Showing posts with label Askeb IV (Patologis). Show all posts
Showing posts with label Askeb IV (Patologis). Show all posts

Tumor Ovarium Dalam Kehamilan

Kehamilan Dengan Kista Ovarium


Tumor Indung telur adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan ovarium.Tumor ovarium adalah suatu kantong abnormal berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam indung telur (ovarium).Kista ovarium biasanya tidak bersifat kanker, tetapi walaupun kista tersebut berukuran kecil.Diperlukan perhatian lebih lanjut untuk memastikan bahwa kista tersebut tidak berupa kanker (Setiati 2009). Kista indung telur (kista ovarium) relatif sering dijumpai, kista ini merupakan pembesaran dari indung telur yang mengandung cairan. Besarnya bervariasi dapat

kurang dari 5 centimeter sampai besarnya memenuhi rongga perut, sehingga menimbulkan sesak dan panas (Manuaba, 2009). Menurut Setiati (2009), menguraikan bahwa Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal yang bukan radang. Berdasarkan golongannya, tumor dibagi menjadi dua, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Sedangkan kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas. Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh secara lambat. Oleh karena itu pada umumnya, tumor jinak tidak dapat cepat membesar. Pada masa perkembangannya, sel tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat) 

Diagnosis 

Menurut Llwellyn (2001), kista ovarium jinak tumbuh secara tersembunyi dan sering tidak dapat dideteksi selama beberapa tahun. Tidak menyebabkan nyeri, tetapi jika membesar dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan jarang menimbulkan gangguan menstruasi. Pemeriksaan abdomen dan vagina secara periodik akan dapat mendeteksi kista ini. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan skrenning ultrason abdomen atau transvagina, yang dapat membedakannya dari kehamilan, kegemukan, pseudosiesis, kandung kemih penuh atau degenerasi kistik dari mioma. 

Penyebab 

Bila dilihat dari faktor penyebab Tumor ovarium, tidak ada satu orang pun yang mengetahui penyebab yang tepat dari kasus ini.Bagaimanapun penyakit ini tidak menular. Perempuan bisa mendapat penyakit ini karena mempunyai faktor-faktor risiko tertentu dibandingkan dengan perempuan lain. Adapun faktor risiko tumor ovarium rahim adalah umur, kista ovarium terjadi kebanyakan pada perempuan yang berumur usia diatas 45 tahun atau kurang dari 20 tahun (Anolis, 2011).

Kehamilan Dengan Kista Ovarium

Gejala Tumor Ovarium


1. Gejala klinis Tumor ovarium sangat bervariasi yaitu: 
Tanpa gejala apapun, karena besarnya bervariasi, gejalanya tidak menentu. Mungkin hanya ketidak nyamanan di perut bagian bawah. Setelah besarnya tertentu, pasien mencari pertolongan karena merasa perutnya membesar dan menimbulkan gejala perut terasa penuh dan sering sesak napas, karena perutnya tertekan oleh besarnya kista (Manuaba, 2009). Gejala penyakit dapat datang sebagai akibat penyulit kista indung telur diantaranya sakit mendadak pada perutnya karena terdapat perdarahan, kista, terpelintirnya tangkai kista atau kista pecah.Kista telah mengalami degenerasi ganas dengan gejala penderita kurus, perut terdapat cairan asites, dan sudah terdapat anak sebarnya (Manuaba, 2009). 

2. Menurut Anolis (2011), gejala tumor dapat berupa: 
Menstruasi datangnya terlambat yang sering disertai timbulnya rasa yang sangat nyeri. Nyeri, perasaan penuh atau tertekan di daerah perut 
Serangan nyeri tajam yang muncul mendadak pada perut bagian bawah. 
Tumbuhnya rambut pada bagian wajah dan bagian tubuh lainnya 
Pembengkakan pada tungkai bawah yang biasanya tidak disertai adanya rasa sakit,gangguan kencing dan sukar buang air besar. 

3. Menurut Yatim (2008), gejala tumor ovarium dapat berupa: 
Rasa nyeri yang menetap di rongga panggul disertai rasa agak gatal 
Rasa nyeri sewaktu bersetubuh atau nyeri rongga panggul kalau tubuh bergerak.

Rasa nyeri segera timbul siklus menstruasi selesai. Perdarahan menstruasi tidak seperti biasa. Mungkin perdarahan lebih lama, mungkin lebih pendek, atau mungkin tidak keluar darah menstruasi pada siklus biasa atau siklus menstruasi tidak teratur. 

Tumor Ovarium Dalam Kehamilan 
Pembesaran ovarium kurang dari 6 cm yang ditemukan pada awal kehamilan biasanya mencerminkan pembentukan korpus luteum. Satu dari 1.500 kehamilan mendapat komplikasi tumor yang terdeteksi secara klinis, berdiameter kurang dari 50 mm. Jika pemeriksaan ultrason dilakukan secara rutin, tumor ovarium dapat dideteksi pada 1 dari 200 kehamilan. Kebanyak tumor karena kista, biasanya karena pembesaran korpus luteum, yang dapat hilang secara spontan ( Llewelyn dan Jones,2001). 

Pada kehamilan yang disertai kista ovarii seolah – olah terjadi perebutan ruangan, ketika kehamilan makin membesar. Oleh karena itu, kehamilan dengan kista memerlukan operasi untuk mengangkat kista tersebut pada usia kehamilan 16 minggu. Kebanyakan adalah kistadenoma serosa, sedikit kistadenoma musinosa dan keduanya meliputi 65 persen dari semua neoplasma yang menjadi penyulit pada kehamilan. Teratoma mencakup 25 persen. Sisanya 10 persen terdiri dari berbagai tumor ovarium lainnya ( Llewelyn dan Jones,2001). 

Bahaya melangsungkan kehamilan bersama dengan tumor ovarii adalah dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin yang akhirnya mengakibakan abortus, kematian dalam rahim. Pada kedudukan kista di pelvis minor, persalinan dapat terganggu dan dan memerlukan penyelesaian dengan jalan operasi seksio sesaria. Pada kedudukan kista ovarii di daerah fundus uteri, persalinan dapat berlangsung normal tetapi bahaya postpartum mungkin menjadi torsi kista, infeksi sampai abses. Oleh karena itu, segera setelah persalinan normal bila diketahui terdapat kista ovarii, laparotomi dilakukan untuk mengangkat kista tersebut. (Manuaba,2010). 

Pembagian tumor ovarium berdasarkan non neoplastik dan neoplastik yaitu: 

a. Non Neoplastik 
Kista folikel Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Biasanya dapat di dapati beberapa kista dengan diameter kista 1-1,5 cm. Kista yang berdiri sendiri sebesar jeruk nipis. Cairan di dalam kista jernih dan mengandung estrogen, oleh sebab itu jenis kista ini sering mengganggu siklus haid. Kista folikel ini lambat laun mengacil dan menghilang spontan.

Kista Korpus Luteum Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albikans, kadang – kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus luteum pesisten). Perdarahan yang sering terjadi didalamnya menyebabkan terjadinya kista. Berisi cairan yang berwarna coklat karena darah tua. Frekuensi kista luteum lebih jarang dari pada kista folikel luteum lebih jarang daripada kista folikel dan yang pertama bisa menjadi lebih besar daripada yang kedua. 

Kista Teka Lutein Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang – kadang tanpa adanya kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik. Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopi terlihat luteinsasi sel – sel teka. Sel – sel granulosa dapat pula atresia. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon koriogonodotropin yang berlebihan dan dengan hilangnya mila atau koriokarsinoma ovarium akan mengecil spontan. 

Kista Inkulusi Germinal Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian – bagian kecil dari epitel germaimativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak pada wanita yang lanjur usia dan besarnya jarang yang lebih dari 1 cm. Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat waktu operasi.

Kista Endometrium Kista ini yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput dinding rahim yang tumbuh diluar rahim) menempel di ovarium dan berkembang menjadi kista. Kista ini berhubungan dengan endometriosis yang menimbulkan nyeri haid sanggama. 

