terhadap perawatan kehamilan sehingga akan dapat merubah sikap serta kepatuhan melaksanakan antenatal care.

Bertolak dari uraian tersebut di atas, dapat diketahui bahwa kurangnya pengetahuan dan informasi serta pelayanan kesehatan yang memadai semakin memperburuk kondisi antenatal care. Berdasarkan kenyataan ini, maka penulis tertarik mengadakan penelitian tentang Distribusi Kunjungan K1 dan Kunjungan K4 pada Ibu Hamil di Puskesmas Layang Kota Makassar tahun 2011.

B. Rumusan   Masalah


Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan  masalah  penelitian sebagai berikut:


  1. Bagaimana distribusi kunjungan K1 dan kunjungan K4 pada ibu Hamil berdasarkan umur ibu di Puskesmas Layang tahun 2011 ?
  2. Bagaimana distribusi kunjungan K1 dan kunjungan K4 pada ibu Hamil berdasarkan paritas ibu di Puskesmas Layang tahun 2011 ?
  3. Bagaimana distribusi kunjungan K1 dan kunjungan K4 pada ibu Hamil berdasarkan Pendidikan ibu  di Puskesmas Layang tahun 2011 ?

C. Tujuan  Penelitian

1.  Tujuan Umum
Adapun  tujuan  yang  ingin  dicapai yaitu untuk mengetahui  distribusi kunjungan K1 dan kunjungan K4 pada ibu Hamil di Puskesmas Layang tahun 2011.
2.  Tujuan Khusus
Adapun  tujuan  khusus  yang  ingin dicapai, yaitu :
a.  Diketahuinya distribusi kunjungan K1 dan kunjungan K4 pada ibu Hamil berdasarkan umur ibu di Puskesmas Layang tahun 2011.
b.  Diketahuinya distribusi kunjungan K1 dan kunjungan K4 pada ibu Hamil berdasarkan paritas  di Puskesmas Layang tahun 2011
c.   Diketahuinya distribusi kunjungan K1 dan kunjungan K4 pada ibu Hamil berdasarkan pendidikan  di Puskesmas Layang tahun 2011

