Showing posts with label Ilmu Gizi. Show all posts
Showing posts with label Ilmu Gizi. Show all posts

Penyakit Scurvy

PENGERTIAN PENYAKIT  SCURVY (KEKURANGAN VITAMIN C)


A. Definisi

Pengertian Scurvy adalah gagalnya sintesis kolagen dan pembentukan osteoid karena kekurangan vitamin C. Secara anatomi, penyakit metabolik ini dapat mengenai tulang berongga misalnya tulang femur, tulang tibia, tulang humerus dan tulang vertebra.


B. Patofisiologi


Scurvy terjadi karena adanya penekanan aktivitas sel normal, seperti kemampuan untuk memelihara kestabilan jaringan, untuk bereproduksi dan memelihara material intrasellulair. Hal ini akan menekan pembentukan osteoblast, sementara absorbsi terus berlangsung, sehingga terjadi ketidak seimbangan antara pembentukan dan absorsi sehingga terjadilah osteoporosis.

Pada growth plate, proliferasi kartilago mengalami penurunan walaupun mineralisasi tidak terganggu, di daerah kalsifikasi tanpak melebar dan dense, juga terjadi perubahan di sekitar pusat penulangan epifisis sehingga memberikan gambaran seperti cincin tipis dengan peningkatan densitas. Invasi pembuluh darah pada daerah penulangan dengan penekanan aktifitas osteoblas, menyebabkan penurunan densitas pada daerah primer dan sekunder tulang berongga. Daerah kalsifikasi memanjang sampai garis metafisis karena peningkatan periosteal dan pembentukan garis spur. Periosteum mungkin meningkat karena sub periosteal hemorrage (karena peningkatan fragilitas kapiler). Semuanya ini menyebabkan perubahan yang nyata pada daerah endochondrial pertumbuhan tulang.

Kekurangan vitamin C berperan penting pada defek pembentukan matrik tulang, juga penting pada pembentukan hydroksiproline, yang merupakan kollagen penting. Kurang lebih 90% matrik tulang adalah collagen, dan kekurangan collagen akan menyebabkan efek yang berat pada pembentukan tulang.


Penyakit Scurvy

Askep Dermatitis dan Scabies

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Mekanisme dari dermatitis hanya sedikit diketahui, tapi sudah jelas terjadi kerusakan pada membrane lipid keratisonit. Menurut Gell dan Coombs dermatitis kontak alergik adalah reaksi hipersensitifitas tipe lambat (tipe IV) yang diperantai sel, akibat antigen bersama dengan mediator protein akan menuju ke dermis, dimana sel Limposit T menjadi tersentisitasi.Pada pemaparan selanjutnya dari antigen akan timbul reaksi alergi

B. Manfaat
Membentuk pola fikir mahasiswa menjadi terarah dan sistematik
Mahasiswa mengerti dengan baik apa itu dermatitis
Menambah pengetahuan mahasiswa tentang mekanisme penyakit pada system integument

C.Tujuan
Untuk mengetahui defenisi,etiologi,patofisiologi, mekanisme klinis,komplikasi,pemeriksaan penunjang serta penatalaksanaan pada klien dermatitis
Mengetahui kemungkinan diagnosis penyakit pada klien dengan dermatitis
Mengetahui bagaimana menkaji klien dengan dermatitis
Mengetahui konsep asukan keparawatan pada klien dengan dermatitis

BAB II
PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DERMATITIS ATOPIK

A. PENGERTIAN
Dermatitis atopik atau eksim susu adalah peradangan kulit yang bersifat kronik, hilang timbul yang disertai rasa gatal. Kelainan kulit ini biasanya terjadi pada bayi dan anak. Dermatitis atopik ini lebih banyak terjadi pada bayi usia 0 hingga anak 18 tahun.