Kista Stein – Leventhal Pada kista ini ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali, polikistik dan permukaannya licin. Kapsul ovarium menebal. Kista ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormon. Umumnya pada penderita terdapat gangguan ovulasi, oleh karena endometrium hanya di pengaruhi estrogen (Prawirohardjo,2008). 

b. Neoplastik 
Kistoma Ovarii Simpleks Kistoma ovarii simpleks adalah kista yang permukaannya rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwana kuning. 

Kistadenoma Ovarii Musinosum Kista ini berasal dari teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen lain. Kista lazimnya berbentuk multilokuler, dinding kista agak tebal dan berwarna ke abu- abuan. Jika dalam kista ini terjadi torsi (putaran tangkai) akan menyebabkan sirkulasi yang menyebabkan perdarahan dalam kista. 

Kistadenoma Ovarii Serosum Kista ini berasal dari epitel germinativum. Bentuk kista umumnya unilokular, bila multilokular perlu di curigai adanya keganasan. Kista ini dapat membesar, tetapi tidak sebesar kista musinosum. Gambaran klinis pada kasus ini tidak klasik. Selain teraba massa intraabdominal dapat timbul asites.

Kista Dermoid Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol daripada mesoderm dan entoderm. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal dan sebagian lagi padat. Dapat terjadi perubahan kearah keganasan, seperti karsinoma epidermoid. Kista ini diduga berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis. Gambaran klinis adalah nyeri mendadak diperut bagian bawah karena torsi tangkai kista (Prawirohardjo,2008). 


Bahaya Tumor 
Salah satu bahaya yang ditakuti ialah apabila kista tersebut ganas.Sekalipun tidak semua kista mudah berubah menjadi ganas.Berdasarkan kajian teoritik, kista fungsional yang paling sering terjadi dan sangat jarang menjadi ganas. Sebaliknya kistadenoma yang jarang terjadi tetapi mudah menjadi ganas terutama pada usia di atas 45 tahun atau kurang dari 20 tahun. Bahaya lain dari kista adalah apabila terpuntir. Kejadian ini akan menimbulkan rasa sakit yang sangat dan memerlukan tindakan darurat untuk mencegah kista jangan sampai pecah. (Anolis, 2011). 

Pemeriksaan Dini : 
Pemeriksaan secara berkala dan teratur, minimal setahun sekali. Jika pada pemeriksaan pertama kista yang tidak terlalu besar ditemukan, dengan batasan 5 sentimeter, maka harus dilakukan follow up setiap tiga bulan sekali. Pemeriksaan dengan Ultrasonograffy (USG) Kadang meskipun dengan alat bantu USG, jenis kista tidak dapat dibedakan secara pasti. Oleh karena itu, diperlukan juga pemeriksaan anamnesis untuk menanyakan riwayat penyakitnya, seperti bagaimana menstruasinya, apakah ada nyeri atau tidak, sebagainya. 

Pemeriksaan fisik dan laboratorium Kista yang mengarah pada kanker memang dapat diperkirakan melalui USG karena gambaran tertentu dapat terlihat, misalnya dinding yang menebal atau tidak beraturan. Jadi, pertumbuhan dalam kista yang mengarah pada kanker dapat diketahui. Selain itu, pemeriksaan tumor marker juga dapat dilakukan, walaupun pemeriksaan ini tidak spesifik. Jika ditemukan kista berdiameter lebih dari lima sentimeter atau kurang dan hasil USG menunjukkan kecurigaan kearah kanker dan tumor marker-nya diperiksa tinggi, maka pemeriksaan ke arah kanker harus dipikirkan. Seandainya kista tersebut memang kanker, maka harus dilakukan follow updan, mungkin, obat-obat kemoterapi harus diberikan berdasarkan jenis sel-sel dan stadiumnya.Jika ternyata kista tersebut menjadi kanker indung telur, mau tidak mau tindakan opersi harus dilakukan.Semua itu harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai kista tersebut pecah karena kista yang pecah dapat menyebar ke mana-mana.Setiati (2009). 

Perawatan dan Pengobatan
Menurut Anolis (2011), perawatan dan pengobatan tumor ovarium adalah sebagai berikut: 


1) Perawatan 
Terapi konservatif yaitu dengan melakukan observasi karena mayoritas kista adalah kista fisiologis yang akan menghilang dengan sendirinya. Jadi tidak perlu operasi karena tidak berkembang dan tidak mengarah keganasan 
Terapi bedah, diindikasikan bila kista tidak menghilang dalam beberapa kali obervasi atau bahkan semakin besar, kista yang ditemukan pada wanita menopause, kista yang menyebabkan nyeri yang luar biasa lebih-lebih jika sampai timbul perdarahan 

2) Pengobatan 
Pengobatan tergantung pada tipe dan ukuran kista serta usia penderita. Untuk kista folikel, kista ini tidak perlu diobati karena akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-3 bulan. Tetapi tetap harus konsultasi pada dokter. Untuk kista lutein golongan granulose lutein, yang sering terjadi pada wanita hamil, akan sembuh secara perlahan-lahan pada masa kehamilan trimester ketiga, sehingga jarang dilakukan operasi, sedangkan untuk golongan teka lutein, maka akan menghilang secara spontan jika faktor penyebabnya telah dihilangkan (Setiati, 2009), Untuk kista polikistik indung telur yang menetap atau persisten, operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.Untuk kista fungsional, dapat digunakan pil kontrasepsi yang digunakan untuk mengecilkan ukuran kista.Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi peluang pertumbuhan kista. 

Dalam menghadapi kista ovarium dapat memegang dua prinsip menurut Setiati (2009), antara lain: 
Sikap wait and see. Karena mayoritas kista adalah kista fungsional yang akan menyusut dengan sendirinya dalam 2-3 bulan maka semakin dini deteksinya, semakin mudah pengobatannya. Tentu, tiap wanita selalu berharga agar indung telurnya tetap utuh, tidak rusak atau dapat dipertahankan jika tim dokter mengambil keputusan untuk mengangkat kista. Kemungkinan tersebut menjadi ada jika kista ditemukan dalam stadium dini. Alternatif terapi dapat dilakukan dengan peberian pil KB dengan maksud menekan proses ovulasi. Dengan sendirinya, kista pun tidak akan tumbuh. 

Pilihan terapi bedah. Indikasi perlu dilakukan pembedahan adalah jika kista tidak menghilang dalam beberapa kali siklus menstruasi atau kista yang memiliki ukuran demikian besar, kista yang ditemukan pada wanita menopause, atau kista yang menimbulkan rasa nyeri luar biasa, lebih-lebih jika sampai timbul perdarahan.Tindakan bedah dapat sangat terbatas, yaitu berupa pengangkatan kista dengan tetap memperhatikan indung telur.Selain itu, pembedahan pun menyimpan kemungkinan lebih ekstensif, mulai dari pengangkatan seluruh indung telur atau lebih luas lagi, merembet ke pengambilan seluruh rahim. 


kista pada kehamilan trimester pertama
kista ovarium pada kehamilan pdf
kista diluar rahim saat hamil
kehamilan disertai kista
menghilangkan kista saat hamil
kista saat hamil 2 bulan
bahaya kista saat melahirkan normal

Daftar Pustaka

Anolis, A. (2011). 17 Penyakit Wanita yang Paling Mematikan. Buana Pustaka. Yogjakarta
Derek Lewellyn.jones. (2001). Dasar-dasar obstetric dan ginekologi, Alih bahasa; Hadyanto, Ed.6 Jakarta 
Johari, A& Gandis, F. (2013). Insiden Kanker Ovarium Berdasarkan Faktor Resiko di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2008 – 2011, Jurnal FK USU Volume 1 no 1 tahun 2013. 
Manuaba, IAC. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.EGC. Jakarta. Prawirhardjo, S. (2008).Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta 
Setiati, E. (2009). Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita, Andi. Jogjakarta. 
Siringo.D, Hiswani & Jemadi. Karakteristik Penderita Kista Ovarium Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit ST Elisabeth Medan Tahun 2008 – 2009, Jurnal FK USU