D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Masyarakat Sebagai informasi untuk menambah pengetahuan tentang pentingnnya antenatal care bagi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak.
  2. Bagi Profesi Kebidanan.
  3. Sebagai masukan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM tenaga kesehatan khususnya bidan dalam pelayanan antenatal care.Bagi Institusi Kesehatan Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Makassar dan Instansi terkait Lainnya dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kebidanan pada ibu hamil.
  4. Bagi Peneliti.Menambah wawasan ilmiah penulis dan memperoleh pengalaman berharga dalam penelitian serta sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Kebidanan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Tinjauan Umum Tentang Kehamilan
1.  Pengertian Kehamilan
a.  Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan (Wikipedia, 2008)
b.  Kehamilan adalah sebuah perjalanan selama 9 bulan menuju ke status menjadi ibu. Kehamilan menimbulkan perubahan emosi baik yang berlangung perlahan-lahan maupun seketika. (Cony Marshall, 2000)
c.   Kehamilan merupakan proses alami yang normal. Masa ini merupakan salah satu fase dalam kehidupan wanita pada masa reproduksi (Mary Noland, 2003).
d.  Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2002).
e. Kehamilan membutuhkan waktu 9 bulan kalender atau 40 minggu. Kehamilan dibagi menjadi tiga periode, yaitu trimester I dari minggu ke-1 sampai 13, trimester II dari minggu ke-14 sampai 26, trimester III dari minggu ke-27 sampai 39-40 (akhir kehamilan) (Salmah, 2006).
f.    Sedangkan menurut Arif Mansjoer (2000) Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung antara 28 dan 36 minggu di sebut kehamilan premature, sedangkan bila lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Menurut usia  kehamilan, kehamilan dibagi menjadi:
a.  Kehamilan trimester pertama: 0-14 minggu
b.  Kehamilan trimester kedua: 14-28 minggu
c.   Kehamilan trimester ketiga: 28-42 minggu
Selama kehamilan ada beberapa hal penting yang perlu di ketahui oleh ibu hamil maupun keluarganya, antara lain: tanda-tanda kehamilan, tanda bahaya kehamilan, dan cara memelihara kehamilan (Depkes, Unicef, 2000).
2.  Tanda dan Gejala  Kehamilan
Beberapa perubahan fisiologis yang timbul selama masa hamil dikenal sebagai tanda kehamilan. Ada tiga kategori yaitu: presumsi, yaitu perubahan yang dirasakan wanita (misalnya amenorea, keletihan, perubahan payudara, morning sicknes, queckening); kemungkinan,  yaitu perubahan yang diobservasi oleh pemeriksa (misalnya, tanda hegar, ballottoment, tes kehamilan; dan pasti (misalnya, ultrasonografi, bunyi denyut jantung janin) (Bobak, 2004).
Gejala kehamilan tidak pasti  (Arif Mansjoer, 2000) adalah sebagai berikut:
a.  Amenorea (tidak mendapat haid).
Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir untuk menentukan usia kehamilan dan taksiran partus. Rumus taksiran partus menurut Naegele bila siklus haid ± 28 hari adalah: tanggal + 7, bulan – 3.
b.  Nause (enek) dengan atau tanpa vomitus (muntah).
Sering terjadi pagi hari pada bulan-bulan pertama kehamilan, disebut morning sicknes.
c.   Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu).
d.  Konstipasi/obstipasi.
Disebabkan penurunan peristaltik usus oleh hormone steroid.
e.  Sering kencing.
Terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan berkurang perlahan-lahan, lalu timbul lagi pada akhir kehamilan.
f.    Pingsan  dan mudah lelah.
Pingsan sering dijumpai bila berada di tempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan, lalu hilang setelah kehamilan 18 minggu.
g.  Anoreksia (tidak ada nafsu makan).
Tanda mungkin hamil (Arif Mansjoer, 2000) adalah sebagai berikut:
a.  Pigmentasi kulit.
Terjadi kira-kira minggu ke-12 atau lebih. Timbul di pipi, hidung, dan dahi, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Terjadi karena pengaruh hormon plasenta yang merangsang melanafor dan kulit.
b.  Leukore.
Sekret serviks meningkat karena pengaruh peningkatan hormon progesteron.
c.   Epulis (hipertrofi papila ginggiva).
Sering terjadi pada trimester pertama kehamilan.
d.  Perubahan payudara.
Payudara menjadi tegang dan membesar karena pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli payudara. Daerah areola menjadi lebih hitam karena deposit pigmen berlebihan. Terdapat kolostrum bila kehamilan lebih dari 12 minggu.
e.  Pembesaran abdomen. Jelas terlihat setelah kehamilan 14  minggu.
f.    Suhu basal meningkat terus antara 37,2-37,8°C.
g.  Perubahan organ-organ dalam pelvik:
1)  Tanda Chadwick: vagina livid, terjadi kira-kira minggu ke-6.
2)  Tanda Hegar: segmen bawah uterus lembek pada perabaan.
3)  Tanda Piscaseck: uterus membesar ke salah satu jurusan.
4)  Tanda Braxton-Hicks: uterus berkontraksi bila dirangsang. Tanda ini khas untuk uterus pada masa kehamilan.
Tanda pasti kehamilan (Arif Mansjoer, 2000) adalah sebagai berikut:
a.  Pada palpasi dirasakan bagian janin dan balotemen serta gerak janin.
b.  Pada auskultasi terdengar denyut jantung janin (DJJ). Dengan stetokop Laennec BJJ baru terdengar pada kehamilan 18-20 minggu. Dengan alat Doppler BJJ terdengar pada kehamilan 12 minggu.
c.   Dengan ultrasonografi (USG) atau scanning dapat dilihat gambaran janin.
d.  Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka janin. Tidak dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin.
Tanda-tanda  kehamilan menurut Wheeler (2004) adalah sebagai berikut :
a.  Tidak datang haid
b.  Pusing dan muntah pada pagi hari
c.   Buah dada membesar dan mulai memproduksi ASI
d.  Daerah di sekitar puting susu menjadi agak gelap
e.  Perut ibu mulai membesar