Bentuk klinis dari dermatitis atopik terbagi atas :

  1. Bentuk infantil (2 bulan – 2 tahun) : Nama awam adalah eksema susu. Kelainan kulit berupa eritema berbatas tegas, dapat disertai papul-papul dan vesikel-vesikel miliar. Biasa mengenai daerah kedua pipi, tangan dan kaki.
  2. Bentuk anak (3 – 10 tahun) : Merupakan kelanjutan dari bentuk infantil. Kulit tampak lebih kering (xerosis) yang bersifat kronik dan mengenai daerah fleksura antekubiti (lipat lengan), poplitea (lipat paha), tangan kaki dan periorbita.
  3. Bentuk dewasa (13 – 30 tahun) : Kelanjutan dari bentuk infantil dan anak. Lesi selalu kering dan terdapat likenifikasi (kulit menjadi tebal dan keras). Distribusi ialah di tengkuk serta daerah fleksura antekubiti (lipat lengan), poplitea (lipat paha).

B. ETIOLOGI

  1. Dermatitis atopik ini penyebabnya adalah multifaktorial, termasuk di antaranya faktor genetik, emosi, trauma, keringat, dan faktor imunologis.
  2. Penggunaan sabun atau deterjen, bahan kimia (alkohol,astrigen) dapat memicu terjadinya rasa gatal pada kulit.
  3. Keringat berlebihan, disebabkan lingkungan yang bersuhu panas/dingin dan kelembaban tinggi atau rendah, sinar matahari.
  4. Menghirup tungau debu rumah, bulu binatang, serbuk sari, karpet, boneka berbulu.

C. MANIFESTASI KLINIS
Biasanya gejala dan tanda pada dermatitis atopik mulai timbul ketika usia 6 bulan, jarang sebelum usia 8 minggu.

  1. Ruam berkeropeng yang berwarna merah dan berair.
  2. Rasa gatal yang amat sangat dan menimbulkan kelainan kulit yang kurang menarik dipandang
  3. Dalam keadaan akut, yang pertama tampak kemerahan, lumpur dan banyak kerak.
  4. Pada bayi lesi kulit tampak pada wajah dan bokong. Pada anak yang lebih tua dan remaja lesi tampak lebih sering muncul di tangan dan kaki, di belakang lutut, dan lipat siku.
  5. Pruritus hebat menyebabkan berulangnya peradangan dan pembentukan lesi

D. PATOFISIOLOGI
Dibandingkan dengan kulit normal, kekeringan kulit pada dermatitis atopik karena ada penurunan kapasitas pengikatan air, kehilangan air yang tinggi di transepidermal, dan penurunan isi air. Pada bagian kehilangan air mengalami kekeringan yang lebih lanjut dan peretakan dari kulit, menjadi lebih gatal. Gosokan dan luka garukan dari kulit karena gatal merupakan respon dari beberapa keluhan kulit di klinik.

E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi pada anak dengan dermatitis atopi yaitu alergi saluran napas dan infeksi kulit oleh kuman sthapylococcus aureus dan virus Herpes Simplex.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

  1. Darah perifer ditemukan eosinofilia dan peningkatan kadar IgE
  2. Dermatografisme putih penggoresan pada kulit normal akan menimbulkantiga respons , yakni berturut-turut akan terlihat garis merah ditempat penggoresan selama 15 detik, warna merah disekitarnya selama beberapa detik, dan edema timbul sesuah beberapa menit. Penggoresan pada pasien atopik akan bereaksi berlainan. Garis merah tidak disusul warna kemerahan, tetapi kepucatan selama 2-5 menit, edema tidak timbul. Keadaan ini disebut dermatografisme putih.
  3. Percobaan asetilkolin. Suntikan secara IC 1/5000 akan menyebabkan hiperemi pada orang normal. Pada orang dengan dermatitis atopik akan timbul vasokonstriksi, terlihat kepucatan selama 1 jam.
  4. Percobaan histamin. Jika histamin fosfat disuntikkan pada lesi, eritema akan berkurang dibandingkan dengan orang lain sebagai kontrol. Kalau obat tersebut disuntikkan parenteral tampak eritema pada kulit normal.

G. PENATALAKSANAAN
1. Mandikan si kecil 2 kali sehari dengan air dingin, gunakan sabun yang mengandung pelembab. Setelah mandi dan dikeringkan segera oleskan obat topikal 2 kali sehari pada kelainan kulitnya.
2. Supaya kulit tak menjadi kering, oleskan pelembab 2 kali sehari sehabis mandi. Walaupun kulit sudah sembuh, pemakaian pelembab tetap dianjurkan untuk mengatasi kekeringan pada kulit.
3. Hindari faktor pencetus
4. Krim atau salep corticosteroid bisa mengurangi ruam dan mengendalikan rasa gatal.
5. Antihistamin (difenhidramin, hydroxizini) bisa mengendalikan rasa gatal, terutama dengan efek sedatifnya. Obat ini menyebabkan kantuk, jadi sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari.

H. ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

  a. Data subyektif

- Pruritus
- Nyeri
- Kecemasan
- Malu

  b. Data obyektif

- Eritema
- Vesikel
- warna
- suhu
- Kelembapan / kekeringan
- Tekstur kulit
- Lesi
- Vaskularitas

  c. Tanyakan

- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat alergi kulit
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat pengobatan sebelumnya
- Riwayat psikososial

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Gangguan integritas kulit b.d kekeringan pada kulit
b. Resiko kerusakan kulit b.d terpapar alergen
c. Perubahan rasa nyaman b.d pruritus

3. INTERVENSI

1. Gangguan integritas kulit b.d kekeringan pada kulit
- Tujuan : klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi yang baik dan turunnya peradangan, ditandai dengan :
a. Mengungkapkan peningkatan kenyamanan kulit
b. Berkurangnya derajat pengelupasan kulit
c. Berkurangnnya kemerahan
d. Berkurangnya lecet karena garukan
e. Penyembuhan area kulit yang telah rusak

- Intervensi :
a. Mandi paling tidak sekali sehari selama 15 – 20 menit. Segera oleskan salep atau krim yang telah diresepkan setelah mandi. Mandi lebih sering jika tanda dan gejala meningkat.
Rasionali : dengan mandi air akan meresap dalam saturasi kulit. Pengolesan krim pelembab selama 2 – 4 menit setelah mandi untuk mencegah penguapan air dari kulit.

b. Gunakan air hangat jangan panas.
Rasional : air panas menyebabkan vasodilatasi yang akan meningkatkan pruritus.

c. Gunakan sabun yang mengandung pelembab atau sabun untuk kulit sensitive. Hindari mandi busa.
Rasional : sabun yang mengandung pelembab lebih sedikit kandungan alkalin dan tidak membuat kulit kering, sabun kering dapat meningkatkan keluhan.

d. Oleskan/berikan salep atau krim yang telah diresepkan 2 atau tiga kali per hari.
Rasional : salep atau krim akan melembabkan kulit.

2. Resiko kerusakan kulit b.d terpapar alergen
- Tujuan : klien akan mempertahankan integritas kulit, ditandai dengan Menghindari alergen

- Intervensi:
a. Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang telah diketahui.
Rasionalisasi menghindari alergen akan menurunkan respon alergi

b. Baca label makanan kaleng agar terhindar dari bahan makan yang mengandung alergen

c. Hindari binatang peliharaan.
Rasionalisasi jika alergi terhadap bulu binatang sebaiknya hindari memelihara binatang atau batasi keberadaan binatang di sekitar area rumah

d. Gunakan penyejuk ruangan (AC) di rumah atau di tempat kerja, bila memungkinkan.
Rasionalisasi AC membantu menurunkan paparan terhadap beberapa alergen yang ada di lingkungan.

3. Perubahan rasa nyaman b.d pruritus

- Tujuan : klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan
a. Berkurangnya lecet akibat garukan
b. Klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal
c. Klien mengungkapkan adanya peningkatan rasa nyaman

- Intervensi :
a. Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan penyebanya (misal keringnya kulit) dan prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.
Rasionalisasi dengan mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan prinsip gatal serta penangannya akan meningkatkan rasa kooperatif.

b. Cuci semua pakaian sebelum digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan bahan kimia lain serta hindari menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik.
Rasionalisasi pruritus sering disebabkan oleh dampak iritan atau allergen dari bahan kimia atau komponen pelembut pakaian.

c. Gunakan deterjen ringan dan bilas pakaian untuk memastikan sudah tidak ada sabun yang tertinggal.
Rasionalisasi bahan yang tertinggal (deterjen) pada pencucian pakaian dapat menyebabkan iritasi


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Dermatitis adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan bahan iritan eksternal yang mengenai kulit.
Dermatitis adalah afek sitotosik local langsung dari bahan iritan pada sel-sel epidemis, dengan respon peradangan pada dermis.