            Kehamilan Kembar (Gemeli) pada Penyulit Persalinan

            Persalinan Penatalaksanaan Persalinan Gemelli

            1. Makalah ibu hamil dengan Gemeli.
            Kehamilan Ganda (kembar) terjadi bila 2 atau lebih ovum mengalami pembuahan ( dizygotic) atau bila satu ovum yang sudah dibuahi mengalami pembelahan terlalu dini sehingga membentuk 2 embrio yang identik (monozygotic).Kembar monozygotik terjadi pada 2.3 – 4 per 1000 kehamilan pada semua jenis suku bangsa, 30% dari semua jenis kehamilan kembar. Kembar dizygotic (fraternal) adalah dua buah ovum yang mengalami pembuahan secara terpisah, 70% dari semua jenis kehamilan kembar. Lima belas tahun terakhir ini angka kejadian kehamilan ganda (kembar) meningkat oleh karena :

            1. Pemakaian luas dari obat induksi ovulasi
            2. Penerapan ART (assisted reproductive technology)

            Morbiditas dan mortalitas maternal lebih tinggi pada kehamilan ganda (kembar) dibanding kehamilan tunggal akibat :

            a. Persalinan preterm
            b. Perdarahan
            c. Infeksi traktus urinarius
            d. Hipertensi dalam kehamilan

            2/3 kehamilan kembar berakhir dengan persalinan janin tunggal (sebagian embrio lain berakhir dalam usia kehamilan 10 minggu)
            Mortalitas perinatal kehamilan kembar lebih tinggi dari kehamilan tunggal oleh karena :

            a. Kelainan kromosome
            b. Prematuritas
            c. Kelainan kongenital
            d. Hipoksia
            e. Trauma

            Hal-hal diatas terutama terjadi pada kehamilan kembar monozygotik.

            A. PATOGENESIS

            1. Kehamilan kembar MONOZYGOTIK
            Kehamilan kembar yang terjadi dari fertilisasi sebuah ovum dari satu spermaBiasanya memiliki jenis kelamin sama. Perkembangan tergantung pada saat kapan terjadinya divisi preimplantasi Umumnya memiliki karakteristik fisik sama ( bayangan cermin) ; namun dengan sidik jari yang berbeda.

            2. Kehamilan kembar DIZYGOTIK

            Kehamilan kembar yang berasal dari dua buah ovum dan dua sperma.
            Kehamilan kembar dizyogitic dapat memiliki jenis sex berbeda atau sama.
            Faktor yang mempengaruhi terjadinya kembar dizygotic :
            • Ras (lebih sering pada kulit berwarna)
            • Angka kejadian di Jepang 1.3 : 1000 ; di Nigeria 49 : 1000 dan di USA 12 : 1000
            • Cenderung berulang.
            • Menurun dalam keluarga (terutama keluarga ibu).
            • Usia (sering terjadi pada usia 35 – 45 tahun).
            • Ukuran tubuh ibu besar sering mempunyai anak kembar.
            • Golongan darah O dan A sering mempunyai anak kembar.
            • Sering terjadi pada kasus yang segera hamil setelah menghentikan oral kontrasepsi.
            • Penggunaan klomifen sitrat meningkatkan kejadian kehamilan kembar monozygotic sebesar 5 – 10% .
            3. Bentuk kehamilan kembar lain
            • Fertilisasi 2 ovum yang berasal dari 1 oosit dengan 2 sperma.
            • Fertilisasi satu ovum dengan 2 sperma pada dua kejadian coitus yang berbeda (superfecundasi)
            • Superfetation adalah fertilisasi 2 ovum yang dilepaskan pada dua haid yang berbeda (tidak mungkin terjadi pada manusia) oleh karena corpus luteum pada proses kehamilan sebelumnya akan menekan terjadinya proses ovulasi pada siklus bulan berikutnya.
            B. FAKTOR FAKTOR TERKAIT

            1. Anemia gravidarum sering terjadi .

            2. Gangguan pada sistem respirasi dimana “Respiratory tidal volume” meningkat tapi pasien lebih bebas bernafas oleh karena kadar progesteron yang tinggi.

            3. Kista lutein dan asites sering terjadi oleh karena tingginya hCG.

            4. Perubahan kehamilan lebih menyolok pada sistem kardiovaskular, sistem respirasi, sistem Gastrointestinal , ginjal dan sistem muskuloskeletal.

            5. Termasuk kehamilan resiko tinggi oleh karena meningkatnya kejadian :

            • Anemia gravidarum
            • Infeksi traktus urinariums
            • Preeklampsia –eklampsia
            • Perdarahan sebelum-selama dan sesudah persalinan
            • Kejadian plasenta previa
            • Inersia uteri


            Gemeli

            C. PLASENTA DAN TALIPUSAT
            Plasenta dan selaput ketuban pada kembar monozygote dapat bervariasi seperti terlihat pada gambar 22.1, tergantung pada saat “pembelahan awal” pada discus embrionik. Variasi yang dapat terlihat adalah :

            Kehamilan Kembar (Gemeli) pada Penyulit Persalinan
            Selaput ketuban pada kehamilan Ganda (kembar)

            1. Pembelahan sebelum stadium morula dan diferensiasi trofoblas (pada hari ke III) menghasilkan 1 atau 2 plasenta, 2 chorion dan 2 amnion (sangat menyerupai kembar dizygotic dan meliputi hampir 1/3 kasus kembar monozygotic)

            2. Pembelahan setelah diferensiasi trofoblas tapi sebelum pembentukan amnion (hari ke IV – VIII) menghasilkan 1 plasenta dan 2 amnion ( meliputi 2/3 kasus kembar monozygotic)

            3. Pembelahan setelah diferensiasi amnion ( hari ke VIII – XIII) menghasilkan 1 plasenta, 1 chorion dan 1 amnion

            4. Pembelahan setelah hari ke 15 menyebabkan kembar tak sempurna, pembelahan pada hari ke XIII – XV menyebabkan kembar siam.

            Masalah paling serius pada plasenta monochorionic adalah jalur pintas pembuluh darah yang disebut sebagai sindroma “twin to twin tranfusion” yang terjadi akibat anastomosis masing-masing individu sejak kehamilan awal mereka.
            Komunikasi yang terjadi dapat ateri-arteri, vena-vena atau arteri – vena. Yang paling berbahaya adalah kombinasi arteri-vena yang dapat menyebabkan sindroma “twin to twin tranfusion”

            Janin resipien akan mengalami : edematous, hipertensi, asites, ‘kern’ icterus, pembesaran ginjal dan jantung, hidramnion akibat poliuria, hipervolemia dan meninggal akibat gagal jantung dalam usia 24 jam pertama.

            Janin donor : kecil, pucat, dehidrasi akibat PJT-Pertumbuhan janin terhambat, malnutrisi dan hipovolemia, oligohidramnion, anemia berat, hidrops fetalis dan gagal jantung.
            Kejadian prolapsus talipusat sering terjadi pada kedua janin.
            Janin kedua sering mengalami ancaman terjadinya solusio plasenta, hipoksia, serta“constriction ring dystocia”.

            Kejadian insersio vilamentosa pada kehamilan kembar 7% (pada kehamilan tunggal 1%)
            Kejadian sindroma arteri umbilikalis tunggal sering terjadi pada kehamilan monozygotik.
            Kembar monochorionic-monoamniotic ( angka kejadian 1 : 100 kehamilan kembar) memiliki kemungkinan lahir hidup 50% akibat komplikasi talipusat. Pada kasus ini sebaiknya direncanakan SC pada kehamilan 32 – 34 minggu untuk mencegah terjadinya komplikasi pada talipusat.