3.  Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda  bahaya pada masa kehamilan perlu diketahui oleh ibu hamil terutama yang mengancam keselamatan ibu maupun janin yang dikandungnya. Sesuai dengan program di puskesmas, minimal yang perlu diketahui klien di masyarakat untuk, mengenal tanda bahaya kehamilan yaitu perdarahan yang keluar dari jalan lahir, hiperemis, pre-eklampsia dan eklampsia, ketuban pecah dini, dan gerakan janin yang tidak dirasakan (Salmah, 2006).
Tanda-tanda bahaya kehamilan (Depkes, Unicef, 2000) adalah sebagai berikut:
a.  Muntah terus menerus dan tidak bisa makan
b.  Perdarahan dari jalan lahir
c.   Keluar banyak cairan dari jalan lahir sebelum waktu melahirkan tiba
d.  Tidak ada gerakan bayi di dalam perut pergeraka berkurang.
e.  Tekanan darah meningkat
f.    Rasa nyeri hebat di perut
g.  Pembengkakan di bagian tubuh terutama di kaki, pandangan kabur, dan sering sakit kepala
h.  Demam, suhu tubuh lebih dari 38 0C
4.  Cara Memelihara Kehamilan
Cara Memelihara Kehamilan (Depkes, Unicef, 2000) adalah sebagai berikut:
a.  Memeriksakan diri ke petugas kesehatan minimal 4 kali selama kehamilannya.
b.  Minum tablet tambah darah untuk mencegah kurang darah, paling sedikit 1 kali selama 90 hari selama kehamilan, dan melaksanakan secepatnya mungkin setelah kehamilan diketahui.
c.   Mendapat imunisasi tetanus toksoid (TT) 2 kali sebelum umur kehamilan 8 bulan.
d.  Menggosok gigi 2 kali sehari sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam dengan menggunakan pasta gigi.
e.  Merawat dan memijat payudara setelah usia kehamilan 7 bulan, agar ASI-nya banyak.
f.    Cukup istirahat dan tidak boleh bekerja terlalu berat.
g.  Untuk ibu hamil di daerah endemik gondok, ibu hamil perlu minum 1 kapsul minyak beryodium menurut petunjuk petugas kesehatan.
h.  Makan 1-2 porsi tambahan setiap harinya, diusahakan makanan terdiri dari lauk-pauk, sayuran, buah-buahan, dan gunakan garam beryodium.
i.    Ibu hamil yang sehat bertambah berat badannya minimal 8 kg selama kehamilan. Pada saat usia kehamilan di atas 7 bulan, pertambahan berat badan paling tidak 3 kg.
B. Tinjauan Umum Tentang Antenatal Care
1.  Pengertian Antenatal Care
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Yasin Setiawan, 2006).
Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2010).
2.  Tujuan Antenatal Care
Menurut Abdul Bari Saifudin (2002), bahwa tujuan antenatal care adalah sebagai berikut:
a.  Membantu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh   kembang bayi.
b.  Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial, dan bayi.
c.   Menganalisa secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara umum yaitu pembedahan dan kebidanan.
d.  Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e.  Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal  dan pemberian ASI eksklusif.
f.    Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar tumbuh dan berkembang secara normal.
Tujuan dari antenatal care menurut Manuaba (2010), adalah sebagai berikut:
a.  Mengenal sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan, dan nifas.
b.  Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan nifas.
c.   Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
d.  Menurunkan angka kesakitan dan kematian serta perinatal.
3.  Kegiatan Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care
Menurut Depkes RI (1994) kegiatan dalam pemeriksaan dan pengawasan kehamilan meliputi:
a.  Anamnesa
b.  Pemeriksaan laboratorium
c.   Intervensi dasar
d.  Intervensi khusus sesuai kondisi
e.  Memberikan konseling atau pengetahuan
f.    Motivasi ibu hamil agar dapat merawat diri selama hamil
g.  Mempersiapkan persalinannya.
Menurut Sarwono (2002), bahwa dalam penerapan praktek sering dipakai standar minimal perawatan antenatal care yang disebut ”7T”, yaitu:
a.  Timbang berat badan dan tinggi badan.
b.  Ukur tekanan darah
c.   Ukur tinggi fundus uteri
d.  Pemberian imunisasi TT lengkap
e.  Pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama hamil
f.    Tes terhadap penyakit seksual menular
g.  Temu wicara dan konseling dalam rangka rujukan.
4.  Frekuensi Kunjungan Antenatal Care
Selama kehamilan keadaan ibu dan janin harus selalu di pantau jika terjadi penyimpangan dari  keadaan normal dapat dideteksi secara dini dan diberikan penanganan yang tepat. Oleh karena itu ibu hamil diharuskan memeriksakan diri secara berkala selama kehamilannya. Menurut Manuaba (2002), berdasarkan Standar Pelayanan Kebidanan pemeriksaan kehamilan harus segera dilaksanakan begitu diduga terjadi kehamilan, dan dilaksanakan terus secara berkala selama kehamilan, dengan ketentuan sebagai berikut :
a.  Ibu harus melaksanakan pemeriksaan antenatal paling sedikit 4 kali.
b.  Satu kali kunjungan pada trimester pertama.
c.   Satu kali kunjungan pada trimester kedua.
d.  Dua kali kunjungan pada trimester ketiga.
Penetapan standar 7T harus dipenuhi dengan minimal 4 kali kunjungan dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga untuk melihat kualitas. Berdasarkan keteraturan kunjungan ibu hamil ini, cakupan pelayanan antenatal dapat dievaluasi yang dikenal dengan K1 dan K4.