B. Saran
Diharapkan kepada para pembaca agar dapat memahami dari isi makalah kami. Dan dapat  menambah wawasan para pembaca kami sadar bahwa makalah yang kami buat  masih jauh dari kesempurnaan.

Askep Dermatitis dan Scabies

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. Buku saku patofisiologi/Handbook of Pathophysiology. Alih Bahasa: Brahm U. Pendit. Cetakan 1. Jakarta: EGC. 1997
Mansjoer, Areif. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Media Aescalipius. 2000
Smeltzer, Suzanne C. Buku ajar medikal bedah Brunner Suddarth/Brunner Suddarth’s Texbook of Medical-surgical. Alih Bahasa:Agung Waluyo…..(et.al.). ed 8 Vol 3 Jakarta: EGC 2002
http://zulkiflithamrin.blogspot.com/2007/05/dermatitis-atopik.html
http://www.klikdokter.com/illness/detail/216
Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis
Harahap. M, 2000. Ilmu penyakit kulit. Hipokrates. Jakarta.
Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.

Makalah Program Perbaikan Gizi Masyarakat di Puskesmas

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kegiatan-kegiatan program yang akan dilakukan untuk perbaikan gizi masyarakat puskesmas adalah kegiatan  harian, kegiatan  bulanan atau smesteran (6 bulan sekali) dan kegiatan tahunan ( setahun sekali) serta beberapa kegiatan  investigasi dan intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan masalah gizi misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk.  Kegiatan program Perbaikan Gizi Masyarakat dapat dilakukan di dalam maupun di luar gedung Puskesmas.

Program perbaikan gizi masyarakat di puskesmas, ditulis dengan tujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk kegiatannya, tenaga pelaksananya, jenis-jenis pelatihan  untuk pelaksana, pedoman pelaksanaan program gizi yang harus ada setiap saat termasuk standar operasional prosedur.  Dan pengawasan, evaluasi dan bimbingan tehnis dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota serta output dari pelaksanaan kegiatan program gizi Puskesmas.

B. TUJUAN
1. Untuk mencegah terjadinya penyakit kekurangan gizi di kalangan masyarakat
2. Untuk mencegah terjadinya penyakit kekurangan energy protein
           
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI/PENGERTIAN

Program Perbaikan Gizi Masyarakat  adalah salah satu  program pokok Puskesmas  yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.

B. FUNGSI UTAMA PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DI PUSKESMAS

Salah atau fungsi utama program perbaikan gizi masyarakata di Puskesmas adalah mempersiapkan,memelihara dan mempertahakan agar setiap orang  mempunyai status gizi baik, dapat hidup sehat dan produktif. Fungsi ini dapat terwujud kalau setiap petugas dalam melaksanakan program gizi dilakukan dengan cara yang baik dan benar sesuai komponen-kompoen yang harus ada dalam program perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas.