            D. JANIN

            Melalui pemeriksaan ultrasonografi secara dini, diketahui bahwa angka kejadian kehamilan kembar sebelum kehamilan 12 minggu kira-kira 3.29 – 5.39%. Namun 20% diantaranya satu atau lebih janin akan menghilang secara spontan dan kadang-kadang disertai dengan perdarahan pervaginam yang merupakan kjadian abortus (“vanishing twin”). Kelainan kongenital pada kehamilan kembar ± 2% ( pada kehamilan tunggal ± 1%) 
            Kelainan kongenital pada kembar monozygotic lebih sering.

            E. GEJALA KLINIK

            1. Gejala dan Tanda

            a. Keluhan kehamilan lebih sering terjadi dan lebih berat.

            Tanda-tanda yang sering terlihat :
            • Ukuran uterus lebih besar dari yang diharapkan.
            • Kenaikan berat badan ibu berlebihan.
            • Polihidramnion.
            • Riwayat ART (Assisted Reproductive Technology)
            • Kenaikan MSAFP (maternal serum alpha feto protein)
            • Palpasi yang meraba banyak bagian kecil janin.
            • Detik Jantung Janin lebih dari 1 tempat dengan perbedaan frekuensi sebesar > 8 detik per menit.
            2. Temuan Laboratorium

            Sebagian besar kehamilan kembar terdeteksi atas dasar pemeriksaaan MSAFP dan atau ultrasonografi.
            Kadar Hematokrit dan Hemoglobin menurun.
            Anemia maternal : hipokromik normositik.
            Kemungkinan terjadi gangguan pada pemeriksaan OGTT-oral glucosa tolerance test. 

            3. Pemeriksaan ultrasonografi

            Pemeriksaan ultrasonografi pada kehamilan kembar harus dikerjakan. 
            Pada kehamilan kembar dichorionic : jenis kelamin berbeda, plasenta terpisah dengan dinding pemisah yang tebal (> 2mm) atau “twin peak sign” dimana membran melekat pada dua buah plasenta yang menjadi satu.Pada kehamilan monochorionik tidak terlihat gambaran diatas.
            • Presentasi vertex-vertex = 50% kasus kehamilan kembar
            • Presentasi vertex-bokong = 33% kasus kehamilan kembar
            • Presentasi bokong-bokong = 10% kasus kehamilan kembar
            Kehamilan Kembar (Gemeli) pada Penyulit Persalinan
            Kehamilan Kembar (Gemeli) pada Penyulit Persalinan
            Kehamilan Kembar (Gemeli) pada Penyulit Persalinan
            Kehamilan Kembar (Gemeli) pada Penyulit Persalinan

            F. DIAGNOSA BANDING

            1. Kehamilan tunggal

            Kesalahan dalam penentuan tanggal HPHT-hari pertama haid terakhir dan Estimated Date of Confinement-EDC sering menyebabkan kesalahan diagnosa kehamilan kembar.

            2. Polihidramnion

            3. Mola Hidatidosa

            4. Tumor abdomen dalam kehamilan:
            • Mioma uteri
            • Tumor ovarium
            • Vesika urinaria yang penuh
            5. Kehamilan Kembar dengan komplikasi
            Bila satu dari janin kembar dizygotik mati, janin yang mati akan mengalami mumifikasi
            Janin yang mati potensial untuk menyebabkan masalah pada ibu atau janin lain (gangguan pembekuan darah pada ibu) dan ini dapat menimbulkan masalah medis yang pengambilan keputusan kliniknya amat sulit.

            G. PENATALAKSANAAN
            Persalinan 
            Pasien harus segera ke rumah sakit bila muncul tanda awal persalinan, KPD atau mengalami perdarahan pervaginam. Penilaian klinis dilakukan seperti pada umumnya proses persalinan normal. Persiapan-persiapan yang perlu untuk tindakan bedah sesar yang mungkin dikerjakan.

            Klasifikasi presentasi intrapartum :

            1. Vertex – Vertex ( 40%)
            2. Vertex – nonVertex , bokong atau lintang ( 20% )

            Kehamilan Kembar (Gemeli) pada Penyulit Persalinan
            Kiri : presentasi vertex-vertex
            Kanan presentasi Vertex- presentasi bokong


            Penatalaksanaan persalinan :

            1. Posisi janin pertama harus ditentukan saat masuk kamar bersalin.
            2. Bila janin pertama letak lintang atau letak sungsang maka persalinan diakhiri dengan sectio caesar.
            3. Bila janin pertama letak kepala, dapat dipertimbangkan persalinan pervaginam.
            4. Bila janin pertama letak sungsang dan janin letak kepala, dikhawatirkan terjadi interlocking sehingga persalinan anak pertama mengalami “after coming head”
            5. Setelah janin pertama lahir, biasanya kontraksi uterus menghilang atau berkurang sehingga tidak jarang bahwa kontraksi uterus perlu diperkuat dengan pemberian oksitosin infuse setelah dipastikan anak ke II dapat lahir pervaginam.

            Kehamilan Kembar (Gemeli) pada Penyulit Persalinan
            Mekanisme Interlocking pada persalinan kembar

            H. KOMPLIKASI
            • Hipertensi dalam kehamilan
            • Anemia
            • Polihidramnion
            • Persalinan preterm
            • Persalinan macet akibat interlocking atau collision bagian terendah janin
            • Mortalitas perinatal meningkat
            • PROGNOSIS
            1. Mortalitas maternal tidak jauh berbeda dengan kehamilan tunggal.
            2. Riwayat persalinan dengan kembar dizygotic meningkatkan kemungkinan persalinan kembar berikutnya sebesar 10 kali lipat.
            3. Morbiditas neonatus turun bila persalinan dilakukan pada kehamilan 37 – 38 minggu.
            DAFTAR PUSTAKA
            Berghella V, Kaufmann M: Natural history of twin to twin tranfusion syndrome.eproud Med 46:480,2001.
            Cauckwell S, Murphy DJ: The effect of mode of delivery and gestational age on neonatal outcome of the non-cephalic-presenting second twin. Am J Obstet Gynecol 187:1356,2002.
            DeCherney AH. Nathan L : Multiple Pregnancy in Current Obstetrics and Gynecologic Diagnosis and Treatment , McGraw Hill Companies, 2003.
            Demaria F, Goffinet F, Kayem G,et al: Monoamniotic twin pregnancies : Antenatal management and perinatal result of 19 consecutive cases. BJOG 111:22, 2004.
            Victoria A, Mora G, Arias F:Perinatal outcome, placental pathology and severity of discordance in monochorionic twins. Obstet Gynecol 97:310, 2001.

            Bendungan Air Susu Ibu (ASI)

            KONSEP BENDUNGAN AIR SUSU IBU (ASI)
            A. Pengertian
            • Pembendungan ASI menurut Pritchar (1999) adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu (Buku Obstetri Williams). Pada versi lain bendungan air susu diartikan sebagai pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan.
            • Pada kepenuhan fisiologis: payudara yang penuh terasa panas, berat dan keras. Tidak terlihat mengkilap. ASI biasanya mengalir dengan lancer dengan kadang-kadang menetes keluar secara spontan.
            • Pada bendungan ASI: payudara yang tebendung membesar, membengkak dan sangat nyeri. Payudara terlihat mengkilap dan putting susu teregang menjadi rata. ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit menghisap ASI sampai bengkak berkurang.
             
            Bendungan Air Susu Ibu (ASI)

            Gejala Bendungan ASI :
            • Payudara terlihat bengkak
            • Payudara terasa keras
            • Payudara terasa panas
            • Terdapat nyeri tekan
            1. Bendungan air susu pada ibu menyusui adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan. (Sarwono, 2002)

            2. Bendungan air susu ibu adalah suatu kondisi yang terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh darah di payudara sebagai tanda asi mulai diproduksi (Danuatmaja, 2003).