C.   Tinjauan Variabel Penelitian
1.  Kunjungan K1 dan K4
K1 adalah kunjungan baru ibu hamil dengan pelayanan 7T dan K4 adalah kunjungan ibu hamil yang dimulai dari triwulan pertama 1 kali, triwulan kedua 1 kali dan triwulan ketiga 2 kali, jadi pelajaran pelayanan yang tidak memenuhi standar 7T tersebut belum dapat dianggap suatu pelayanan antenatal (Depkes RI, 2002: 14)
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal, pelayanan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risiko tinggi atau kelainan, khususnya anemi, kurang gizi, hipertensi, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas. Bidan harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan, bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan melakukan rujukan.
Standar waktu perawatan kehamilan (ANC) tersebut ditentukan untuk menjamin waktu pelayanan khususnya dalam memberikan kesempatan yang cukup dalam menangani kasus resiko tinggi yang ditemukan
a. Tujuan pelayanan antenatal :
1)  Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.
2)  Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah ataupun obstetri selama kehamilan.
3)  Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan menghadapi komplikasi.
4)  Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan puerperium normal, dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial (Mufdlilah, 2009: 7).
b. Jadwal pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan sebagai berikut :
1)  Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan.
2)  Periksa ulang satu kali sebulan sampai kehamilan 7 (tujuh) bulan
3)  Periksa ulang dua kali sebulan sampai kehamilan 9 (sembilan) bulan.
4)  Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 (sembilan) bulan.
5)  Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan.
c. Tujuan pemeriksaan dan pengawasan ibu hamil adalah :
1) Tujuan Umum
Adalah menyampaikan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
2)  Tujuan Khusus
a)  Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
b)  Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang diderita sedini mungkin.
c)  Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
d)  Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan KB, keamilan, pesalinan, nifas dan laktasi.
Pelayanan terkait dengan antenatal hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi, oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal yaitu :
a.  Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)
b.  Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara14-28 minggu)
c.   Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara 28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36)
Pada setiap kunjungan antenatal tersebut perlu didapatkan informasi yang sangat penting, yaitu :
a.  Kunjungan pertama trimester I (sebelum minggu ke 14)
1)  Membangun hubungan saling percaya antara bidan dan ibu agar supaya hubungan penyelamat jiwa bisa dibina bilamana perlu.
2)  Mendeteksi masalah yang bisa diobati sebelum menjadi atau bersifat mengancam jiwa ibu.
3)  Mencegah masalah seperti neonatal tetanus (imunisasi TT), anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktik tradisional yang merugikan.
4)  Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
5)  Mendorong perilaku yang sehat (gizi yang cukup dan sesuai, latihan, personal hygiene, istirahat dll)
b.  Kunjungan kedua trimester kedua (sebelum minggu ke 28)
2)  Membangun hubungan saling percaya antara bidan dan ibu agar supaya hubungan penyelamat jiwa bisa dibina bilamana perlu.
3)  Mendeteksi masalah yang bisa diobati sebelum menjadi atau bersifat mengancam jiwa ibu.
4)  Mencegah masalah seperti neonatal tetanus (imunisasi TT), anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktik tradisional yang merugikan.
5)     Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
6)     Mendorong perilaku yang sehat (gizi yang cukup dan sesuai,
    latihan, personal hygiene, istirahat dll)
7)     Kewaspadaan khusus mengenai Preeklampsia induced Hypertension (PIH) atau preeklampsia karena hipertensi dengan :
a)  Tanya ibu tentang gejala PIH.
b)  Pantau tekanan darahnya.
c)  Evaluasi edemanya pada wajah dan tangan.
d)  Periksa protein urine.
c. Kunjungan ketiga trimester ketiga (antara minggu ke 28-36)
1)  Membangun hubungan saling percaya antara bidan dan ibu agar supaya hubungan penyelamat jiwa bisa dibina bilamana perlu.
2)  Mendeteksi masalah yang bisa diobati sebelum menjadi atau bersifat mengancam jiwa ibu.
3)  Mencegah masalah seperti neonatal tetanus (imunisasi TT), anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktik tradisional yang merugikan.
4)  Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
5)  Mendorong perilaku yang sehat (gizi yang cukup dan sesuai, latihan, personal hygiene, istirahat dll)
6)  Kewaspadaan khusus mengenai Preeklampsia induced Hypertension (PIH) atau preeklampsia karena hipertensi dengan :