C. KEGIATAN – KEGIATAN  PROGRAM  PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT PUSKESMAS

  Kegiatan Program Gizi Harian
        Kegiatan program gizi yang dilakukan harian adalah
  1. Peningkatan pemberian ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI tampa makanan dan minuman lain   pada   bayi  berumur nol sampai dengan 6 bulan
  2. Pemberian MP-ASI anak umur  6- 24 bulan adalah pemberian  makanan pendamping ASI pada anak usia  6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.
  3. Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah pemberian tablet besi (90 tablet) selama masa kehamilan.
  4. Pemberian PMT pemulihan pada Keluarga Miskin adalah balita keluarga miskin yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi di wilayah puskesmas
  5. Kegiatan  investigasi dan intervensi yang dilakukan setai saat jika ditemukan masalah gizi  misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk.
  Kegiatan Program Gizi Bulanan
        Kegiatan Progrogram Giai Bulanan yang dilakukan bulanan adalah
  1. Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita ( Penimbangan Balita) adalah  pengukuran berat badan balita untuk mengetahui  pola pertumbuhan dan perkembangan berat badan balita.
  2. Kegiatan konseling gizi dalam rangka peningkatan pendidikan gizi dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
  3. Kegiatan yang dilakukan setiap smester ( 6 bulan sekali)  adalah Pemberian Kapsul  Vitamin A (Dosis 200.000 SI) pada balita adalah  pemberian  kaspusl vitamin A dosis tinggi kepada bayi dan anak balita secara periodik yaitu untuk bayi diberikan  setahun sekali  pada bulan Februari dan Agustus dan untuk anak balita enam bulan sekali dan secara serentak  dalam bulan Februari dan Agustus.
  Kegiatan Program Gizi Tahunan
        Kegiatan yang dilakukan setiap tahun ( setahun sekali adalah)
  1. Pemantauan Status Gizi balita
  2. Pemantaun konsumsi gizi
  3. Pemantauan penggunaan garam beryodium
  4. Pelaksana program Gizi di Puskesmas dilakukan oleh  tenaga gizi berpendidikan  D1 (Asisten Ahli Gizi) dan DIII (Ahli Madya Gizi)  serta S1/D4 Gizi (Sarjana Gizi)  yang khusus dipersiapkan  atau mahir dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat  atau sebagai tenaga profesinal di bidang gizi.  Pelaksana Program Gizi dapat juga dilakukan oleh tenaga kesehatan lain yang telah dilatih dalam pelaksanaan program gizi puskesmas.
Kegiatan program gizi di dalam dan di luar negeri
        Kegiatan program Perbaikan Gizi Masyarakat dapat dilakukan dalam maupun di luar gedung   Puskesmas.
tujuan :
  • Mengadakan  promosi dan mendorong terlaksananya ASI eksklusif.
  • Memberi PMT pemulihan pada balita dengan gizi buruk.
  • Melaksanakan pemantauan hasil penimbangan dengan SKDN
    Memberi kapsul Vit. A dosis tinggi pada ibu nifas, juga pada anak balita dan  bayi 6 – 11 bln (           100.000 SI ).
  • Memberikan tablet besi ( Fe 90 ) pada Ibu hamil
  • Mengadakan pelayanan konsultasi gizi bagi penderita penyakit kronis atau metabolik yang membutuhkan diet khusus
D. JENIS PELATIHAN TENAGA GIZI

Beberapa jenis pelatihan bagi petugas gizi puskesmas adalah
1. Pelatihan konseling ASI
2. Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan Balita
3. Pelatihan Konseling MP-ASI
4. Pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk
5. Pelatihan pengelolaan Program Gizi Puskesmas
6. Dan beberapa pelatihan gizi lainnya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan petugas dalam melaksanakan program gizi di masyarakat

E. PEDOMAN PROGRAM GIZI

Pedoman-pedoman yang harus dimiliki oleh seorang petugas gizi Puskesmas adalah
1. Buku Surveilans Gizi
2. Buku Pegangan Kader Posyandu
3. Buku Manajemen pemberian Vitamin A
4. Buku Manajemen Pemberian Tablet Fe
5. Buku Pedoman Pemberian ASI
6. Buku Pedoman MP-ASI
7. Buku Pedoman Pemberian Garam Beryodium
8. Buku Standar Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita
9. Buku Pengelolaan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (ASI untuk usia 6-24 bulan.

F. OUTPUT PROGRAM GIZI

Beberapa Output dari Program Gizi adalah
1. Jumlah anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin yang mendapat MP-ASI
2. Jumlah Balita yang memiliki KMS, jumlah balita yang ditimbang, Naik Berat Badannya termasuk juga Balita dengen Berat Badan dibawah Garis Merah (BGM) pada KMS
3. Jumlah Balita mendapatkan Kapsul Vitamin A
4. Jumlah Balita mendapatkan tablet F3 dengan 90 tablet selama kehamilan.
5. Gambaran Status Gizi Balita
6. Gambaran Konsumsi Gizi
7. Gambaran penggunaan Garam Beryodium
8. Laporan hasil Investigas dan Intervensi Gizi buruk. Dan beberapa laporan lainnya.