            3. Bendungan air susu ibu adalah di sebabkan karena pengeluaran air susu ibu tidak lancar karena ibu tidak cukup menyusui/terlalu cepat disapih. Dapat pula disebabkan karena adanya gangguan let-down reflex (Wiknjosastro, 2002).

            Bendungan Air Susu Ibu (ASI)

             
            B. Etiologi

            Memberi ASI pada bayi merupakan proses alami sebagai kewajiban seorang ibu yang mengasuh anaknya. Karena ASI merupakan makanan utama untuk bayi umur 0-6 bulan pertama kehidupannya. Proses alami untuk memberikan ASI sudah dimulai saat terjadi kehamilan, karena bersama dengan hamil, payudara telah disiapkan sehingga setelah bayi lahir ibu bisa segera memberikan ASI pada bayinya. Sejak hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan cepat. Namun keadaan ini bisa menjadi bendungan, pada bendungan payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena dan limfotik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dan alveoli meningkat. Payudara yang terbendung membesar, membengkak, dan sangat nyeri. Payudara dapat terlihat mengkilat dan edema dengan daerah eritema difus. Puting susu teregang menjadi rata, ASI tidak mengalir dengan mudah, dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI. Wanita kadang- kadang menjadi demam(Sarwono, 2002).

            Selama 24 hingga 48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi lakteal, payudara sering mengalami distensi menjadi keras dan berbenjol-benjol. Keadaan ini yang disebut dengan bendungan air susu atau “caked breast” , sering menyebabkan rasa nyeri yang cukup hebat dan bisa disertai dengan kenaikan suhu.

            Kelainan tersebut menggambarkan aliran darah vena normal yang berlebihan dan penggembungan limfatik dalam payudara, yang merupakan prekusor regular untuk terjadinya laktasi. Keadaan ini bukan merupakan overdestensi sistem lacteal oleh air susu.

            Demam nifas akibat distensi payudara sering terjadi. Demam tersebut mengkawatirkan terutama bila kemungkinan infeksi tidak dapat disingkirkan pada wanita yanga baru saja menjalani seksio sesarea. Roser (1966) mengamati bahwa 18% wanita yang normal akan mengalami demam postpartum akibat pembendungan air susu. Lamnya panas yang terjadi berkisar dari 37,8 hingga 39 Celsius. Pada kedua penelitian tersebut, insiden dan intensitas pembendungan air susu serta panas yang menyertainya lebih rendah bila diberikan pengobatan untuk menekan laktasi. Ditegaskan bahwa penyebab panas yang lain, khususnya panas yang disebabkan oleh infeksi, harus disingkirkan dahulu(Suherni, 2009).

            Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bendungan ASI, yaitu:

            1.Pengosongan mamae yang tidak sempurna

            Dalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi ASI-nya berlebihan. apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, & payudara tidak dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI.

            2.Faktor hisapan bayi yang tidak aktif

            Pada masa laktasi, bila Ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif mengisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI.

            3. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar

            Teknik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI.

            4. Puting susu terbenam

            Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak mau menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI.

            5. Puting susu terlalu panjang

            Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI.

            C. Patofisiologi

            Apabila terjadi penghisapan payudara oleh bayi, pelepasan prolaktin tidak terjadi dan pada hari ketiga dan keempat setelah melahirkan, bendungan pembuluh darah akan membesar pembuluh laktiferus dan air susu ibu harusbdiperas dengan hati-hati. Jika payudara tidak dikosongkan, maka alveoli akan mengalami kongestiti (bendungan dan terjadi pembengkakan karena air susu (Suherni, 2009)

            D. Gambaran klinis bendungan ASI

            Gejala yang sering timbul pada bendungan air susu ibu antara lain:

            1. Nyeri payudara dan tegang, kadang payudara mengeras dan membesar (pada kedua payudara) besarnya terjadi antara hari 3-5 pasca persalinan
            2. Biasanya bilateral muncul bertahap menyebabkan demam dan tidak berhubungan dengan gejala sistemik. Payudara biasanya hangat saat disentuh
            3. Payudara terasa lebih penuh atau tegang dan terjadi sekitar hari ke- 3 atau ke- 4 setelah melahirkan. (Depkes RI, 2005)
            Penatalaksanaan Bendungan ASI :
            • Bila ibu menyusui
            • Susukan sesering mungkin
            • Susukan kedua payudara
            • Kompres kedua payudara sebelum disusukan
            • Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui
            • Sangga payudara
            • Kompres dingin pada payudara diantara waktu menyusui
            • Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam
            • Bila tidak menyusui
            • Menyangga payudara dengan BH yang menyokong
            • Kompres dingin payudara untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit
            • Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam
            • Jangan dipijat atau memakai kompres hangat pada payudara(Sarwono, 2002).
            DAFTAR PUSTAKA

            Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta
            Suherni. 2009. Perawatan Masa Nifas. Fitramaya. Yogyakarta
            Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

            Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir Diluar Uterus

            BAB I
            PENDAHULUAN
            A.  Latar Belakang
            Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah satu siklus kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Proses perubahan yang komplek ini dikenal sebagai periode transisi. Bidan harus selalu berupaya untuk mengetahui periode transisi ini berlangsung sangat cepat. Adaftasi fisiologis BBL adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus. Artinya nantinya bayi harus dapat melaksanakan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan kehidupannya. Dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana upaya untuk menjaga agar bayi tetap terjaga kesehatannya. Yang utama adalah menjaga bayi agar tetap hangat, mampu melakukan pernafasan dengan spontan dan bayi menyusu sendiri pada ibunya.

            B. Tujuan Penulisan
            Tujuan Umum
            Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan pada bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus.

            Tujuan Khusus

            • Mampu memahami tentang bayi baru lahir serta gangguan yang mungkin terjadi pada bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus.
            • Mampu mengetahui fisiologi pada bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus
            • Mampu mengidentifikasi penilaian awal dan langkah esensial bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus
            • Mampu melaksanakan pengkajian terkait dengan bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus

            BAB II
            PEMBAHASAN

            A.  Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Di Luar Uterus
            Transisi dari kehidupan di dalam kandungan ke kehidupan luar kandungan merupakan perubahan drastis, dan menuntut perubahan fisiologis yang bermakna dan efektif oleh bayi, guna memastikan kemampuan bertahan hidup. Adaptasi bayi terhadap kehidupan diluar kandungan meliputi :

            Awal pernafasan

            Pada saat lahir bayi berpindah tempat dari suasana hangat dilingkungan rahim ke dunia luar tempat dilakukannya peran eksistensi mandiri. Bayi harus dapat melakukan transisi hebat ini dengan tangkas. Untuk mencapai hal ini serangkaian fungsi adaptif dikembangkan untuk mengakomodasi perubahan drastis dari lingkungan di dalam kandungan ke lingkungan diluar kandungan (Myles, 2009).

            Adaptasi paru

            Hingga saat lahir tiba, janin bergantung pada pertukaran gas daerah maternal melalui paru maternal dan placenta. Setelah pelepasan placenta yang tiba-tiba setelah pelahiran, adaptasi yang sangat cepat terjadi untuk memastikan kelangsungan hidup. Sebelum lahir janin melakukan pernapasan dan menyebabkan paru matang, menghasilkan surfaktan, dan mempunyai alveolus yang memadai untuk pertukaran gas. Sebelum lahir paru janin penuh dengan cairan yang diekskresikan oleh paru itu sendiri. Selama kelahiran, cairan ini meninggalkan paru baik karena dipompa menuju jalan napas dan keluar dari mulut dan hidung, atau karena bergerak melintasi dinding alveolar menuju pembuluh limve paru dan menuju duktus toraksis (Myles, 2009).

            Adaptasi kardiovaskular

            Sebelum lahir, janin hanya bergantung pada placenta untuk semua pertukaran gas dan ekskresi sisa metabolik. Dengan pelepasan placenta pada saat lahir, sistem sirkulasi bayi harus melakukan penyesuaian mayor guna mengalihkan darah yang tidak mengandung oksigen menuju paru untuk direoksigenasi. Hal ini melibatkan beberapa mekanisme, yang dipengaruhi oleh penjepitan tali pusat dan juga oleh penurunan resistensi bantalan vaskular paru.