a)  Tanya ibu tentang gejala PIH.
b)  Pantau tekanan darahnya.
c)  Evaluasi edemanya pada wajah dan tangan.
d)  Periksa protein urine.
7)  Palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda atau tidak.
d.  Kunjungan keempat trimester ketiga (setelah 36 minggu)
1)  Membangun hubungan saling percaya antara bidan dan ibu agar supaya hubungan penyelamat jiwa bisa dibina bilamana perlu.
2)  Mendeteksi masalah yang bisa diobati sebelum menjadi atau bersifat mengancam jiwa ibu.
3)  Mencegah masalah seperti neonatal tetanus (imunisasi TT), anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktik tradisional yang merugikan.
4)  Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
5)  Mendorong perilaku yang sehat (gizi yang cukup dan sesuai, latihan, personal hygiene, istirahat dll)
6)  Kewaspadaan khusus mengenai Preeklampsia induced Hypertension (PIH) atau preeklampsia karena hipertensi dengan :
a)  Tanya ibu tentang gejala PIH.
b)  Pantau tekanan darahnya
c)  Evaluasi edemanya pada wajah dan tangan.
d)  Periksa protein urine.
7) Palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda atau tidak.
8) Deteksi dini bayi yang tidak normal atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di Rumah Sakit dan persiapan rujukan.
Ibu hamil tersebut harus lebih sering dikunjungi jika terdapat masalah dan ibu hamil hendaknya disarankan untuk menghubungi petugas kesehatan bilamana ibu hamil merasakan tanda-tanda bahaya atau merasa khawatir (Kusmiyati, 2009: 168).
2.    Umur ibu
Menurut Bambang M dalam kamus besar Bahasa Indonesia (Tahun 1999) umur adalah keadaan lamnya manusia. Dimana umur merupakan salah satu factor yang berkaitan dengan unsure-unsur manusia yang  turut berperan terhadap kondisi ibu maupun masyaraka tertentu. Berkaitan dengan masalah kesejahteraan ibu dan anak terutama wanita dalam masa persalinan. Karena secara psikologis menurut Edi Sulaeman dalam buku bacaan kesehatan reproduksi (2002) usia seorang wanita yang masih terlalu muda untuk hamil mengakibatkan uterus tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik sebaliknya seorang wanita dalam usianya yang semakin tua akan mengakibatkan suatu proses penurunan fungsi fisiologis tubuh termasuk organ-organ reproduksi antara lain akan memicu terjadinya penurunan elastisitas serta kontraksi otot rahim.
Usia ibu hamil terlalu muda (< 20 tahun) dan  terlalu  tua (> 35 tahun) mempunyai risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi kurang sehat. Hal ini dikarenakan pada umur dibawah  20 tahun, dari segi biologis  fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna untuk menerima keadaan janin dan segi psikis belum matang dalam menghadapi tuntutan beban moril, mental dan emosional, sedangkan pada umur diatas 35 tahun dan sering melahirkan, fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami kemunduran atau  degenerasi  dibandingkan  fungsi  reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca persalinan  terutama  perdarahan  lebih besar. Perdarahan post partum yang mengakibatkan kematian maternal pada wanita hamil yang melahirkan pada umur dibawah 20 tahun, 2-5 kali lebih tinggi daripada perdarahan post partum yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Perdarahan post partum meningkat kembali setelah usia 30-35 tahun (Wiknjosastro H, 2008 : 233).
3.    Paritas
Menurut Helen Varney dalam buku saku bidan ( 2001) paritas adalah jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran janin yang memenuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan atau pada usia kehamilan lebih dari 28 minggu dan berat badan janin mencapai lebih dari 1000 gram. Frekuensi melahirkan yang sering dialami oleh ibu merupaka suatu keadaan yang dapat mengakibatkan endometrium menjadi cacat dan sebagai akibatnya dapat terjadi komplikasi dalam persalinan.
Paritas 2 sampai 3 kali merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas lebih dari 3 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Resiko pada paritas 1 sampai 3 dapat ditangani dengan asuhan obstetric yang lebih baik, sedangkan resiko tinggi (lebih dari 4 kali) dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan (Wiknjosastro H, 2008 hal 233).
4.    Pendidikan
a.     Pengertian
Dalam kamus bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik) yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai ahlak dan kecerdasan pikiran, sedangkan pendidikan mempuyai pengertian proses mengubah sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan dan cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani, agar dapat memajukan kesempatan hidup  (Poerwardarminta, 2001).
b.    Jalur pendidikan
Jalur pendidikan merupakan wahana yang dapat dilalui untuk mengembangkan  potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang dikelompokkan menjadi 3 jalur yaitu :