G. PENGAWASAN,EVALUASI,DAN BIMBINGAN DARI DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

Pengawasan, evaluasi dan bimbingan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota biasanya dilakukan dalam bentuk  sebagai berikut :
1. Kunjungan Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten/kota untuk melakukan supervisi atau bimbingan tehnis program gizi pada setiap tahunnya.
2. Umpan balik Laporan (feedbeck) laporan cakupan selama setahun dari Dinas Kesehatan kabupaten /kota dari  laporan rekapitulasi puskesmas  yang dikirm setiap bulan di Dinas Kabupaten/kota.
3. Pertemuan monitoring dan evaluasi program gzi ditingkat Kabupaten /kota.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi salah satu upaya yang harus di lakukan untuk menanggulangi  penyakit kekuranaga gizi  yang terjadi di kalangan masyrakat yaitu dengan melakukan  peningkatan pemberian  ASI pada balita berumur 0- 6 bulan, pemberian tablet besi pada ibu hamil,pemberian kapul vit. A (Dosis 200.000 SI) pada balita yang menderita gizi buruk, pemberian PMT pemulihan pada balita gizi buruk.

B. Saran


Untuk mencega terjadinya peningkatan penyakit kekurangan gizi yang terjadi di alangan masyarakat maka bai yang berumur 0 – 6 bulan sebaiknya di berikan  ASI oleh ibu.

Daftar Pustaka

Alamsyah D. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yokyakarta: Nuha
Medika
Depkes RI. 2006. Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas. Jakarta: Direktorat
Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
Program Perbaikan Gizi Masyarakat di Puskesmas

Askep Edema

Asuhan Keperawatan Edema

Definisi : Edema yaitu meningkatnya volume cairan di luar sel (ekstraseluler) dan di luar pembuluh darah (ekstravaskular) disertai dengan penimbunan di jaringan serosa atau retensi cairan isotomik meningkat.

Batasan karakteristik :
  • Berat badan meningkat pada waktu yang singkat
  • Asupan berlebihan dibanding output
  • Tekanan darah berubah, tekanan arteri pulmonalis berubah, peningkatan CVP
  • Distensi vena jugularis
  • Perubahan pada pola nafas, dyspnoe/sesak nafas, orthopnoe, suara nafas abnormal (Rales atau crakles), kongestikemacetan paru, pleural effusion
  • Hb dan hematokrit menurun, perubahan elektrolit, khususnya perubahan berat jenis
  • Suara jantung SIII
  • Reflek hepatojugular positif
  • Oliguria, azotemia
  • Perubahan status mental, kegelisahan, kecemasan
Faktor-faktor yang berhubungan :
  • Mekanisme pengaturan melema
  • Asupan cairan berlebihan
  • Asupan natrium berlebihan
  • NOC Label :
  • Electrolit and acid base balance
  • Fluid balance
  • Hydration
Kriteria Hasil:
  • Terbebas dari edema, efusi, anaskara
  • Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu
  • Terbebas dari distensi vena jugularis, reflek hepatojugular (+)
  • Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung dan vital sign dalam batas normal
  • Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau kebingungan
  • Menjelaskan indikator kelebihan cairan
NIC :
Fluid management

  • Timbang popok/pembalut jika diperlukan
  • Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
  • Pasang urin kateter jika diperlukan
  • Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin  )
  • Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWP
  • Monitor vital sign
  • Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP, edema, distensi vena leher, asites)
  • Kaji lokasi dan luas edema
  • Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
  • Monitor status nutrisi
  • Berikan diuretik sesuai interuksi
  • Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusidengan serum Na < 130 mEq/l
  • Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk Fluid Monitoring
  • Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminaSi
  • Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik, kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll )
  • Monitor berat badan
  • Monitor serum dan elektrolit urine
  • Monitor serum dan osmilalitas urine
  • Monitor BP, HR, dan RR
  • Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan iramajantung
  • Monitor parameter hemodinamik infasif
  • Catat secara akutar intake dan output
  • Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer dan penambahan BB
  • Beri obat yang dapat meningkatkan output urin
  • Monitor tanda dan gejala dari edema
Askep Edema

Manfaat Buah Alpukat Buat Kesehatan


Manfaat Buah Alpukat Buat Kesehatan

Alpukat atau Avocado merupakan buah yang berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko.Buah alpukat memiliki bentuk yang lonjong membulat, memiliki kulit berwarna hijau tua sampai ungu kecoklatan. Daging buah alpukat memiliki tekstur yang sangat lembut dan memiliki warna hijau muda ( dekat kulit ) dan kuning ( dekat biji ).