            Selama kehidupan janin hanya sekitar 10% curah jantung dialirkan menuju paru melalui arteri pulmonalis. Dengan ekspansi paru dan penurunan resistensi vaskular paru, hampir semua curah jantung dikirim menuju paru. Darah yang berisi oksigen menuju kejantung dari paru meningkatkan tekanan di dalam atrium kiri. Pada saat yang hampir bersamaan, tekanan di atrium kanan berkurang karena darah berhenti mengalir melewati tali pusat. Akibatnya, terjadi penutupan fungsional foramen ovale. Selama beberapa hari pertama kehidupan, penutupan ini bersifat reversibel , pembukaan dapat kembali terjadi bila resistensi vaskular paru tinggi, misalnya saat menangis, yang menyebabkan serangan sianotik sementara pada bayi. Septum biasanya menyatu pada tahun pertama kehidupan dengan membentuk septum intra atrial, meskipun pada sebagian individu penutupan anatomi yang sempurna tidak pernah terjadi.

            Adaptasi suhu

            Bayi memasuki suasana yang jauh lebih dingin pada saat pelahiran, dengan suhu kamar bersalin 21°C yang sangat berbeda dengan suhu dalam kandungan, yaitu 37,7°C. Ini menyebabkan pendinginan cepat pada bayi saat cairan amnion menguap dari kulit. Setiap mili liter penguapan tersebut memindahkan 560 kalori panas. Perbandingan antara area permukaan dan masa tubuh bayi yang luas menyebabkan kehilangan panas, khususnya dari kepala, yang menyusun 25% masa tubuh. Lapisan lemak subkutan tipis dan memberikan insulasi tubuh yang buruk, yang berakibat cepatnya perpindahan panas inti ke kullit, kemudian lingkungan, dan juga mempengaruhi pendinginan darah. Selain kehilangan panas melalui penguapan, kehilangan panas melalui konduksi saat bayi terpajan dengan permukaan dingin, dan melalui konveksi yang disebabkan oleh aliran udara dingin pada permukaan tubuh.

            Saat lahir, bayi baru lahir harus beraadaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadimandiri. Banayak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalamlingkungan interna ke lingkungan eksterna . saat ini bayi tersebut harus dapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankankadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.Periode adaptasi terdahadap kehidupan diluar rahim disebut ³ periode transisi ³ . periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh.Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi,sistem termoregulasi dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.

            A. Perubahan Sistem Pernafasan Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :

            1. Hipoksia pada akhir pernafasan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan diotak.
            2. Tekanan terhadapa rongga dada yang terjadi karena kompresi paru ± paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru ± paru secara mekanis( varney 551 ± 552 )Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk : mengeluarkan cairan paru ± paru dan mengembangkan jaringan alveolus dalam paru ± paru untuk  pertama kali.

            B. Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 danmengantarkannya kejaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukungkehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar.

            • Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
            • Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru ± paru dan aorta.

            Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh tubuh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubahh tekanandengan cara mengurangi dan meningkatkan resistensinya hingga mengubah alirandarah.Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :

            1. Pada saat tali pusat dipotong. Tekanan atrium kanan menurun karena berkuarangnya aliran darah keatrium kanan. Hal ini menyebabkan penurunanvolume dan tekanan atrium kanan. Kedua hal ini membantu darah dengankandungan O2 sedikit mengalir ke paru ± paru untuk oksigenasi ulang.
            2. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru ± paru danmeningkatkan tekanan atrium kanan. O2 pada pernafasan pertama menimbulkanrelaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru ± paru. Peningkatansirkulasi keparu ± paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan dan penurunan tekanan atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup. Dengan pernafasan, kadar oksigen dalam darah akan meningkat, mengakibatkan duktusarteriosus berkontriksi dan menutup. Vena umbilikus, duktus venosus dan arterihipogastrika dari tali pusat menutup dalam beberapa menit setelah lahir dansetelah tali pusatdiklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2 ± 3 bulan.

            C. Sistem Pengaturan Tubuh
            1. Pengaturan Suhu : Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kilitsehingga mendinginkan darah bayi. Pembentukan suhu tanpa menggigilmerupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan panaskembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan akan habis dalam waktusingkat dengan adanya stress dingin.
            2. Mekanisme Kehilangan : Panas Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara ± cara berikut ini :

            • Ovaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi sendirikarena setelah lahir tidak segera dikeringkan dan diselimuti. 
            • Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaanyang dingin.
            • Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin ( misalnya melalui kipas angin, hembusan udara, atau pendingin ruangan ).
            • Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan didekat benda ± benda yangmempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi ( walaupun tidak  bersentuhan secara langsung ).(JNPK-KR,2007)

            3.  Metabolisme Glukosa
            Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat ( 1- 2 jam). Bayi barulahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akanmembuat glukosa dari glikogen dalam hal ini terjadi bila bayi mempunyai persediaan glikogen cukup yang disimpan dalam hati. Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara:

            • Melalui penggunaan ASI
            • Melalui penggunaan cadangan glukosa
            • Melalui penggunaan glukosa dan sumberlain terutama lemak.

            4.  Perubahan Sistem Gastro Intestinal Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk pada saat lahir.Sedangkan pada saat lahir bayi sudah mulai menghisap dan menelan. Kemampuanmenelan dan mencerna makanan (selain susu ) terbatas pada bayi. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang berakibat gumoh. Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc dan bertambah secaralambat sesuai pertumbuhan janin.

            5.  Perubahan Sistem Perubahan Tubuh
            Sistem imunisasi bayi baru lahir belum matang sehingga rentan terhadap infeksi.Kekebalan alami yang dimiliki bayi diantaranya :

            • Perlindungan oleh kulit membran mukosa
            • Fungsi jaringan saluran nafas
            • Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus4.
            • Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung,kekebalan alami jugadisediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu membunuhorganisme asing.

            Bayi baru lahir harus beradaptasi dari yang beergantung terhadap ibunya kemudianmenyesuaikan dengan kehidupan luar, bayi harus mendapatkan oksigen dari bernafas sendiri,mendapatkan nutrisi peroral untuk mendapatkan kadar gula,mengatur suhu tubuh, melawansetiap penyakit atau infeksi, dimana fungsi ini sebelumnya dilakukan oleh plasenta.

            1. Perubahan Sistem Pernafasan : Perkembangan paru ± paru : paru ± paru berasal dari titik yang muncul dari pharynxkemudian bentuk bronkus sampai umur 8 tahun, sampai jumlah bronchiolus untuk alveolus berkembang. Awal adanya nafas karena adanya hipoksia pada akhir  persalinan.dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak, tekanan rongga dada menimbulkan kompresi paru ± paru selama persalinan menyebabkan udara masuk paru ± paru secara mekanis.
            2. Dari Cairan Menuju Udara : Bayi cukup bulan,mempunyai cairan didalam paru ± paru dimana selama lahir 1/3cairan ini diperas`dari paru ± paru, jika proses persalinan melalui section cesaria (SC)maka kehilangan keuntungan kompresi dada ini tidak terjadi maka mengakibatkan paru ± paru basah.Beberapa tarikan nafas pertama menyebabkan udara memenuhi ruangan trakhea untuk  brinkus bayi baru lahir, paru ± paru akan berkembang terisi udara sesuai dengan perjalanan waktu.
            3. Perubahan Sistem Peredaran Darah : Setelah bayi lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru ± paru untuk mengambiloksigen dan mengadakan sirkulasi tubuh guna mengatur oksigen kejaringan sehinggaharus terjadi dua hal yaitu penutupan voramen ovale dan penutupan duktus arteriosusantara arteri paru ± paru serta aorta. Dua Peristiwa Yang Mengubah Tekanan Dalam Sistem Pembuluh Darah Pada saat tali pusat dipotong,registrasi pembuluh sistemik meningkat dan tekananrahim menurun, tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah keatrium kanan menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiriakan membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru ± paruuntuk proses oksigenasi ulang.Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru ± paru danmeningkatkan tekanan atrium kanan,oksigen pada pernafasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah dan paru ± paru akan asfiksia sekitar 3% kelahiran (1998) atau setiap tahunnya sekitar 144/900 bayi dilahirkan dengan keadaan asfiksia sedang dan berat.Batasan asfiksia adalah suatu keadaan hipoksia yang progresif, akumulasi CO2 danasidosis.
            4. Klasifikasi : Tanpa asfiksia ( nilai APGAR 8 ± 10) ,asfiksia ringan ± sedang (nilaiAPGAR 4 - 7), asfiksia berat ( nilai APGAR 0 - 3). Tujuan mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir. Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan pernafasan pada bayi baru lahir, disebut sebagai asfiksia primer bila bayi tidak bernafas sejak dilahirkan,disebut sebagai asfiksia sekunder bila terjadi kesulitan bernafas setelahsebelumnya dapat bernafas pada saat dilahirkan.Gejala dan Tanda :