1)     Pendidikan formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan disekolah-sekolah pada umumnya, jalur pendidikan mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi.
2)    Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar seperti TPA, berbagai kursus seperti musik, bimbingan belajar, dan sebagainya.
3)    Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
c.    Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan, pendidikan di Indonesia mengenal 3 jenjang pendidikan yaitu :
1)    Pendidikan dasar (SD/MI/paket  C dan SLTP/MTS/ paket B)
2)    Pendidikan menengah (SMU/SMK)
3)    Pendidikan tinggi (S1, S2, S3).
d.    Sistem Pendidikan
Dalam pengertian umum, yang dimaksud dengan sistem adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya yang saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan. Setiap sistem pasti mempunyai tujuan dan semua kegiatan dari semua komponen atau bagian-bagiannya diarahkan dari tercapainya tujuan tersebut. Karena itu proses pendidikan merupakan sebuah sistem yang disebut sebagai sistem pendidikan.
Secara teoritis, suatu sistem pendidikan terdiri dari komponen-komponen atau bagian-bagian yang menjadi inti dari proses pendidikan, adapun komponen atau faktor-faktor tersebut terdiri dari :

1)    Tujuan
Tujuan disebut juga cita-cita pendidikan yang berfungsi untuk memberi arah terhadap semua kegiatan dalam proses pendidikan.
2)    Peserta Didik
Fungsinya adalah sebagai obyek yang sekaligus sebagai subyek pendidikan. Sebagai obyek peserta didik tersebut menerima perlakuan-perlakuan tertentu, tetapi dalam pandangan pendidikan moderm peserta didik lebih dekat dikatakan sebagai subyek atau pelaksanaan pendidikan.
3)    Pendidik
Pendidik berfungsi sebagai pembimbing pengaruh untuk menumbuhkan aktivitas peserta didik dan sekaligus sebagai pememgang tanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan.
4)    Alat Pendidikan
Maksudnya adalah sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berfungsi untuk mempermudah atau mempercepat tercapainya tujuan pendidikan.
5)    Lingkungan
Maksudnya lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan. Lingkungan berfungsi sebagai wadah atau lapangan terlaksanaya proses pendidikan (Hasbullah, 2008).

 DAFTAR  PUSTAKA

Andra, 2007. Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Tinggi. (http://www,Hidayatullah.com/indeks, tanggal 26 September 2011
Bagian Rekan Medik, 2010. Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas Layang Kota Makassar. Makassar
Bambang M. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Balai Pustaka, Jakarta
Bobak, Lowdermilk. (2004). Buku Ajaran Keperawatan Maternitas. Ed. 4. Jakarta: EGC.
Cony Marshall, 2000. Kehamilan. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/ Online, diakses tanggal 10 September 2011.
Depkes RI, 2000, Warta Kesehatan Masyarakat. Jakarta
Depkes RI, 2010. Cakupan Pelayanan Kesehatan Antenatal dan Imunisasi Tetanus Toxoid Kepada Ibu. http: //www.depkes.go.id/downloads   Online, diakses tanggal 8 September 2011.
Eko Budiarto.2002. Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta
Mandriwati G.A, 2008. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. EGC, Jakarta
Mansjoer  Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius, Jakarta
Manuaba, I, Gde, Bagus, 2002. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri, Ginekologi dan KB. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Mary Noland, 2003. Proses Terjadinya Kehamilan. http://www.docstoc.com Online, diakses
Wikipedia, 2008. Proses Kehamilan. http://ronaldoedi.wordpress.com Online, diakses tanggal 8 September 2011
Wiknjosastro Hanifa. 2008. Ilmu Kebidanan. YBP-SP, Jakarta


Berikut ini contoh skripsi kebidanan tentang :

DISTRIBUSI KUNJUNGAN K1 DAN K4 PADA IBU HAMIL

Untuk lebih mudah silahkan Download file PDF nya disini :