Alpukat merupakan buah yang sangat enak untuk dikonsumsi, baik secara utuh maupun diolah menjadi makanan maupun minuman.Buah alpukat juga memiliki banyak kandungan dan manfaat yang sangat baik untuk tubuh kita. Berikut ini manfaat buah alpukat :
  1. Kandungan vitamin A dan E sangat baik untuk menghaluskan kulit, mengenyalkan kulit, menghilangkan kerutan dan membuat kulit tampak lebih muda.
  2. Kandungan asam oleat merupakan sumber antioksidan tinggi yang bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas dan meningkatkan daya tahan tubuh.
  3. Kandungan Zat besi sangat baik untuk mencegah penyakit anemia.
  4. Kandungan Krotenoid terdapat Vit A yang sangat baik untk kesehatan mata dan tubuh lainnya.
  5. Kandungan potasium dapat mencegah pengendapat cairan dalam tubuh, menyeimbangkan elektrolit pada tubuh dan membantu menurunkan tekanan darah.
  6. Kandungan lemak nabati yang tinggi dan tak jenuh bermanfaat untuk menurunkan kolesterol LDL ( kolesterol jahat ) sehingga dapat berguna untuk mencagah stroke, penyakit jantung, darah tinggi dan kanker. Kandungan lemak tak jenuh sangat mudah dicerna dan diolah tubuh sehingga bermanfaat secara maksimal dan lemak tak jenuh pada alpukat juga mengandung zat anti jamur dan anti bakteri. Kandungan lemak nabati tidak dapat menyebabkan seseorang menjadi gemuk, justru dengan manfaat lemak nabati tak jenuh ini mampu mengurangi nafsu makan.
  7. Kandungan ektrak minyak sering dijadikan bahan produk kecantikan seperti pelembab, krim, shampo dan lainnya. Untuk pemakaian alami dapat dilakukan dengan menjadikannya sebagai masker.
Manfaat Buah Alpukat Buat Kesehatan

Manfaat Ubi Jalar Ungu





Manfaat Ubi Jalar Ungu 


Ubi jalar ungu mengandung lisin, Cu, Mg, K, Zn rata-rata 20%. Dia juga merupakan sumber karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi. Ditambah dengan sumber vitamin dan mineral, vitamin yang terkandung dalam ubi jalar antara lain vitamin A, vitamin C, thiamin (vitamin B1), dan riboflavin. Sedangkan mineral dalam ubi jalar diantaranya adalah zat besi (Fe), fosfor (P), dan kalsium (Ca).
Kandungan lainnya adalah protein, lemak, serat kasar dan abu. Total kandungan pigmen warna ungu ( antosianin ) bervariasi pada setiap tanaman dan berkisar antara 20 mg/100 g sampai 600 mg/100 g berat basah. Total kandungan antosianin ubi jalar ungu adalah 519 mg/100 g berat basah.Berikut ini manfaat ubi jalar ungu :

1.      kandungan betakaroten, vit E dan C bermanfaat sebagai antioksidan pencegah kanker dan beragam penyakit kardiovaskuler.
2.      antosianin pada ubi ungu bermanfaat sebagai antioksidan yang dapat menyerap polusi udara, oksidasi dalam tubuh dan menghambat penggumpalan darah sehingga kesehatan aliran darah lebih lancar.
3.      antosianin ubi ungu juga memiliki fungsi fisiologis misal antioksidan, anti kanker, antibakteri, perlindungan terhadap kerusakan hati, penyakit jantung dan stroke.
4.      kandungan aktif zat selenium dan iodin dua puluh lebih tinggi dari pada ubi lainnya, sehingga ubi jalar ungu dapat menjadi anti kanker.
5.      ubi ungu memiliki aktivitas antioksidan dan antibakteri 2,5 dan 3,2 kali lebih tinggi dari pada beberapa varietas "blueberry"
6.      serat dan pektin dalam ubi ungu sangat baik untuk mencegah gangguan pencernaan seperti wasir, sembelit hingga kanker kolon.
7.      selain itu dapat dijadikan sebagai sumber kabohidrat bagi tubuh dan sebagai pewarna makanan yang alami.

Manfaat Ubi Jalar Ungu