            • Tidak bernafas atau sulit bernafas (kurang dari 30 x/ menit), pernafasan tidak teratur,terdapat dengkuran atau retraksi dinding dada, tangisan lemah atau merintih, warna kulit pucat atau biru, tonus otot lemas atau ekstremitasterkulai, tidak ada denyut jantung atau perlahan ( kurang dari 100 x / menit ).
            • ResusitasiVentilasi Indikasi pemberian ventilasi tekanan positif antara lain spnea atau gasping, denyut jantung kurang dari 1000 x / menit. Pemberian ventilasi berkisar 40 ± 60 x pernafasan/ menit (30 x pernafasan bila disertai dengan pemijatan dada).Pemijatan DadaPemijatan dada diberikan pada daerah 1/3 dibawah sternum.
            • Tekhnik yang digunakan adalah dengan :


            1. Dua ibu jari pada sternum harus bertumpu atau berdampingan tergantung besar  bayi dan jari lain merlingkar dada dan menahan punggung. 
            2. Dua jari diletakan disternum pada sudut kanan dada dan tangan yang lainmenahan punggung.MedikasiObat ± obatan yang diberikan pada resusitasi bayi baru lahir :
            3. Afineprin Dosis yang direkomendasikan 0,1 ± 0,3 ml / kg. BB dalam larutan 1 : 10.000 (0,01 mg / kg.BB ) melalui intravena atau endotrakeal diulang setiap 3 ± 5 menit bila perlu.
            4. Bikarbonat Dosis yang digunakan 1 ± 2 meq / kg.BB (0,5 meq /ml larutan). Diberikan secaralambat I.V minimal lebih dari 2 menit bila ventilasi dapat berfungsi baik.

            B.  Penatalaksanaan Langkah Awal Resusitasi
            Cegah kehilangan panas (keringkan dan selimuti tubuh bayi), posisikan dengan benar dan bersihkan jalan nafas, kemudian lakukan upaya inisiasi atau perbaikan pernafasan,lakukan rangsangan taktil.
            Bentuk rangsangan taktil yang tidak dianjurkan ,bentuk rangsangan seperti :

            • Menepuk  bokong,
            • Meremas atau memompa rongga dada,
            • Menekankan kedua paha ke perut bayi,mendilatasi sfinkter ania,
            • Kompres atau merendam di air panas dan dingin, menguncang ± nguncang tubuh bayi, meniup oksigen atau udara dingin ketubuh bayi.risiko :

            Trauma, Fraktur, Pneumotoraks, Gawat Nafas, kematian, Ruptur Hati atau Limfa,Perdarahan Dalam, sfinkter Ani, robek, Hipotermia, Hipertermia, Luka Bakar, Kerusakan Otak, Hipotermia.Pembersihan Jalan NafasBila air ketuban jernih, hisap lendir dimulut, kemudian lendir dihidung. Bila ada pewarnaanmekonium lakukan penghisapan lendir dari mulut dan hidung saat kepala lahir dan bilasetelah lahir bayi menangis dengan kuat, lakukan asuhan BBL seperti biasa, lakukan pembersihan jalan nafas ulangan.Penilaian Segera : usahakan bernafas atau menangis, warna kulit BBL,denyut jantung bayi,temuan dan tindakan : bila bayi menangis, bernafas teratur dan kulit kemerahan makalakukan asuhan BBL normal , bila tidak menangis ,kulit pucat atau kebiruan dan denyut jantung kurang dari 100 x / menit, lakukan tindakan resusitasi.

            Memposisikan bayi :

            • Baringkan terlentang atau sedikit miring dengan posisi kepala sedikitekstensi, pastikan tali pusat telah dipotong agar pengaturan posisi menjadi leluasa.
            • Hisaplendir dimulut dan hidung yang mungkin dapat menyumbat jalan nafas, jangan menghisapterlalu dalam karena dapat terjadi reaksi vaso ± vagal.Rangsangan taktil dan upaya beernafas: gosok dengan lembut punggung,tubuh, kaki atautangan bayi atau tepuk /sentil telapak kaki bayi. Pengeringan tubuh, mengisap lendir danrangsangan taktil sebaiknya tidak melebihi dari 30 ± 60 detik. Jika setelah waktu tersebut bayi masih sulit bernafas, lakukan bantuan pernafasan dengan ventilasi positif.Langkah resusitasiPastikan balon dan sungkup berfungsi baik, telah mencuci tangan dan memekai sarungtangan, selimuti bayi dengan kain kering dan hangat ( kecuali muka dan dada ) letakandilingkungan yang hangat, posisikan tubuh dan kepala bayi dengan benar, pasang sungkupmelingkupi dagu,mulut dan hidung, tekan balon dengan dua jari atau seluruh jari (tergantungukuran yang tersedia), periksa pertautan sungkup dengan bayi , dan gerakan dada dengan 2kali ventilasi, bila semuanya baik lakukan ventilasi dengan oksigen atau udara ruangan.Kecepatan ventilasi sekitar 40 x / 30 detik dan perhatikan gerakan dinding dada. Bila dadatidak bergerak naik turun, periksa kembali pertautan sungkup bayi atau fungsi balon. Setelah ventilasi 30 detik, lakukan penilaian pernafasan, warna kulit dan denyut jantung. Bila bayi bernafas normal, lakukan asuhan BBL seperti biasa, bila belum normal ulangi ventilasi positif selama 30 detik kedua dan nilai kembali. Bila masih mengap ± mengap dan terdapatretraksi dinding dada, ulangi kembali ventilasi positif dengan oksigen murni,bila setelah 20menit bayi masih kesulitan bernafas, pasang pipa nasogastrik untuk mengurangi ataumengosongkan udara dalam lambung. Kemudian rujuk ke fasilitas rujukan. Bila setelah 20menit ventilasi positif ternyata bayi tetap tidak bernafas maka resusitasi dihentikan. Bayidinyatakan meninggal dan beritahu pada keluarga upaya penyelamatan gaga dan beridukungan emosional kepada mereka.Pemasangan pipa lambung: untuk mengeluarkan udara yang masuk kedalam lambung saatdilakukan bantuan bernafas dengan ventilasi positif, timbunan udara dilambung dapatmenekan diafhragma dan menghalangi upaya bernafas atau mengembangkan paru,dapatmenyebabkan muntah dan terjadi aspirasi isi lambung kedalam paru ± paru.Asuhan pascaresusitasi :
            • jaga temperatur tubuh bayi baik dengan selimut ataupun didekapoleh ibunya, minta ibu untuk segera menyusukan bayinya, cegah infrksi ikutan atau paparan bahan tidak sehat. Pantau kondisi kesehatan bayi secara berkala, termasuk kemampuanmenghisap ASI, rujuk bila teerdapat tanda ± tanda gawatdarurat ( demam tinggi, ikterus,lemah , tidak terdapat penghisapan ASI, kejang ± kejang ).

            C. Pendokumentasian Hasil Asuhan
            1. Definisi
            Catatan tentang terinteraksi antara pasien, keluarga pasien dan tim kesehatan yangmencatat tentang hasil pemeriksaan prosedur,pengobatan pada pasien dan pendidikankesehatan pada pasien dan pendidikan kesehatan pada pasien, respon pasien kepadasemua kegiatan yang dilakukan .
            2. Tujuan
            Tujuan dari pendokumentasian asuhan kebidanan adalah untuk kepentingan hukumapabila terdapat gugatan disuatu saat nanti dari klien dan juga untuk memudahkan kitauntuk memberikan asuhan selanjutnya kepada klien.
            3. Langkah
            Langkah metode pendokumentasian yang dilakukan dalam asuhan kebidanan adalah SOAP,yang meerupakan salah satu pendokumentasian yang ada.
            SOAP merupakan singkatan dari :

            S  : Subjektif, yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klienmelalui anamnesa.
            O :  Objektif, yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik,laboratorium, dan tes diagnosa lain yang dirumuskan dalam data fokus yangmendukung assessment
            A : Assesment, yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasidata subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah potensi.
            P : Planning, yaitu menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assesment. Kala IV

            Subjektif : Ibu mengatakan sedikit lemas, lelah dan tidak nyaman, ibu mengatakandarah yang keluar banyak seperti hari pertama haid.
            Objektif  : Plasenta sudah lahir, keadaan umum ibu baik, tanda ± tanda vital dalam batas normal.
            Assesment : P1A0 Partus kala IV
            Planning : Observasi keadaan umum,kesadaran, suhu, tekanan darah, nadi, keadaankandung kemih, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, volume darah yang keluar, periksa adanya luka pada jalan lahir atau tidak, bersihkan dan rapihkan ibu, buatlahibu senyum kembali.

            BAB III
            PENUTUP

            A.  Kesimpulan
            Adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu (BBL) dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya. Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.


            B. Saran

            1. Setelah memahami tentang bayi baru lahir tentunya bisa dilakukan penerapan yang baik untuk dapat melakukan pemeriksaan yang spesifik pada bayi baru lahir sehingga dapat menetapkan diagnosis yang benar agar dapat dilakukan perawatan yang lebih intensif jika ditemukan adanya masalah.
            2. Semua tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk dapat memberikan perawatan yang benar terkait dengan bayi baru lahir.
            Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir Diluar Uterus


            DAFTAR PUSTAKA

            Keperawatan Maternitas Edisi 4.
            Jakarta: EGChttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3575/1/obstetri-tmhanafiah.pdf http://www.hypno-birthing.web.id/?p=225
            http://www.scribd.com/doc/21638963/Asuhan-Kebidanan-Bayi-Baru-Lahir-Normalhttp://ainicahayamata.wordpress.com/2011/03/30/fisiologi-maternal-pada-periode-pascapartum/http://www.asuhan-keperawatan-kebidanan.co.cc/2010/11/adaptasi-fisik-dan-psikis-post-partum.htmlhttp://www.rajawana.com/artikel/pendidikan-umum/453-home-care.html

            Latihan Soal Patologi

            1.  Sebagai bagian dari suatu enzim, mempertahankan fungsi berbagai jaringan, mempengaruhi pertumbuhan dan pembentuk sel baru, membantu pembuatan zat tertentu dalam tubuh.
            Hal tersebut diatas merupakan....
            a.       fungsi protein
            b.      fungsi lemak
            c.       fungsi karbohidrat
            d.      fungsi vitamin
            e.       fungsi mineral
            JAWABAN:D

            2.  Vitamin K, di produksi oleh bakteri yang berada pada…
            a.      Usus
            b.      Lambung
            c.       Hati
            d.      Tulang
            e.       Kulit
            JAWABAN: A

            3. Berikut adalah beberapa jenis vitamin.
            1. Vitamin A
            2. Vitamin B1
            3. Vitamin B12
            4. Vitamin D
            Di antara vitamin-vitamin tersebut yang dapat larut dalam lemak adalah ….
            a. 1 dan 2
            b. 1 dan 3
             c. 2 dan 3
            d. 1 dan 4
                       e. 2 dan 4
            JAWABAN:D

              4. Fungsi lemak dalam tubuh antara lain: kecuali………….
                   a.      sebagai pembangun/pembentuk
            b.      pelindung panas tubuh
            c.       penghasil asam lemak esensial
            d.      pelarut Vit A,D,E dan K
            e.       sebagai penangkal radikal bebas
            JAWABAN: E

            5. Vitamin yang tak larut dalam air adalah....

             a.Vitamin A
             b.Vitamin K
             c.Vitamin B
             d. A dan B benar
             e. A, B dan C benar
            JAWABAN: D

            6. Vitamin K berfungsi sebagai faktor….

            a. Pembentukan darah
                         b. Pengenceran darah
            c. Pembekuan darah
            d. Pelarutan darah
            e. Pengendapan darah
            JAWABAN: C

            7. Kekurangan vitamin B3 (niacin) menyebabkan penyakit......

            a.Anemia
            b.Pellagra
            c.Beri-beri 
            d.Hemeralopia
            e.Osteomalacia
            JAWABAN:A

            8. Penyakit-penyakit dibawah ini akibat kelebihan kalsium dalam serum terkecuali:
              a.Tumor tulang
              b.Dehidrasi
              c.Hyperproteinemia
              d.Hypoadrenocorticism
                    e. Hypoalbuminemia
                    JAWABAN:E

             9. Dibawah ini yang bukan termaksud fungsi vitamin A yaitu...
            a.Penglihatan Gelap
            b.Pertumbuhan Jaringan Epitel
                    c.Pertumbuhan Tulang
              d.Anti Infeksi
              e.antioksidan
            JAWABAN:E

            10. Mengakibatkan turunnya daya tahan tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah,sariawan  mengakibatkan kurangnya vitamin....
            a.vitamin B1(thiamin)
            b.vitamin B2(Riboflavin)
            c.vitamin B3(Niasin)
            d.vitamin B5(asam pantotenat)
            e.vitamin B6(pridoksin)
            JAWABAN:B

            11. Biotin membantu metabolisme Energi, pertumbuhan rambut dan kuku, menurunkan berat badan dan menjaga kadar gula dalam darah.merupakan peran vitamin...
            a.Vitamin A
            b.vitamin B
            c.vitamin C
            d.vitamin D
            e.vitamin E
            JAWABAN:B

            12. Dibawah ini yang bukan termaksud sumber vitamin A yaitu...
            a. Minyak Ikan
            b. Minyak Kelapa Sawit
            c.Susu
            d.Ubi Jalar Berwarna
            e.Wortel (Carrot)
            JAWABAN:C

            13. Mineral yang dibutuhkan supaya pertumbuhan gigi dan tulang tetap baik adalah . . . .
                 a. yodium dan besi
            b. belerang dan tembaga
            c. besi dan kalsium
            d. fosfor dan kalsium
            e. yodium dan tembaga
                 JAWABAN: C

            14. Gangguan penulangan dapat terjadi karena.........
            a.       vitamin D, kalsium dan fosfor
            b.       karboidrat dan zat kapur
            c.        lemak, fosfor dan protein
            d.       pritein, fosfor dan vitamin D
            e.        kalsium, fosfor dan vitamin D
            JAWABAN:E

            15. Beri-beri terutama memberikan gejala neuritis (radang saraf) ini disebabkan oleh ...
            a.       kekurangan vitamin A
            b.       kekurangan vitamin B1
            c.        kekurangan vitamin C
            d.       kekurangan vitamin D
            e.        kekurangan vitamin K

            Latihan Soal Patologi